Senin, 09 Juli 2012

I Can Love You


Flashback
“ song eun.. dimana Jin Woo? Aku tidak melihatnya dari tadi” tanya hyung dengan wajah datar. Aku menggeleng, mendengar aku menjawab seperti ini sepertinya hyung marah. Hyung menutup pintu meninggalkan aku sendirian di ruang make-up. Tiba-tiba seorang pelayan masuk memberikan amplop coklat yang dikirim atas namaku. Aku membuka isi amplop itu dan mengeluarkan isinya, beberapa cetakan foto Jin Woo dan seorang yeoja yang aku kenal adalah sahabatnya. Dibalik foto itu dilampirkan secarik kertas.

“ Song Eun sshi , lebih baik kamu batalkan pernikahan itu. Percuma saja jika menunggu Jin Woo datang, dia tidak akan datang. Selama ini Jin Woo tidak pernah mencintaimu, dia hanya mencintaiku. Ingat itu! sekarang aku juga sudah mengandung anaknya, jadi jangan harap kamu akan menikah dengannya.”
Kim Rae In

Mataku membendung air mata yang sebentar lagi akan mengalir deras. Aku lepas mahkota yang terpasang di kepalaku, menatap wajahku di kaca dengan penuh amarah. Amarah ku luapkan dengan menghantamkan kepalan tangan kananku ke kaca. Sekarang tanganku ini sudah ditutupi darah, bahkan gaun pengantin juga sudah ternodai darah. Saat aku ingin mengambil tissue basah untuk membersihkan noda di gaun, tiba-tiba pintu terbuka, pada awalnya aku kira hyung, tapi tebakanku kali ini salah. Dia Lee Hyukjae. “song eun..seben.. tanganmu terluka!.. apa yang terjadi?” tanyanya sambil mengangkatku ke bangku. Aku tidak menjawab pertanyaannya ,aku langsung memeluknya erat dan menangis di balik punggungnya. “waeyo? Uljima.. apa yang terjadi?” tanyanya lagi. Aku melonggarkan pelukanku tadi , mengambil foto yang kuterima dan memintanya untuk membacanya. “ Hyukjae.. bawa aku pergi dari sini.. jebal”. “dimana kotak P3K?” tanyanya , mengabaikan permohonanku. “nan gwaenchanna.. tidak perlu khawatir dengan tanganku” jawabku. “ gantilah gaunmu itu”. Setelah selesai mengganti pakaian, aku melihat Hyukjae sedang duduk di sofa. “kajja..” ucapnya datar.

Flashend

Kejadian itu membuatku takut akan menjalin hubungan. Aku takut kejadian itu terulang lagi. Melupakan seseorang tidaklah gampang. Rasanya ingin amnesia agar bisa melupakan semua kenangan itu dan memulainya dari awal lagi, terlebih tidak ingin bertemu dengan Park Jin Woo si brengsek itu. Aku mampu bertahan karena 3 sahabatku , meskipun mereka laki-laki, tapi mereka banyak membantu , menghibur di saat aku membutuhkan mereka. Sebut saja Lee Hyukjae , Lee Donghae & Lee SungMin. Hari ini 3 sahabatku itu mengajakku pergi ke Lotte World sekedar melepas penat karena lelah bekerja. Setelah selesai berpakaian, aku segera menunggu di ruang tamu, menunggu Sungmin menjemputku. Terdengar suara klakson mobil dari luar. “ ahjumma.. aku pergi dulu ya, jika eomma menelfon bilang saja aku pergi dengan 3 sahabatku”  ucapku yang sudah membuka pintu utama. “ne..arrayo” balas ahjumma. Aku segera membuka pintu mobil Sungmin.

Setelah menjemput Donghae, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Lotte World. Kata Sungmin , Hyukjae tidak ikut karena eommanya sakit. Jalan menuju Lotte World menjadi sangat ramai. Donghae baru saja mendapat telfon dari bosnya untuk segera ke kantor. Akhirnya rencana kami batal. Aku diantar Sungmin pulang. Sesampainya di kamar, aku menghempaskan tubuhku ke ranjang. Belum ada 10 menit di kamar , bibi memanggilku turun karena ada tamu yang mencariku. Penasaran siapa tamu di bawah, aku percepat langkahku menuruni anak tangga , langkah kaki-ku berhenti di lantai dasar, melihat si brengsek itu dengan yeoja di sampingnya yang kupastikan adalah Kim Rae In. Aku menarik nafas panjang. “annyeong.. Lee Song Eun” sapa yeoja di samping si brengsek tadi. “ ada apa?” tanyaku dalam posisi masih berdiri. Yeoja itu menyodorkan undangan pernikahan mereka dengan menunjukan wajah puas melihatku marah seperti ini. “ aku harap kamu bisa datang ke pernikahan kami..”. “arra..!” jawabku keras. “oppa..kajja.. sepertinya dia butuh sendiri” ucapnya sambil menarik si brengsek itu keluar.

Rasanya kepala ingin pecah. Nafsu makan tidak ada sejak 2 hari yang lalu melihat pasangan brengsek itu menginjakkan kaki di rumah ini. Bahkan aku tidak ingin keluar kamar. HP non-aktif. Berulang kali bibi mengetuk pintu, tidak aku pedulikan. Andwae! Aku tidak boleh seperti ini. Aku perlu udara segar. Aku segera mengganti pakaian setelah mandi. Saat membuka pintu kamar, kepalaku mulai pening. Mungkin karena 2 hari tidak makan, sebentar juga sudah baik. 1 anak tangga lagi seharusnya aku sudah sampai di lantai dasar, tapi tubuhku kehilangan tenaga sehingga semuanya terlihat gelap.

Lee Hyuk Jae POV
Karena aku khawatir dengan keadaan song eun sejak 2 hari tidak bisa dihubungi. Aku pergi ke rumahnya. Aku takut terjadi sesuatu dengannya. Song Eun adalah anak mandiri yang terlalu cuek dengan kesehatannya. Sekali sakit, butuh berbulan-bulan menunggu keadaannya fit seperti semula. Eomma dan appanya juga sibuk dengan pekerjaannya di Paris sehingga Song Eun jarang dikontrol. Orang tuaku berteman baik dengan orang tuanya , begitu juga dengan orang tua Sungmin dan Donghae. Karena itulah aku disuruh menjaga song eun dengan baik. Sehingga tidak akan ada kecurigaan yang muncul jika aku perhatian dengan Song Eun. Donghae dan Sungmin tahu aku mencintainya.
POV end

Sesampainya di depan rumah Song Eun. Aku melihat ahjumma sedang menyiram tanaman-tanaman di depan. Segera aku menghampirinya dan bertanya keadaan Song Eun. Ahjumma bilang Song Eun sudah 2 hari tidak makan sejak kedatangan Jin Woo dan pacarnya. Aku meminta ijin dengan ahjumma untuk masuk, ahjumma mengantarkan aku masuk ke dalam. Saat ahjumma membuka pintu utama , ahjumma berteriak “ Song Eun-na?”. Melihatnya terkapar di bawah tangga, segera aku mengendongnya ke mobil, mengantarnya ke rumah sakit. Menggendongnya dari mobil ke ruang UGD, dokter memintaku menunggu di luar. Song Eun, ada apa lagi dengan dirimu? Sudah berulang kali aku bilang, jika ada masalah, carilah aku. Aku pasti akan membantumu. Menopang sisi dirimu yang rapuh karenanya. Jebal, Song Eun.

Ternyata penyakitnya hanya penyakit umum, hari ini Song Eun diperbolehkan pulang dengan dokter. Aku masih mendampinginya sampai di mobilku. Belum menginjak gas untuk melaju, aku melihat wajah song eun masih pucat dan sepertinya sedang memikirkan sesuatu. “ Song Eun.. ada apa?” tanyaku menatapnya. “ Jin Woo dan Rae In ke rumah membawa undangan pernikahan mereka yang dilaksanakan lusa, sejak saat itu aku teringat dengan..”. “aku akan pergi denganmu!” potongku langsung. “aku tidak bisa , hyukjae yya” jawabku sambil memalingkan wajah ke jendela karena tidak ingin hyukjae melihat aku menangis. “lihat aku!” perintahku ke Song Eun yang menatap ke jendela. “kenapa kamu selalu ingin membantuku?” tanya Song Eun yang menangis. “ aku ini sahabatmu, aku tidak ingin melihatmu menangis karena namja itu lagi, arra?” jawabku kesal. Aku menginjak gas menuju rumah Song Eun. Di perjalanan, Song Eun tetap melanjutkan tangisannya itu. Aku tetap tidak menghiraukannya. “ jika kamu merasa tidak nyaman dengan perlakuanku, mulai sekarang aku tidak akan ikut campur masalahmu lagi” ucapku memecah keheningan. “ mianhe..hyukjae..ini salahku masih memikirkan masa lalu itu, jebal.. aku butuh seseorang untuk membangkitkan aku dari lubang ini” jawabnya. Kini kami sudah sampai di depan rumah Song Eun, aku membuka pintu untuknya , memapahnya ke dalam rumah. Terlihat ahjumma yang begitu senang melihat Song Eun sudah pulang. Aku mengantarkan Song Eun ke kamarnya. Setelah itu cepat-cepat berpamit pulang.

Hari ini pesta pernikahan Jin Woo dan Rae In akan berlangsung nanti malam. Kiriman gaun dan sepatu dari Hyukjae sudah kuterima. Dengan segera aku membersihkan diri, memakai gaun dan sepatu itu, menunggu hyukjae datang. “ Song Eun na.. cantik sekali gaunmu itu” kata ahjumma melirik gaunku ini. “ ah..gomawo “ balasku. Suara mobil hyukjae terdengar dari sini. Aku segera keluar dan masuk ke dalam mobil. Aku menyerahkan undangan itu ke hyukjae, hyukjae membukanya lalu segera menginjak gas. Kami sampai di Hotel dimana pesta pernikahan itu berlangsung. Hyukjae membukakan aku pintu dan memintaku untuk menggengam tangannya saat aku tidak kuat melilhat pasangan itu keluar nanti. Kami menunggu kedatangan pengantin itu ke ruangan yang besar ini. Hyukjae memegang tanganku erat. Jantungku serasa lebih cepat dari biasanya. Apa mungkin aku jatuh cinta padanya? Ani , dia sahabatku, tidak boleh. Iringan lagu wedding diperdengarkan ke semua orang memenuhi ruangan ini. Jin Woo dan Rae In berjalan memasuki ruangan diiringi pula dengan tepuk tangan para tamu. Kini , Jin Woo terlihat aneh setelah melihatku dan hyukjae datang begitupula Rae In. Aku tidak menghiraukan pandangan mereka melainkan sedang mencari solusi untuk menghentikan detak jantungku yang belum juga reda. Hyukjae mengajakku untuk bersalaman dengan mereka. Aku ikuti seluruh keinganannya. Setelah selesai aku ditariknya keluar dari ruangan. “ semua baik-baik saja kan?” tanyanya tersenyum. “ne” jawabku.

Hyukjae tetap tidak melepaskan pegangan tangannya sampai di depan mobil. Saat kami sudah masuk di mobil, hyukjae bilang ingin mampir ke pinggir Sungai Han. Aku mengganguk saja karena sekarang aku juga ingin mencari angin malam. Kami keluar dari mobil , berdiri di depan mobil memandang Sungai Han dan menikmati angin yang lewat. Hyukjae menyodorkan sebuah kotak panjang untukku. Dia memintaku untuk membukanya. Sebuah kalung dengan liontin berbentuk hati dengan not musik dipadu dengan berlian warna putih dan biru muda. “ neomu yeppo yoo” ucapku terkagum-kagum. Hyukjae bertanya apa aku tahu arti dari lambang kalung itu. Aku menggeleng. “ lambang hati dan not lagu itu artinya aku akan mencintaimu seperti iringan musik yang selalu menemaniku” tutupnya. Aku terbelalak dengan ucapannya tadi. Dia malah mengeluarkan kalung itu memasangkan kalung itu di leher ku. Hyukjae menggengam 2 tanganku “ Song Eun..apa kamu mau menjadi istriku?” tanyanya yang membuatku spontan melepaskan genggamannya itu. “ kita tidak bisa bersama , hyuk jae” jawabku. “ wae?” tanyanya. “kita bersahabat” jawabku pendek. “ apa aku salah mencintaimu? Tepatnya apa aku tidak boleh mencintaimu?” tanyanya. Kini pelupuk mata hyukjae dikelilingi air mata yang akan jatuh. Aku mengambil posisi tepat di depannya, menatapnya dan menghapus air matanya dengan kedua tanganku. Tiba-tiba hyukjae memelukku. Awalnya aku ingin melepas pelukannya, tapi dia menangis , jadi aku memutuskan membiarkan dirinya menangis di belakang punggungku. “mian.. hyukjae” ucapku saat dia masih memelukku. “jika kamu belum bisa melupakan Jin Woo sepenuhnya, aku bisa menunggu, jebal , song eun” ucapnya.\

Seminggu kemudian...

Setelah kejadian itu , seminggu ini aku tidak mengabari Hyukjae sekalipun. Meski aku sering memikirkannya akhir-akhir ini, kemungkinan aku belum bisa bersama , pikirku sekarang. Hpku berdering, Donghae menelfonku “ yya! Song eun , cepat ke bandara sekarang” teriakknya. “wae?” tanyaku. “ Hyukjae akan berangkat ke Italy 1 jam lagi , jika kau mencintainya , kesana!” tutupnya mengakhiri panggilan. “ andwae.. hyukjae tidak boleh pergi.. siapa yang akan memelukku nanti jika aku membutuhkan seseorang? Donghae dan Sungmin sudah punya yeojachingu, meskipun mereka sahabatku. Tapi satu-satunya sahabat yang selalu menjagaku adalah Hyukjae.” Pikirku. Segera aku mengambil kunci mobil , menancap gas menuju bandara. Kecepatan mobil sudah hampir maksimal. Aku harus sampai di bandara secepatnya.

Sesampainya di bandara incheon, aku mencari sosok hyuk jae dari ujung ke ujung. Bandara yang begitu besar, bagaimana caranya aku menemukan dia? Aku meminta petugas untuk mencari nama hyukjae di monitor. Katanya sepertinya sudah di ruang boarding. Itu artinya aku terlambat datang. Aku mencoba menelfon ke handphonenya, ah, tersambung. Jebal , Hyukjae. Aku mengakui aku mencintaimu. Jangan tinggalkan aku sendiri disini. Aku mulai menangis lagi. Di tengah-tengah keramaian bandara. Berharap hyukjae masih ada disini. Tiba-tiba ada yang menepuk pundakku, ternyata donghae. “ dasar cengeng.” Ejeknya sambil tertawa. “mwo ya? Geumanhe!” aku menghapus air mataku. “ aku tahu kau juga mencintainya” kata donghae. “ jadi selama ini kau sudah tahu kalau hyukjae mencintaiku? Berarti sungmin juga?” tanyaku. “ apa yang kami tidak tahu? Pabbo!” menepuk kepala ku. “ ige mwoya? Aku tidak mencintainya” aku mengelaknya lagi. “ untuk apa kesini kalau tidak dengan alasan itu? aku membohongimu ! yang mau ke Italy adalah Sungmin! Bukan Hyukjae”. Jelasnya. “ dimana hyukjae?” tanyaku. “ di belakangmu” jawab sungmin dengan wajah songong. Aku memutar balik badanku , terlihat hyukjae memandangiku. Aku langsung memeluknya erat, begitu juga dengan hyuk jae. “haishh.. kalian ini mau pacaran jangan disini.. Sungmin sudah mau berangkat, bukannya ucapkan selamat jalan” ucap hae panjang lebar. Akhirnya kami tertawa. Mengantar sungmin ke depan pintu keberangkatan.

THE END  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar