"Baiklah , aku akan membeli makanan dahulu" kata soo hyun
Akhirnya di dalam ruangan itu hanya tersisa yoo kyung dan siwon
"Knapa kau menyuruh soo hyun keluar " kata siwon
"Aku tidak tahu , siwon ssi " kata yoo kyung
"OK. aku ingin menanyakan 1 hal padamu , apa maksud perkataanmu tentang kematian jung soo ? " tanya siwon
Yoo kyung berjalan pojok ruangan dan duduk , siwon mengikuti yoo kyung dan duduk disebelah yoo kyung .
"Waktu itu , Hari ulang tahunku dan aku memaksa jung soo untuk mengajakku jalan-jalan . Padahal hari itu sudah malam tetapi karena itu hari ulang tahunku jung soo mau mengajakku jalan-jalan . Saat di jalan jung soo mengebut karena sudah malam dan jalanan sepi tapi tanpa kita sangka sebuah motor berkecepatan tinggi muncul didepan mobil kami , jung soo kehilangan kemudi dan akhirnya mobil kami menabrak pagar pembatas . Aku koma selama beberapa hari tapi .......... jung soo mening.......gal di tempat keja...dian . Why I could kill jung soo" Kata yoo kyung dan yoo kyung pun menangis
Tangan siwon gemetaran dan tangan siwon akhirnya mengusap pipi yoo kyung yang basah karena air mata dan memeluk yoo kyung dan mulai berkata
"Itu semua bukan kesalahannmu kau tidak usah merasa bersalah , itu sudah takdir " kata siwon
"Knapa aku merasa hangat dipelukan siwon dan aku tidak ingin melepaskan pelukan ini . Knapa ? dan kenapa aku bisa menceritakan rahasia yang harusnya aku ceritakan kenapa tuhan ? " Ucap yoo kyung dalam hati
"Bukan kamu yang salah tapi aku . Aku yang telah membuat kalian menderita" ucap siwon dalam hati
"Sekarang jangann menangis lagi , masalah tentang jung soo akan aku selesaikan. Sekarang kau berdiri dulu " kata siwon sambil membantu yoo kyung bangun
Dan siwon memberikan yoo kyung sebuah sapu tangan , dan yoo kyung menghapus air matannya
"Ayo kita keluar , kasihan soo hyun telah menunggu lama " Kata siwon
"Kenapa siwon yang dulunya dingin bisa sehangat ini kenapa ??? apakah ia sebenarnnya orang yang hangat ? " Tanya yoo kyung dalam hati
Diluar rumah pemakaman...........
Soo hyun berjalan sambil memutar - mutar ia membayangkan apa yang dilakukan siwon dan yoo kyung didalam ia membayangkan hal-hal yang negatif . Tapi khayalan itu bukan ketika siwon memangilnnya
"Hey soo hyun ssi " Kata siwon
"Yha " Kata soo hyun sambil berjalan mendekati siwon dan yoo kyung
"Yoo kyung seperti sedang tidak enak badan , tolong kamu merawat dia " Kata siwon sambil berjalan menuju mobilnya dan melaju cepat
" Orang aneh dalam 5 menit bisa berubah sifat dari hangat menjadi dingin " Kata yoo kyung
"Hah ??? apa yang kau bicarakan aku tidak dengar karena deru mobil siwon sangat kencang " kata soo hyun
"Tidak apa-apa" Kata yoo kyung
'Mari aku antar pulang tadi kata siwon kamu sakit " Kata soo hyun dengar penuh pehatian
Akhirnya yoo kyung sampai dirumah dan istirahat
"Aku akan menunggumu sampai besok pagi" Kata soo hyun
"Tidak usah , aku baik-baik saja" kata yoo kyung
"Tidak aku akan tidur di sofa , lagipula kamu dirumah sendiri eomma dan appa mu sedang diluar negri , aku sebagai orang yang menyayagimu akan menjagamu " kata soo hyun
"Baiklah, aku tidak bisa memaksamu kata yoo kyung
~Didalam Mobil siwon ~
"aku harus cepat menyelesaikan masalah ini, aku tidak mau ada orang lain lagi yang terluka akibat kematian jung soo " kata siwon dengan nada yakin
Esoknya paginya di rumah yoo kyung
"Tin -tin " suara mobil
Ternyata itu suara mobil siwon
"Ada apa pagi-pagi kesini" tanya yoo kyung
"Aku akan mengantarmu ke sekolah"kata siwon
"Tidak usah , aku akan pergi ke sekolah bersama soo hyun ssi" kata yoo kyung
tiba-tiba soo hyun keluar dari rumah yoo kyung sambil membetulkan rambutnya dan berkata " siapaa ? "
"Siwon , mengajakku pergi kesekolah bersama" kata yoo kyyung
"Kalian tinggal 1 rumah ? " tanya siwon
"Ani.... aku semalam merawat yoo kyung " kata soo hyun membenarkan
"Baiklah aku akan ikut mobilmu tapi.... " kata yoo kyung
"Tapi apa ?" tanya siwon
"soo hyun ikut juga " kata yoo kyung
"Ani ..." kata siwon
"Baiklah aku pergi sendiri bersama soo hyun " kata yoo kyung
"Oke..oke cepat naik , tapi soo hyun duduk didepn bersama ku , kau dibelakang " kata siwon
Akhirnya mereka berangkat ke sekolah setelah berdebat lama
~di sekolah~
"sudah sampai , soo hyun kau turun dlu " kata siwon
"Baiklah " kata soo hyun sambil turun
ketika Soo hyun pun menutup pintu , tiba-tiba mobil siwon langsung melaju cepat
"Hey apa yang kau lakukan " tanya yoo kyung
"Aku akan membawa mu ke suatu tempat " kata siwon
Mobil siwon tetap melaju cepat menuju ke suatu tempat
Soo hyun dengan bingung masuk ke kelas
To Be Continued
Kamis, 28 Juni 2012
Senin, 25 Juni 2012
Behind My First Love
Jam kuliah sudah berakhir bahkan bel pun sudah berbunyi.
Seperti biasanya setelah jam kuliah
berakhir aku tidak akan langsung pulang, melainkan ke perpustakaan
mencari novel dan mencari tempat yang berangin dan tenang. Itulah kebiasaanku
di luar jam kuliah. Aku adalah anak dari pemilik sekolah ini. Appaku-lah yang menanamkan sebagian
sahamnya di universitas ini. Aku termasuk anak yang susah bergaul sejak kecil.
Aku menuju ke ruang musik , saat ini di jarak 2 m terdengar suara piano dan
suara seseorang bernyanyi. Rasa penasaran yang mengelilingi otakku menjalankan
kakiku untuk lebih dekat ke pintu kaca itu. Terlihat seorang yeoja sedang bernyanyi dan memainkan
piano dengan jari-jarinya yang panjang. Suaranya yang indah memenuhi ruangan
itu sehingga aku menyembunyikan tubuhku dibalik tembok agar tidak terlihat
olehnya, tiba-tiba i-phoneku berdering, aku segera mengangkatnya “ ya appa, aku segera turun”..
Sesampainya di lantai bawah , aku masuk ke dalam mobil ,
selama perjalanan aku terpikir dengan yeoja
tadi itu. Appa tiba-tiba memanggilku
“ Donghae.. melamun ya? Daritadi appa
bicara , tidak didengarkan?” dengan rasa bersalahku , aku menjawab “ chesunghaeyo appa.. bisa diulang ?” Appa kembali bicara “ besok appa harus meeting ke Cina , sedangkan besok hyung-mu pulang
dari Paris, bisa menjemputnya ?” aku mengangguk cepat. Sehabis appa bertanya, aku kembali ke lamunanku
tadi, mengingat besok libur berarti aku tidak bisa mendengarkan suara yeoja itu bernyanyi lagi. “Argh!! Aku ini kenapa menjadi seperti ini?
Tidak mungkin aku menyukainya secepatnya itu” pikirku sambil menggelengkan
kepala beberapa kali.
“Pengurus Park ,
dimana kunci mobil?” tanyaku yang sudah siap menjemput hyung-ku.
Pengurus Park menunjuk ke arah lemari kecil diujung ruang
tamu. Aku mengambilnya dan cepat menginjak gas menuju Bandara Incheon.
Sesampainya disana, aku membawa papan yang bertuliskan “Lee Sung Min”. Akhirnya hyung-ku itu terlihat juga , setelah 15
menit berdiri sambil memegang papan itu. Hyung
memelukku erat, segera aku membalasnya dengan pelukanku juga. Kami berjalan
menuju ke mobil, memasukkan 2 koper besar itu ke bagasi mobil, dan segera
menuju ke rumah. Aku sangat menyayangi hyung-ku
ini, karena dia selalu mengerti keadaanku. Saat dia memutuskan untuk
melanjutkan kuliahnya di Paris , aku sangat kesepian, tidak ada teman bercanda
di kamar. Tapi mulai hari ini aku akan kembali bersamanya. Sejujurnya
akhir-akhir ini aku sering memikirkan yeoja
itu. Rasanya ingin cepat-cepat ke kampus. Sepanjang perjalanan , aku
menceritakan kejadian kemarin ke Sung
Min. Hyung bilang aku jatuh cinta dengannya, aku masih menyangkalnya, hyung meminta aku mengurusnya sendiri
jika aku tidak percaya dengan perkataannya.
Minggu sudah berakhir. Sekarang hari senin, semoga yeoja itu kembali bernyanyi di ruang musik,
itulah doa pertamaku di pagi yang cerah ini. Setelah selesai berpakaian, aku
segera turun untuk sarapan. Tak disangka sepagi ini hyung sudah ada di dapur, aku pastikan dia ingin membuatkan sarapan
untukku. Aku segera duduk di meja makan, tak lama hyung datang dengan 2 piring sarapan dan 2 gelas susu. “Hyung! Aku rindu menu sarapanmu ini!!”
aku langsung melahapnya. “ makan
pelan-pelan , pabbo!” ejeknya. Aku segera berdiri dan pamit dengan hyung untuk berangkat ke campus. “nanti aku jemput ya?” tanya hyung. “nan gwaenchanha , hyung.. ada supir kan” jawabku. Hyung mengangguk. Aku segera menghilang
dari hadapannya.
Akhirnya bel berbunyi juga. Aku menunggu teman sekelasku
keluar semua , baru aku keluar kelas menuju ruang musik, bertujuan agar tidak
ada yang mengikutiku. Jarak masih 3 m lagi, tapi tidak terdengar suara apapun
dari dalam ruang musik. Aku masuk ke dalam ruangan, mencari sosok yeoja itu. Aku merasa aku mendengar
suara seseorang menangis di belakang piano, aku berjalan pelan ke arah belakang
piano itu. Dan benar seorang yeoja
yang duduk memeluk lutut dengan rambut panjangnya yang aku yakini adalah yeoja
bersuara indah kemarin itu. Aku terdiam melihat yeoja itu menangis, yeoja
itu sepertinya baru menyadari sosok-ku ini sekarang. Dia mengangkat wajahnya
dan memperhatikan aku dari bawah sampai tertuju tepat di mataku. Dengan cepat
aku menyodorkan sapu tangan yang sedari tadi aku pegang “ambilah”. Yeoja itu
mengambilnya dan menghapus air matanya yang mengelilingi seluruh pelupuk
matanya. Entah apa yang aku pikirkan sedaritadi, aku baru menyadari sudah duduk
di sampingnya. Setelah aku telusuri wajahnya yang tidak jauh ini, dia juga
memiliki wajah yang cantik. “hmm..
ka..kamu mengapa menangis” tanyaku sedikit gugup karena takut dianggap ikut
campur. Yeoja itu terdiam beberapa
saat , dan akhirnya dia menceritakan apa yang terjadi dengannya, setelah
selesai, dia kembali menangis. Aku terdiam karena sebenarnya aku ingin
memeluknya , yeoja yang bertubuh
kecil dengan postur agak tinggi itu baru ditinggalkan eommanya untuk selamanya,
dan sesuai yang dia ceritakan appanya
juga sudah tiada. Air mataku hampir jatuh, aku berusaha untuk membendungnya. Aku
tidak peduli dengan semua yang akan dipikirkannya setelah aku memeluknya nnti ,
aku langsung memeluk tubuhnya yang kecil itu. Aku bersyukur dia tidak menolak,
aku mengelus punggungnya sambil mengingat kejadian eommaku juga “semuanya akan baik-baik saja, kamu harus
kuat sepertiku, aku juga sudah tidak ada eomma, uljima”. Saat yeoja itu mendengar ucapanku , dia melepaskan
pelukanku dan menatapku sejenak. Kini aku yang bercerita bahwa eommaku meninggal karena sakit leukimia.
Yeoja itu terdiam meski air matanya
belum berhenti menangis. Air mataku tidak terbendung lagi sehingga aku biarkan
mengalir, aku menunduk. Dia mengangkat wajahku dan menghapus air mataku dengan
jari-jari tangannya itu. “baiklah aku
tidak akan menangis lagi, oppa juga ya jangan menangis lagi, mian, aku
mengingatkan masa lalumu” ucapnya sambil menghapus air matanya. Aku
tersenyum melihatnya mulai bangkit kembali , aku langsung meminta nomor hpnya,
dia mengetiknya sendiri di hpku. Saat dia mau bangkit dari duduknya, aku
bertanya “ namamu?”. “oh.. Kim Hae Yeon.. mian, aku kembali dulu
ya, sampai jumpa , oppa” ucapnya. Aku mengangguk dan dia menghilang begitu
saja.
Aku kembali ke rumah dengan wajah berseri-seri. Aku
menghampiri SungMin Hyung yang duduk
di ruang tamu sedang nonton drama, itulah kebiasaannya saat mengisi waktu
kosongnya. “wae?knapa senyum-senyum
begitu?” tanyanya sambil nge-pause dramanya itu. “ aku sudah tau namanya bahkan kami sudah bertukar cerita, oh iya nomor
hpnya juga sudah dapat” ceritaku panjang lebar. “lalu?” tanyanya lagi. Dengan terpaksa aku ceritakan lagi “ dia kuliah disini karena dia mendapat
beasiswa, eomma dan appanya sudah tiada”. “ omoo.. kasian sekali” balas hyung
menutup mulutnya. Setelah selesai ngobrol dengan hyung, aku ke kamar membersihkan diri , menghempaskan tubuhku ke
ranjang , meraih hp yang ada di meja kecil, dan sms Hae Yeon. Senangnya semua dibalasnya sesuai keinginanku. Ternyata
dia mengambil jurusan arsitektur, sedangkan aku bisnis. Merasa lelah aku segera
memejamkan mataku menuju alam mimpi.
Beberapa Bulan kemudian..
Kami sudah lulus kuliah S2. Baru saja kemarin menerima
ijazah dan foto wisuda. Hari ini kami janjian bertemu di tempat biasa. Aku sudah
menunggu Hae Yeon 3 jam di Cafe
‘Pearl Peach’, tapi tidak muncul-muncul juga. Aku khawatir dengannya, tiba-tiba
hpku berdering, tenyata hyung. “wae?”
tanyaku langsung. “aku melihat Hae Yeon
di toko dekat rumah, sepertinya dia bekerja disana , toko baju ahjumma itu loh”
cerita hyung. Selama berbulan-bulan mengenalnya, dia tidak pernah bilang kalau
dia bekerja. Besoknya, aku memastikan sendiri, dan benar dia bekerja disana.
Kami tidak bertemu setiap hari, setiap minggu hanya 3-4 kali saja. Tanpa
sepengetahuannya, setiap hari melihatnya bekerja di toko ahjumma. Aku mulai
bekerja di kantor appa besok. Aku tidak bisa mengontrolnya seperti biasa.
Karena hyung sudah menjadi bos , kadang dia sering di rumah, aku memintanya untuk
mengontrolnya.
Hari pertama bekerja, aku sudah ditempatkan sebagai manager.
Ruangan yang cukup besar, dengan fasilitas penuh. Semua berjalan dengan lancar.
Aku sudah mulai bisa beradaptasi dengan kantor. Melewati hari-hari dengan
bekerja seperti ini membuatku lebih mandiri dari biasanya. Sekarang sudah tepat
3 bulan aku bekerja. Gajinya juga sudah cukup untuk kebutuhanku. Appa sangat bangga dengan kinerja ku.
Ada yang janggal hari ini tentang Hae
Yeon, 3 hari ini hp Hae Yeon
tidak aktif. Aku menelfon hyung , hyung bilang sudah 4 hari tidak lihat Hae Yeon bekerja. Ada apa sebenarnya?
Aku meminta sekretarisku untuk membatalkan beberapa meeting yang aku harus
kuhadiri hari ini. Aku segera menuju ke toko ahjumma bertanya keberadaan Hae
Yeon. Ahjumma terdiam, beberapa kali aku memohon, akhirnya ahjumma memberi tahuku bahwa Hae Yeon sempat mimisan dan muntah darah
sebelum koma di rumah sakit 3 hari ini. Setelah aku mencatat nomor kamar dan
rumah sakit dimana Hae Yeon dirawat, ahjumma bilang Hae Yeon sempat menitipkan surat untukku.
“ Oppa.. saat ini
pasti kamu sedang mengkhawatirkan aku.. mian oppa.. saat kamu membaca surat ini
mungkin aku sudah tidak ada, atau aku sedang di penghujung hidupku.. aku rindu
setiap pelukan yang oppa selalu lakukan untukku disaat aku sedih.. aku takut
oppa selalu memikirkan aku, jadi aku memutuskan untuk menghadapinya sendiri..
aku senang karena cepat atau lambat aku akan bertemu dengan eomma dan appaku
disana.. aku mengidap leukimia stadium 2.. sebenarnya aku merindukanmu, aku ingin
memelukmu selama aku mampu menopang tubuhku sendiri.. tapi aku tidak mampu
lagi, oppa.. aku takut oppa menderita karena aku seperti ini..aku tahu oppa
mencintaiku, tapi lebih baik oppa belajar lupakan aku dari sekarang.. ada yang
harus oppa tahu, aku juga memiliki rasa yang sama dengan oppa.. tapi aku tidak
bisa menjadi pendamping oppa dengan keadaanku yang seperti ini..”
Saranghaeyo Oppa <3
Kim Hae Yeon
Ratusan jarum menusuk jantungku setelah membaca surat ini.
Air mataku sudah memenuhi seluruh wajahku. Mengapa
saat aku membutuhkan orang yang aku cintai , kau selalu mengambil mereka,
Tuhan? Aku ingin bersamanya, aku tidak menyalahkanMu, ijinkan aku bertemu
dengannya lagi dan setidaknya berikan
1-2 bulan agar aku bisa menghabiskan waktu bersamanya meskipun dengan
keadaannya yang tidak memungkinkan. Tapi aku janji akan menjaganya sampai akhir
hidupnya nanti. Setidaknya aku bisa bertunangan dengannya, karena aku ingin
mengenalkannya dengan semua orang bahwa dia lah orang yang aku cintai selama
hidupku. Hatiku tidak sanggup melihat kenyataan pahit yang mau tak mau harus
aku terima ini. Bahkan saat hatiku menangis, hanya yeoja yang aku cintai yang
bisa memelukku dan menenangkan hatiku. Siapa yang akan menggantikannya nanti ,
Tuhan? Beritahu aku. Cinta yang selama ini tertanam dan tumbuh dengan baik di
hatiku, kini layu bahkan mati dengan begitu saja.
Tubuhnya menjadi lebih kurus , tangan dan kakinya kaku ,
bernafas pun harus memakai alat-alat itu. Hae
Yeon jangan terlalu lama , bangunlah dari mimpi panjangmu itu. Kita harus
bertemu. Aku akan menunggumu disini sampai kau bangun. Aku janji aku akan
membahagiakanmu meskipun akhirnya kita harus dipisahkan. Aku mengenggam
tangannya erat, menangis dihadapannya. Hyung
yang aku kabari tadi tentang Hae Yeon
sekarang sudah berada di dalam ruangan. Aku meminta hyung menjaganya sebentar. Sedangkan aku keluar menelfon appa untuk meminta ijin untuk menjaga Hae Yeon. Appa tahu aku mencintai Hae
Yeon , appa juga tahu keadaannya.
Aku berterima kasih dengan appa yang
sudah mengijinkan aku tidak bekerja selama beberapa bulan karena ini. Aku
menutup telfon, aku menengok karena hyung
berteriak “hae !! Hae Yeon sudah
sadar !! panggil dokter sekarang”. Aku segera memanggil dokter dan kembali
ke kamar Hae Yeon. Setelah dokter
memeriksanya, katanya semua kembali normal, besok sudah boleh pulang, tapi
tidak boleh terlalu lelah. Aku senang mendengar kabar baik itu. Terima Kasih,
Tuhan telah mengabulkan 1 permintaanku. Hae
Yeon menangis saat aku berdiri di depannya. “untuk apa oppa disini? Jangan temui aku lagi, lupakan aku, oppa”
ucapnya sambil menangis. “ andwae, aku
mencintaimu, aku tidak ingin meninggalkanmu” aku memeluknya erat. Hae Yeon membalas pelukanku dan bilang
bahwa dia juga mencintaiku. “uljima, Hae
Yeon” aku mengelus kepalanya. “jangan
lepaskan pelukanmu, aku ingin memelukmu seperti ini terus , dan berjanjilah
akan selalu disampingku” dia masih memelukku. “peluklah aku selama kau inginkan, aku tidak akan meninggalkanmu,
beritahu apa aja yang ingin kau lakukan, aku akan mengabulkannya untukmu”.
Karena keadaan Hae
Yeon seperti ini, aku memutuskan untuk menjaganya di rumahku saja. Hyung dan appa juga setuju dan
mengijinkan aku menemani dan menjaganya. Rambutnya yang panjang kini sudah
dipotong pendek karena takut semakin banyak yg rontok. 3 minggu menjaganya di
rumah, membawanya keliling taman, menyanyikan lagu untuknya. Tapi , anehnya
hari ini dia meminta sesuatu yang tidak pernah terlintas di otakku selama ini.
Dia meminta berlibur di Pulau Jeju. Aku bertanya ke hyung dan appa. Mereka bilang pergilah dengannya, mungkin dia ingin
bersamamu. Aku meminta Pengurus Park mengurus semuanya. Tiba saatnya aku dan Hae Yeon berangkat ke Pulau Jeju.
Akhirnya kami sampai di tempat tujuan Hae Yeon. Hae Yeon yang masih aku tuntun memintaku untuk memegang
tangannya saja, aku lakukan semua yang ia mau. Udara dingin disini benar-benar
menyejukkan. Kami tidak menyewa kamar hotel , tapi aku menyewa sebuah cottage
agak besar di pinggir pantai, karena aku tahu Hae Yeon menyukai pantai. Setelah aku menyusun barang-barang, Hae
Yeon masih duduk di balkon menikmati pemandangan pantai. Aku datang membawa
segelas air dan obat-obatan yang harus ia makan. Dia meminum semua obatnya. Aku
mengajaknya pergi lihat-lihat toko-toko. Dia menyetujuinya, sampai tiba di
sebuah toko ahjussi yang menjual kerajinan yang berpasangan. Hae Yeon ikut
denganku melihat sepasang cincin yang dipajang dibalik lemari kaca. Ahjussi itu
menghampiri kami, cincin ini hanya ada 1 di Pulau Jeju, aku akan menuliskan
nama kalian di bagian dalam cincin itu jika kalian mau. Aku mengingat
permintaan dimana aku ingin bertunangan dengannya. aku memutuskan untuk
membelinya dan meminta menuliskan nama kami masing-masing. Setelah nama selesai
diukir, aku meminta ahjussi dan beberapa pembeli menjadi saksi dimana aku
bertunangan dengan Hae Yeon, aku menyematkan cincin itu di jari manis Hae Yeon “nan jeongmal saranghaeyo Hae yeon”,begitu juga Hae Yeon. Aku
meminta para pembeli dan ahjussi mendoakan Hae
Yeon agar mendapat muzijat dari Tuhan untuk kembali hidup. Beberapa orang
yang menjadi saksi dimana kami bertunangan , bahkan ada yang menangis. Kami kembali
ke cottage. Aku membawa Hae Yeon ke
kamarnya. Aku menemaninya sampai dia tertidur pulas. Aku tidak dapat memejamkan
mataku takut sesuatu terjadi dengannya. Besok adalah ulang tahunku.
Hae Yeon masih
tertidur pulas dikala matahari sudah mulai terbit. Tak lama, matanya terbuka,
aku membantunya bersandar. Aku kembal duduk ke posisi semula. “saengil chukkha hamnida..saengil chukkha
hamnida..saranghaneun lee dong hae.. saengil chukkha hamnida” ucapnyya yang
membuatku tersenyum.. dia mengeluar sebuah kotak dari lemari kecil
disampingnya. “ ini kadomu, oppa”. “
gomawo” balasku. Aku membuka kadonya karena penasaran, isinya sebuah jam
tangan , gelang yang diukir namaku dengannya, dan sapu tangan yang pernah aku
pinjamkan, tapi sapu tangan itu sudah
dijahit namaku. “nan jeongmal
saranghaeyo,oppa” Hae Yeon mengecup bibirku selama beberapa menit sambil
menangis. Dia menghentikan ciumannya itu. “arrayo,
hae yeon.. nan eonjena neol saranghaeyo”. Aku kembali meraih wajahnya dan
membalas ciumannya.
Aku dan Hae Yeon
berjalan menyusuri pinggir pantai. Sampai akhirnya kami, duduk di pinggir
pantai. Memandangi laut di Pulau Jeju dengan cermat. Hae Yeon mengeluarkan kamera polaroidnya dan memintaku foto berdua.
Aku menyimpan salah satu foto berdua kami sebagai tanda kami pernah bersama.
Saat pandanganku tertuju dengan langit yang cerah ini, tiba-tiba Hae Yeon menyenderkan kepalanya di
bahuku. Aku menggenggam tangannya erat takut akan kehilangannya. Hae Yeon menatapku sambil tersenyum. Aku ingin setiap hari menghabiskan waktu
bersamanya seperti ini. Memeluknya , mendengarkan suaranya yang indah itu
sampai akhir hidupku. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi dengan diriku
setelah dia meninggalkan aku nanti. Semua ini kenyataan. Aku menatap langit ,
berharap eomma mendengarkan apa yang aku pikirkan di dalam hati ini. Eomma, dia
adalah wanita yang aku cintai, Kim Hae Yeon. Yeoja yang memiliki bakat , suara
, dan wajah yang cantik. Sesuai dengan tipe wanita yang pernah eomma sarankan
untukku. Tapi , sayangnya sebentar lagi Tuhan akan memanggilnya, sehingga aku
tidak dapat bersama dengannya. Jika eomma bertemu dengannya, jagalah dia,
jebal.
Pagi ini, Hae Yeon
kembali memintaku mengantarkan ke pinggiran pantai lagi. Matahari ,dan angin
melengkapi kebersamaan kami. Hae Yeon
kembali memelukku erat. “oppa.. berjanjilah
denganku jangan pernah lupakan aku, kenanglah aku di dalam hatimu.. meskipun
aku harus pergi..tapi cintaku tidak akan pergi, karena cinta ini akan selalu
bersamamu.. aku akan sering datang ke mimpimu untuk memelukmu seperti ini
lagi.. jangan terjatuh karena aku tidak disampingmu.. jebal..”. “arrayo, Hae
Yeon na.. aku berjanji.. saranghaeyo Kim Hae Yeon”. Hae Yeon menyentuh wajahku dengan kedua telapak tangannya dan
mendekatkan wajahnya hingga bibir kami bertemu lagi. Tiba-tiba, tubuh Hae Yeon melemah , aku menekuk kakiku ,
membiarkan dia menyandar. Aku genggam tangannya untuk menguatkannya. Aku
langsung menelfon hyung untuk
mengirimkan bantuan secepatnya kesini. “Oppa,
sudahlah. Aku sudah harus pergi. Ini sudah waktunya” perlahan air matanya
mengalir. Aku menangis karena tidak sanggup melihatnya seperti ini. Matanya
tertutup dan tangannya terlepas dari genggamanku. Aku tahu semuanya akan
berakhir disini. Biarkan yeoja yang kucintai ini menghembuskan nafas
terakhirnya di Pulau Jeju ini. Kim Hae
Yeon , selamat jalan. Jangan pernah lupakan aku. Suatu saat nanti aku berharap
akan menemuimu lagi. Saranghaeyo Kim Hae Yeon.
THE END
~ admin fishy ~
Senin, 18 Juni 2012
Why I # 4
Hari ini tanggal 25 September 3 bulan sejak kematian Jung soo
~Di Rumah Penempatan Abu ~
Di salah satu ruangan di tempat menyimpan abu jung soo
Seseorang lelaki menaruh bucket bunga lelaki itu terlihat sangat gagah , setelah itu setelah menaruh bucket bunga, ia langsung memberi hormat lalu,......
"Jung soo ini aku siwon apakah kau ingat kepadaku , maafkan aku yang telah membuatmu seperti ini maafkan aku hyung ." lalu siwon memberi penghormatannya pada siwon
Tiba-tiba dari luar datang yoo kyung dan soo hyun
"Siwon , apa yang kau lakukan disini ?" tanya soo hyun dan yoo kyung yang kaget akan keberadaan siwon
"Aku dengar dari sekolah , ada teman kita yang meninggal makana aku datang kesini. Kalau kalian ber-2 ?"
"Aku hanya menemani yoo kyung" kata soo hyun
"Aku hanya kangen dengan jung soo" Kata yoo kyung
"Kangen ? memang kau siapanya jung soo ?" Kata siwon
Hening tidak ada jawaban dari soo hyun dan yoo kyung
"emmmm....... yoo kyung adalah.."belum sempat soo hyun melanjutkan kalimat tiba-tiba yoo kyung melanjutkannya
"aku adalah pacarnya jung soo dan aku yang telah membuatnya sampai disini" kata yoo kyung dengan cepat
Sekarang malah siwon yang hening.....sangat hening......
"Apakah yoo kyung mengira ia yang telah menyebabkan jung soo meninggal ?" pikir siwon
"Hei, siwon kau kenapa ? " tanya soo hyun
"Ani....yoo kyung apa maksud perkataan mu tadi ? : tanya siwon
"hyung bisa kau tinggalkan kita ber-2 dahulu " kata yoo kyung
"Aku tidak tahu kenapa aku ingin membagi rahasia yang telah aku kubur dalam-dalam dihatiku ini kepada siwon . aku tidak tahu kenapa " batin yoo kyung
Note: Sori yha baru sampai disini , kapan-kapan dilanjutin :)
Admin Siwonest
~Di Rumah Penempatan Abu ~
Di salah satu ruangan di tempat menyimpan abu jung soo
Seseorang lelaki menaruh bucket bunga lelaki itu terlihat sangat gagah , setelah itu setelah menaruh bucket bunga, ia langsung memberi hormat lalu,......
"Jung soo ini aku siwon apakah kau ingat kepadaku , maafkan aku yang telah membuatmu seperti ini maafkan aku hyung ." lalu siwon memberi penghormatannya pada siwon
Tiba-tiba dari luar datang yoo kyung dan soo hyun
"Siwon , apa yang kau lakukan disini ?" tanya soo hyun dan yoo kyung yang kaget akan keberadaan siwon
"Aku dengar dari sekolah , ada teman kita yang meninggal makana aku datang kesini. Kalau kalian ber-2 ?"
"Aku hanya menemani yoo kyung" kata soo hyun
"Aku hanya kangen dengan jung soo" Kata yoo kyung
"Kangen ? memang kau siapanya jung soo ?" Kata siwon
Hening tidak ada jawaban dari soo hyun dan yoo kyung
"emmmm....... yoo kyung adalah.."belum sempat soo hyun melanjutkan kalimat tiba-tiba yoo kyung melanjutkannya
"aku adalah pacarnya jung soo dan aku yang telah membuatnya sampai disini" kata yoo kyung dengan cepat
Sekarang malah siwon yang hening.....sangat hening......
"Apakah yoo kyung mengira ia yang telah menyebabkan jung soo meninggal ?" pikir siwon
"Hei, siwon kau kenapa ? " tanya soo hyun
"Ani....yoo kyung apa maksud perkataan mu tadi ? : tanya siwon
"hyung bisa kau tinggalkan kita ber-2 dahulu " kata yoo kyung
"Aku tidak tahu kenapa aku ingin membagi rahasia yang telah aku kubur dalam-dalam dihatiku ini kepada siwon . aku tidak tahu kenapa " batin yoo kyung
Note: Sori yha baru sampai disini , kapan-kapan dilanjutin :)
Admin Siwonest
Sabtu, 16 Juni 2012
My Life With You~ #2
*esoknya*
aku bangun pagi2 sekali disusul oleh sms donghae oppa
to : honey
from : donghae oppa
hai, kta jadi ke taman tdak? aku akan menjemputmu pukul 8 pagi :)
aku pun langsung membalas sms nya
from : honey
to : donghae oppa
jadi oppa, baiklah aku tunggu kkk~
hyukjae : heh kau, mw pergi dgan donghae oppa ya?
honey : kok kau tau?
hyukjae : kau pikir aku bodoh?, kemarin donghae meng-sms ku meminta ijin membawa adiknya pergi
honey : kau mengijinkanku kan?
hyukjae : tentu aku ijinkan, aku kan ingin memiliki saudara ipar seperti donghae *evil*
honey : kyaaaa, kau jangan menggodaku!!
hyukjae : kkkk~
honey : sudahlah aku mw mandi dlu buatkan aku sarapanya
hyukjae : siap, tuan putri!
honey : good2~
*selesai mandi*
aku mendapat sms dari donghae oppa untuk segera berberes karna ia sbentar lg akan kerumahku, aku pun langsung kelabakan, tba" hyukjae oppa memanggilku untuk sarapan tentu saja aku langsung ke meja makan, disana terdapat hyukjae oppa yg menungguku, karna sepi aku pun memulai percakapan
aku : oppa, setelah ku lihat2 kau tidak jelek2 amat, dan kau cukup tenar dan memiliki followers yg banyak dtwitter, kau kan anggota suju~
hyukjae : zzz, kau jangan membongkar rahasiaku, btw follow twitter oppa ya @allrisesilver
aku : baiklah akan ku follow, tp oppa follow twitter ku juga @lolipopnat ya (promosi) eh maksudku @iamhoney yaaa, btw donghae oppa punya twitter?? ^^
hyukjae : dia punya nih twitter na @donghae861015 dia lumayan terkenal karna ava twitter dia yg keren
akuu : ahh?? jinjja?!? aku mw follow dia ahh
aku pun langsung membuka twitter ku memfollow donghae oppa lalu ku membaca twit dia
"ahh bsk aku akan pergi dngannya, sepertinya aku mulai menyukainya, dia imut sekali"
palaku bun langsung besar seperti balon, apakah donghae oppa menyukai ku? kyaaaa, aku pun nge-fly dan tak lupa meng save ava twitter na dia ganteng sekalii
*tringtringtring*
bunyi sepeda donghae, aku pun langsung berlari dari kamar dan menemuinya, aku melihat dia memakai kemeja dengan kacamata yg lucu, dan tak lupa senyum nya yg layak malaikat mempesona,
donghae : hai honey kau tampak cantik
aku : ah, aku biasa saja, oppa yg keren
*setelah 10 menit tatap2an, tiba2 hyukjae oppa mengagetkan kami berdua"
ehem2x udah jem brapa nih, uda mendung, buruan kalian nge date tar keburu ujan aja
aku dan donghae pun teradar dair lamunan dan langsung berangkat ke taman dengan sepeda nya
disana aku pun bermain dengannya hingga larut malam lalu tba2 ada seseorang dari belakang yang mendekati kami berdua..
-To Be Continued-
mau tau siapa orangnya? tetep pantengin blog yaa!! kkkk~ ^^
-Admin Jewel's-
aku bangun pagi2 sekali disusul oleh sms donghae oppa
to : honey
from : donghae oppa
hai, kta jadi ke taman tdak? aku akan menjemputmu pukul 8 pagi :)
aku pun langsung membalas sms nya
from : honey
to : donghae oppa
jadi oppa, baiklah aku tunggu kkk~
hyukjae : heh kau, mw pergi dgan donghae oppa ya?
honey : kok kau tau?
hyukjae : kau pikir aku bodoh?, kemarin donghae meng-sms ku meminta ijin membawa adiknya pergi
honey : kau mengijinkanku kan?
hyukjae : tentu aku ijinkan, aku kan ingin memiliki saudara ipar seperti donghae *evil*
honey : kyaaaa, kau jangan menggodaku!!
hyukjae : kkkk~
honey : sudahlah aku mw mandi dlu buatkan aku sarapanya
hyukjae : siap, tuan putri!
honey : good2~
*selesai mandi*
aku mendapat sms dari donghae oppa untuk segera berberes karna ia sbentar lg akan kerumahku, aku pun langsung kelabakan, tba" hyukjae oppa memanggilku untuk sarapan tentu saja aku langsung ke meja makan, disana terdapat hyukjae oppa yg menungguku, karna sepi aku pun memulai percakapan
aku : oppa, setelah ku lihat2 kau tidak jelek2 amat, dan kau cukup tenar dan memiliki followers yg banyak dtwitter, kau kan anggota suju~
hyukjae : zzz, kau jangan membongkar rahasiaku, btw follow twitter oppa ya @allrisesilver
aku : baiklah akan ku follow, tp oppa follow twitter ku juga @lolipopnat ya (promosi) eh maksudku @iamhoney yaaa, btw donghae oppa punya twitter?? ^^
hyukjae : dia punya nih twitter na @donghae861015 dia lumayan terkenal karna ava twitter dia yg keren
akuu : ahh?? jinjja?!? aku mw follow dia ahh
aku pun langsung membuka twitter ku memfollow donghae oppa lalu ku membaca twit dia
"ahh bsk aku akan pergi dngannya, sepertinya aku mulai menyukainya, dia imut sekali"
palaku bun langsung besar seperti balon, apakah donghae oppa menyukai ku? kyaaaa, aku pun nge-fly dan tak lupa meng save ava twitter na dia ganteng sekalii
*tringtringtring*
bunyi sepeda donghae, aku pun langsung berlari dari kamar dan menemuinya, aku melihat dia memakai kemeja dengan kacamata yg lucu, dan tak lupa senyum nya yg layak malaikat mempesona,
donghae : hai honey kau tampak cantik
aku : ah, aku biasa saja, oppa yg keren
*setelah 10 menit tatap2an, tiba2 hyukjae oppa mengagetkan kami berdua"
ehem2x udah jem brapa nih, uda mendung, buruan kalian nge date tar keburu ujan aja
aku dan donghae pun teradar dair lamunan dan langsung berangkat ke taman dengan sepeda nya
disana aku pun bermain dengannya hingga larut malam lalu tba2 ada seseorang dari belakang yang mendekati kami berdua..
-To Be Continued-
mau tau siapa orangnya? tetep pantengin blog yaa!! kkkk~ ^^
-Admin Jewel's-
Kamis, 14 Juni 2012
Why I # 3
"Mwo? " tanya seorang namja yang mendengarkannya dari sebelah dinding yang membatasi loker wanita dan pria itu
"Yesung ssi" Kata yoo kyung dengan kaget
"Tadi apa yang kau bicarakan ??" Kata yesung dengan nada penasaran
"Ani , bukan apa-apa" Kata yoo kyung yang hampir jantungan
"Aku tidak yakin , sepertinya tadi aku mendengar nama jung soo temanku " Kata yesung sambil mengingat-ingat
"Aku hanya kangen dengan jung soo itu saja" Kata yoo kyung
"Oh, itu saja . Baiklah aku percaya , cepat masuk kelas sudah hampir bel masuk kelas" Kata Yesung sambil berjalan keluar loker
"Untung saja " Guman yoo kyung
Sebenarnya ada rahasia tentang kematian jung soo
5 menit sebelum bel masuk
Yoo kyung berjalan menyusuri lorong menuju kelasnya itu dan terdengar suara teman-temannya yang sudah berisik di dalam kelas dan Yoo kyung pun masuk kedalam kelas dan duduk disebelah kim soo hyun .
1 menit berlalu....2 menit berlalu...... akhirnya soo hyun memulai percakapannya
"Hm..... Mianhae yoo kyung ssi " Kata soo hyun dengan tampang bersalah
"Ne, aku tadi juga emosi, aku tidak mau persahabatan kita yang kita bina sejak kecil putus karena hal yang sepele " Kata yoo kyung
Sebenarnya soo hyun ingin menanyakan maksud ucapan yoo kyung tapi karena ia baru berbaikan ia tidak mau memperpanjang masalahnya dengan yoo kyung
Akhirnya bel masuk berbunyi .............
Seorang guru IPA Pak Eunhyuk masuk dengan tegap dan membawa seseorang lelaki .
Semua mata menatap terkesima. Sosok itu berdiri seperti magnet yang kuat. Memukau dengan segala pesona yang dimilikinnya. Tubuhnya tinggi menjulang, dan wajahnnya memancarkan keangkuhan yang sangat sempurna dan diapun mulai memperkenalkan diri
"Annyeong haseyo nama saya saya Choi Siwon cukup panggil saya Siwon" Ucapnya . Tegas tapi dingin dan sama sekali tanpa senyum sedikitpun
"Dia murid pindahan dari Gangwon , Siwon silahkan pilih tempatmu" Kata Pak Eunhyuk
Siwon menganguk hormat kepada Pak eunhyuk ,dan mulai melihat sekitarnnya dan pilihannya jatuh ke seraut wajah acuh tak acuh, yang sejak awal telah menarik perhatiannya. Wajah yang dia tahu persis betul-betul tak peduli dengan kedatangannya .
"Annyeong haseyo, bolehkah ku duduk di sebelahmu tepatnya di bangku kosong ini?" Tanya siwon dengan tatapan yang sangat menyeramkan
"Why I ? Tapi aku sudah duduk bersama soo hyun ssi, mungkinkah kita bisa duduk bertiga?"Tanya yoo kyung
"Because, you is someone special . Mungkin saja aku akan membuatnya menjadi mungkin " Kata siwon langsung berjalan ke arah Pak eunhyuk
Siwon pun berbisik pada eunhyuk ....
"Pak,saya ingin duduk ber-3 dengan wanita itu"Kata siwon sambil mengacuhkan telunjuknya ke arah yoo kyung
"B...baik..lah jika itu maumu " Kata Pak eunhyuk ketakutan melihat ekperesi siwon yang
memandangnya
Siwon pun menuju tempat duduknya tepat disebelah yoo kyung , soo hyun hanya bisa terima dengan pasrah .
Dan yoo kyung masih Can't believe at all and amazing really. Siwon anak baru yang keren itu lebih memilih duduk disebelahnnya . Dan benar Siwon sangat dingin tidak mau menyapanya sama sekali dan saat pelajaran yoo kyung lebih banyak bicara pada soo hyun daripada siwon
Tidak terasa sudah 1 minggu sejak mereka duduk ber-3, dan yoo kyung dan soo hyun akhirnya mengetahui sifat aslinya teman sebangkunnya dia itu sebernarnya sangat polos dan sanagt baik . Tapi yang mereka tidak tahu knapa siwon sangat pediam dihadapan teman-temannya ??
To Be Continued ....
Masih banyak yang harus kita ungkapdi dalam cerita ini siapa pembunuh jung soo
Admin Siwonest ....................
"Yesung ssi" Kata yoo kyung dengan kaget
"Tadi apa yang kau bicarakan ??" Kata yesung dengan nada penasaran
"Ani , bukan apa-apa" Kata yoo kyung yang hampir jantungan
"Aku tidak yakin , sepertinya tadi aku mendengar nama jung soo temanku " Kata yesung sambil mengingat-ingat
"Aku hanya kangen dengan jung soo itu saja" Kata yoo kyung
"Oh, itu saja . Baiklah aku percaya , cepat masuk kelas sudah hampir bel masuk kelas" Kata Yesung sambil berjalan keluar loker
"Untung saja " Guman yoo kyung
Sebenarnya ada rahasia tentang kematian jung soo
5 menit sebelum bel masuk
Yoo kyung berjalan menyusuri lorong menuju kelasnya itu dan terdengar suara teman-temannya yang sudah berisik di dalam kelas dan Yoo kyung pun masuk kedalam kelas dan duduk disebelah kim soo hyun .
1 menit berlalu....2 menit berlalu...... akhirnya soo hyun memulai percakapannya
"Hm..... Mianhae yoo kyung ssi " Kata soo hyun dengan tampang bersalah
"Ne, aku tadi juga emosi, aku tidak mau persahabatan kita yang kita bina sejak kecil putus karena hal yang sepele " Kata yoo kyung
Sebenarnya soo hyun ingin menanyakan maksud ucapan yoo kyung tapi karena ia baru berbaikan ia tidak mau memperpanjang masalahnya dengan yoo kyung
Akhirnya bel masuk berbunyi .............
Seorang guru IPA Pak Eunhyuk masuk dengan tegap dan membawa seseorang lelaki .
Semua mata menatap terkesima. Sosok itu berdiri seperti magnet yang kuat. Memukau dengan segala pesona yang dimilikinnya. Tubuhnya tinggi menjulang, dan wajahnnya memancarkan keangkuhan yang sangat sempurna dan diapun mulai memperkenalkan diri
"Annyeong haseyo nama saya saya Choi Siwon cukup panggil saya Siwon" Ucapnya . Tegas tapi dingin dan sama sekali tanpa senyum sedikitpun
"Dia murid pindahan dari Gangwon , Siwon silahkan pilih tempatmu" Kata Pak Eunhyuk
Siwon menganguk hormat kepada Pak eunhyuk ,dan mulai melihat sekitarnnya dan pilihannya jatuh ke seraut wajah acuh tak acuh, yang sejak awal telah menarik perhatiannya. Wajah yang dia tahu persis betul-betul tak peduli dengan kedatangannya .
"Annyeong haseyo, bolehkah ku duduk di sebelahmu tepatnya di bangku kosong ini?" Tanya siwon dengan tatapan yang sangat menyeramkan
"Why I ? Tapi aku sudah duduk bersama soo hyun ssi, mungkinkah kita bisa duduk bertiga?"Tanya yoo kyung
"Because, you is someone special . Mungkin saja aku akan membuatnya menjadi mungkin " Kata siwon langsung berjalan ke arah Pak eunhyuk
Siwon pun berbisik pada eunhyuk ....
"Pak,saya ingin duduk ber-3 dengan wanita itu"Kata siwon sambil mengacuhkan telunjuknya ke arah yoo kyung
"B...baik..lah jika itu maumu " Kata Pak eunhyuk ketakutan melihat ekperesi siwon yang
memandangnya
Siwon pun menuju tempat duduknya tepat disebelah yoo kyung , soo hyun hanya bisa terima dengan pasrah .
Dan yoo kyung masih Can't believe at all and amazing really. Siwon anak baru yang keren itu lebih memilih duduk disebelahnnya . Dan benar Siwon sangat dingin tidak mau menyapanya sama sekali dan saat pelajaran yoo kyung lebih banyak bicara pada soo hyun daripada siwon
Tidak terasa sudah 1 minggu sejak mereka duduk ber-3, dan yoo kyung dan soo hyun akhirnya mengetahui sifat aslinya teman sebangkunnya dia itu sebernarnya sangat polos dan sanagt baik . Tapi yang mereka tidak tahu knapa siwon sangat pediam dihadapan teman-temannya ??
To Be Continued ....
Masih banyak yang harus kita ungkapdi dalam cerita ini siapa pembunuh jung soo
Admin Siwonest ....................
My Life With You~ #1
Namaku adalah Honey, Aku adalah anak ketiga dari 2 bersaudara, aku sangat menyukai coklat melebihi apapun, tanpa kusadari aku sudah memakan 3 coklat silver queen lalu aku memiliki kakak bernama lee hyuk jae
hyukjae : hei honey jangan makan coklat terlalu banyak nanti gigimu bisa rusak
aku : suka suka akulah, ini coklatku bukan coklatmu!!
hyukjae : dasar, aku capek memiliki adik sperti kau dikasi tau tidak mw nurut, terserah kau saja lah!
aku : kau pikir aku mw memiliki kakak sepertimu? HUH!
tring tring tring (bunyi sepeda)
aku : ahh!! akhirna dia datang !
*itu adalah bunyi dr sepeda seorang tukang koran bernama lee donghae, walaopun dia tukang koran percayalah wajah nya keren sekali! aku bingung dia seperti anggota super junior*
aku : hei donghae, bolehkah aku meminta nomor hape mu?
donghae : baiklah 000-xxxxx
aku : gomawo donghae!!
aihh dia tersenyum, aku berpikir melihat donghae tersenyum seperti itu hatiku meleleh bagai coklat, bener2 senyum malaikat!
donghae : yasudah, aku pergi mengantar koran dlu ya
aku : bolehkah aku meng sms mu?
donghae : silahkan :)
*saat aku masuk kerumah*
hyukjae : hei honey, buatkan aku ramyeon aku lapar sekali
aku : buat sndiri sanah! emg gue peduli?!?
hyukjae : tega skali kau, yasudah aku masak sndiri
aku : sana!
*sesampai dikamar*
ahh aku ingin mengsms donghae oppa, semoga oppa balas sms ku :D
from : honey
to : donghae oppa
oppa, ini aku honey, adik hyukjae oppa, dan teman dekat oppa ^^, maaf aku meng-sms, karna aku kangen padamuu :)
tidak lamaa setelah itu bunyi sms pun berbunyi (trililit trililit)
from : donghae oppa
to : honey
hai juga honey, kkk~, kalau begitu besok maukah kau jalan bersamaku? kita ke taman kkk~
aku meng sms balik
from : honey
to : donghae oppa
baiklah oppa, aku mauu kkk~ ^^, see u tommorow
lalu honey mendapat balasan
from : donghae oppa
to : honey
okey, ku tunggu besok ya kkk~ ^^!
continued..
-Admin Jewel's-
hyukjae : hei honey jangan makan coklat terlalu banyak nanti gigimu bisa rusak
aku : suka suka akulah, ini coklatku bukan coklatmu!!
hyukjae : dasar, aku capek memiliki adik sperti kau dikasi tau tidak mw nurut, terserah kau saja lah!
aku : kau pikir aku mw memiliki kakak sepertimu? HUH!
tring tring tring (bunyi sepeda)
aku : ahh!! akhirna dia datang !
*itu adalah bunyi dr sepeda seorang tukang koran bernama lee donghae, walaopun dia tukang koran percayalah wajah nya keren sekali! aku bingung dia seperti anggota super junior*
aku : hei donghae, bolehkah aku meminta nomor hape mu?
donghae : baiklah 000-xxxxx
aku : gomawo donghae!!
aihh dia tersenyum, aku berpikir melihat donghae tersenyum seperti itu hatiku meleleh bagai coklat, bener2 senyum malaikat!
donghae : yasudah, aku pergi mengantar koran dlu ya
aku : bolehkah aku meng sms mu?
donghae : silahkan :)
*saat aku masuk kerumah*
hyukjae : hei honey, buatkan aku ramyeon aku lapar sekali
aku : buat sndiri sanah! emg gue peduli?!?
hyukjae : tega skali kau, yasudah aku masak sndiri
aku : sana!
*sesampai dikamar*
ahh aku ingin mengsms donghae oppa, semoga oppa balas sms ku :D
from : honey
to : donghae oppa
oppa, ini aku honey, adik hyukjae oppa, dan teman dekat oppa ^^, maaf aku meng-sms, karna aku kangen padamuu :)
tidak lamaa setelah itu bunyi sms pun berbunyi (trililit trililit)
from : donghae oppa
to : honey
hai juga honey, kkk~, kalau begitu besok maukah kau jalan bersamaku? kita ke taman kkk~
aku meng sms balik
from : honey
to : donghae oppa
baiklah oppa, aku mauu kkk~ ^^, see u tommorow
lalu honey mendapat balasan
from : donghae oppa
to : honey
okey, ku tunggu besok ya kkk~ ^^!
continued..
-Admin Jewel's-
Why I # 2
"Ada apa ? " tanya perempuan itu
"yoo kyung , pagi sekali kau sampai di sekolah ? " tanya temannya itu
"Cepat datang , cepat pulang" Kata yoo kyung
Temannya hanya bengong melihat perubahan temannya yang dulu ceria menjadi tidak banyak bicara . :(
~Di Kelas~
Sebelum bel masuk berbunyi.........................................
Kim Yoo Kyung sedang menulis sesuatu yang kelihatannya rahasia sekali . Tiba-tiba teman sebelahnya menyenggolnya .
"Hey, apa yang kau tulis " Kata Kim Soo hyun
Kim Soo Hyun adalah teman terdekat Yoo kyung di kelas
"Ani . Bukan apa-apa " Kata yoo kyung yang masih asyik menulis
Tapi dengan sigap soo hyun langsung mengambil kertas itu
"Apa ini ??" Kata soo hyun sambil memperhatikan gambar dan tulisan di kertas itu
"Bukan apa-apa" Kata yoo kyung yang ingin mengambil kertas itu lagi tetapi ia tidak berhasil karena soo hyun lebih tinggi 20 cm darinya
"Park Jung Soo Sarangheyo " Ucap soo hyun sambil melihat kertas itu
"Jadi,kau belum bisa melupakan Park Jung Soo , dia sudah tidak ada di dunia ini sadarlah , kau sudah kehilangan akal sehatmu " Kata soo hyun dengan nada yang hampir marah sambil merobek kertas tadi
"Mworago" Kata yoo kyung sambil menatap wajah soo hyun
Satu kelas memandangi mereka dengan terkejut karena,baru pertama kali mereka bertengkar
"Yah dia sudah hilang dari dunia ini , untuk apa kau masih mencintainnya , masih banyak lelaki di dunia ini" Kata soo hyun
"Apa kau tahu knapa ia meninggal, apa kau tahu knapa aku tidak bisa melupakannya"Kata yoo kyung sambil menahan air mata dan keluar kelas untuk menenangkan dirinya
Murid-murid dikelas memandangi kim soo hyun
"Ada apa denganmu,hyun" Kata temannya
"Aku tak tahu, aku sangat marah ketika ia membicarakan Park Jung soo " Kata soo hyun ang masih tidak bisa berpikir , pikirannya sangat kosong
"Apa yang tadi yoo kyung bicarakan yah apa ia tahu knapa jung soo menninggal dan knapa ia tidak bisa melupakan jung soo ?? " soo hyun bicara dalam hati ia masih bingung sambil meningat pembicaraan ia dengan yoo kyung tadi
Di luar kelas, di tempat yang cukup sepi di dekat loker siswi . Yoo kyung masih duduk termenung sambil menghapus air matannya itu dan menyusun foto jung soo .
"Maafkan aku jung soo , aku yang telah membunuhmu" kata yoo kyung
"yoo kyung , pagi sekali kau sampai di sekolah ? " tanya temannya itu
"Cepat datang , cepat pulang" Kata yoo kyung
Temannya hanya bengong melihat perubahan temannya yang dulu ceria menjadi tidak banyak bicara . :(
~Di Kelas~
Sebelum bel masuk berbunyi.........................................
Kim Yoo Kyung sedang menulis sesuatu yang kelihatannya rahasia sekali . Tiba-tiba teman sebelahnya menyenggolnya .
"Hey, apa yang kau tulis " Kata Kim Soo hyun
Kim Soo Hyun adalah teman terdekat Yoo kyung di kelas
"Ani . Bukan apa-apa " Kata yoo kyung yang masih asyik menulis
Tapi dengan sigap soo hyun langsung mengambil kertas itu
"Apa ini ??" Kata soo hyun sambil memperhatikan gambar dan tulisan di kertas itu
"Bukan apa-apa" Kata yoo kyung yang ingin mengambil kertas itu lagi tetapi ia tidak berhasil karena soo hyun lebih tinggi 20 cm darinya
"Park Jung Soo Sarangheyo " Ucap soo hyun sambil melihat kertas itu
"Jadi,kau belum bisa melupakan Park Jung Soo , dia sudah tidak ada di dunia ini sadarlah , kau sudah kehilangan akal sehatmu " Kata soo hyun dengan nada yang hampir marah sambil merobek kertas tadi
"Mworago" Kata yoo kyung sambil menatap wajah soo hyun
Satu kelas memandangi mereka dengan terkejut karena,baru pertama kali mereka bertengkar
"Yah dia sudah hilang dari dunia ini , untuk apa kau masih mencintainnya , masih banyak lelaki di dunia ini" Kata soo hyun
"Apa kau tahu knapa ia meninggal, apa kau tahu knapa aku tidak bisa melupakannya"Kata yoo kyung sambil menahan air mata dan keluar kelas untuk menenangkan dirinya
Murid-murid dikelas memandangi kim soo hyun
"Ada apa denganmu,hyun" Kata temannya
"Aku tak tahu, aku sangat marah ketika ia membicarakan Park Jung soo " Kata soo hyun ang masih tidak bisa berpikir , pikirannya sangat kosong
"Apa yang tadi yoo kyung bicarakan yah apa ia tahu knapa jung soo menninggal dan knapa ia tidak bisa melupakan jung soo ?? " soo hyun bicara dalam hati ia masih bingung sambil meningat pembicaraan ia dengan yoo kyung tadi
Di luar kelas, di tempat yang cukup sepi di dekat loker siswi . Yoo kyung masih duduk termenung sambil menghapus air matannya itu dan menyusun foto jung soo .
"Maafkan aku jung soo , aku yang telah membunuhmu" kata yoo kyung
Our Kiss part 10
Aku dan jung soo oppa sedang ditaman pojok kota seoul. Hari
ini kami terakhir masuk sekolah dan selanjutnya kami sudah libur. Jung soo oppa
sedang memainkan gitar untukku. Namun sayang sekali tiba2 hujan mengguyur deras
alhasil jung soo oppa membawaku kebawah pohon.
“oppaa -_____- mao mati disamber gledek yah?” tanyaku kesal.
Gak romantis sekali. sudah hujan dibawa kebawah pohon, sukur2 kalo gak kesamber
petir -_-
“oiyah, mian. Aku panik. Sudah ayo cepat kesana” jawabnya
menggaruk rambut tebalnya dan segera menarikku menuju telephone box itu.
Aku sangat gugup dan tak berani menatapnya. Aku dan jung soo
oppa baru berpacaran setengah tahun dan jujur aku belum siap dengan keadaan
seperti ini. telephone bos ini terlalu kecil untuk kami berdua. Apakah aku yang
tambah gemuk ? aigoo..
Aku menatapnya sesekali dan kini ia sudah menatapku terlebih
dahulu. Mataku tiba2 saja tidak bisa kualihkan dari matanya dan menatapnya
lekat. Kurasa wajahnya mendekat.
Deg deg.. deg deg.. dag dig dug seeerrrr...
Jantungku bergerak cepat tak menentu. Wajahnya 5 cm.. 4 cm..
•
• •
3 cm.. 2 cm.. 1 cm..
Dan Jung soo oppa benar2 menciumku. Kejadian ini benar2
mirip seperti saat itu. Dimana jung soo oppa menempelkan bibirnya dengan
bibirku ditempat ini. tempat sempit didalam taman indah yang dipenuhi pohon
singkong serta ubi dan tepat pada saat hujan turun dengan deras.
Pada akhirnya aku mengulang kembali kejadian itu, kejadian
masa SMA, dimana aku bertemu dengan cinta pertamaku. Pergi berkencan dan untuk
pertama kalinya seorang namja menciumku, yaitu Jung Soo oppa. Ia telah
mengambil hatiku dengan mudahnya. Kau memang hebat oppa, namja terkeren yang
pernah kutemui. Lalu sungmin oppa? Namja terimut yang pernah kutemui pastinya.
Untuk kedua kalinya kami menautkan kedua bibir kami di tempat
ini. tempat yang sama persis dan dalam keadaan yang sama percis. Kenangan manis
yang akan kubawa hingga waktuku habis. Rintikkan hujan yang deras yang turun
menyerbu membasahi bumi menemani kami dalam drama hidup ini. drama kehidupanku
yang sangat menyenangkan. Suara hujan yang pecah ketika menyentuh aspal benar2
meneduhkan hati.
Dan mengenai perjodohan itu, semua akan tetap berlanjut
seperti yang direncanakan. Menikah dengan Park Jung Soo oppa, pangeran putih
yang sering kusebut dulu karena kecintaannya pada warna putih , dan juga
kebaikan hatinya yang polos. Menikah di gereja yang terdapat pada kota Busan
yang jauh dari seoul yang merupakan impiannya.
“oppa, aku akan mewujudkan impianmu untuk menikah digereja
kristal itu” kataku disela ciuman kami.
“ne, gomawo Ahn Minseo. Sarangaheyo” jawabnya lembut dan
kembali mencium bibirku.
Aku benar2 tidak menyangka ini. Sungguh kebetulan yang
sangat menyenangkan. Saranghae Park Jung Soo oppa.
THE END
Our Kiss part 9
Leeteuk’s pov
Ia memelukku? Yang benar? Ahhh.. tidak tidak.. apakah ini
mimpi? Tubuhnya yang mungil memeluk diriku membuatku cukup merasa hangat.
Sangat hangat. Aku membalas pelukannya, ini sangat langka. Apakah ia mengingat
semuanya? Kejadian beberapa tahun silam yang persis seperti ini? namun bedanya
pada saat itu aku dan dia masih memakai seragam SMA.
“Park Jung Soo oppa”
Kalimat yang ia ucapkan barusan cukup membuatku kaget. ia
mengenalku? Dan aku baru benar2 sadar bahwa aku juga mengenalnya.
“hmm?”
“mianhe, aku tidak mengenalmu sejak pertama kali kita
bertemu. Kau banyak berubah. Semenjak kecelakaan itu, aku baru bisa
mengingatmu.” Katanya dan kurasa ia tersenyum.
“ne, gwenchana. Mian aku tidak memberitahumu bahwa kita
pernah bertemu dan dekat beberapa tahun lalu. Aku masih bekum percaya bahwa
kita bertemu kembali setelah sekian lama kau pergi dari kehidupanku. Aku benar2
merindukanmu Minseo-ah”
Minseo tersenyum dan melonggarkan pelukannya untuk
menatapku.
“lantas mengapa kau mengganti namamu?”
“namaku tetap Park Jung Soo dan selamanya hanya Park Jung
Soo. Leeteuk hanya nama panggilanku dewasa ini.” jawabku seraya tersenyum
mencoba meluluhkannya dengan lesung pipiku yang begitu manis.
Ia kembali memelukku dan menikmati hangatnya suhu tubuhku. Begitupun
juga denganku.
Minseo’s pov
Akhirnya aku bisa bertemunya lagi. Setelah sekian lama, aku
bertemu dengan cinta pertamaku semasa SMA dulu. Dan aku sudah memutuskan detik
ini juga, aku akan menetap dikorea bersama jung soo oppa dan memutuskan
hubunganku dengan kibum oppa.
Kibum oppa, mianhe. Bukan maksudku mencampakkanmu begitu
saja. Namun inilah yang kucari selama ini. aku bahagia bersamamu. Gomawo untuk
semuanya. Namun aku akan lebih bahagia jika bersama jung soo oppa. Sedikit
terdengar egois memang, kau akan bahagiakan apabila aku juga bahagia? Sekali
lagi mianhe kibum oppa, jeongmal mianheyo.
“minseo, kau tahu tidak masih ada beberapa hal yang
mengganggu pikiranku?”
“ani. Apa itu oppa?”
Leeteuk oppa menghela napas panjang hingga nafasnya menerpa
helai2 anak rambutku.
“kau tahu, pada saat kau kecelakaan, sungmin terus memberimu
nafas buatan. Aku merasa... galau?!?! Iisshh, apakah ia menikmati itu hingga ia
ketagihan? Aahh, aku kesal terhadapnya” jelas leeteuk oppa dengan nada cemburu
dan sifat kekanak kanakannya mulai kumat.
“oppa... sudahlah, kau memang tidak berubah yah, dari dulu
tampangmu yang paling dewasa, namun pikiranmu yang selalu paling kekanak
kanakkan dan cengengesan.”
Aku cekikikan dan memukul dadanya pelan. Ia hanya menggurutu
pelan sambil mulut komat kamit memarahi sungmin oppa.
“sungmin oppa boleh memberiku napas buatan puluhan kali,
tapi bibirku hanya untukmu oppa. Untuk yang pertama dan terakhir”
Aku dan leeteuk oppa akhirnya saling menatap dan diam. Hujan
turun semakin deras dan sesekali geledek merusuhkan (?) dunia membuat keduanya
kaget. minseo mengeratkan pelukannya pada leeteuk.
“kau masih takut geledek, huh?” tanya leeteuk menggoda
Minseo. Minseo menunduk namuns esaat kemudian mendongak menatap leeteuk.
Dan keduanya diam dan tenggekamn kedalam pikiran masing2.
Sibuk dengan pikiran masing2, saling menatap mematung satu sama lain. Leeteuk
menatap lekat di pupil mataku dan mencoba menebak apa yang kupikirkan, begitu
pula denganku. Semuanya kurasa clueless. Mungkin dipikiran kami berdua sedang
memutarkan sebuah video tua yang sama dalam benak masing2.
•
• •
Our Kiss part 8
Leeteuk’s pov
Ia tersenyum padaku. Benarkah itu? Berarti ia tidak hilang
ingatan? Syukurlah, aku sangat senang. Semua kekhawatiranku sudah terjawab.
Hm.. tidak semua, setidaknya seperempatnya sudah terjawab dan aku bisa sedikit
tenang walaupun aku masih takut ia benar2 manyukai sungmin. Sudahlah, yang
penting ia sadar dan masih mengingatku.
“leeteuk oppa kan?” suaranya begitu lembut dan pelan.
“ne. Kau melupakanku?”
Aku menjawab dengan sarkastik untuk menggodanya.
“ani, hanya memastikan bahwa aku tidak salah orang. Kurasa
wajahmu berubah”
Wajahku berubah? Apa maksudnya? Apakah ia mengingatnya? Dulu
dan sekarang...
**
Ahn Minseo’s pov
Dan hari ini aku sudah diizinkan pulang oleh dokter Lee.
Dokter yang sangat baik itu dan juga.. tampan. Kalau tidak salah kuingat,
namanya itu Lee Donghae. Baik dan tampan, memang pria idaman. Namun sayangnya
aku tak tertarik.
Aku menertawai diriku sendiri selama perjalanan pulang
kerumah yang diantar oleh leeteuk oppa.
“waeyo? Kau seperti senyum2 sendiri minseo-ah” tanya leeteuk
oppa tampak penasaran. Aku tak mau menjawab dan hanya menggeleng membuat ia
gemas padaku.
Setibanya dirumah, aku disambut oleh banyak orang, ada
eomma, appa, ahjumma, ahjussi, dan sungmin oppa.
“selamat datang Minseo-ah. Akhirnya kau pulang kerumah juga,
kami semua merindukanmu” kata ahjumma. Eomma tidak mengatakan apapun hanya
memelukku erat. Aku tersenyum simpul tanda terimakasih. Kami makan malam
bersama merayakan kepulanganku.
Setelah makan malam selesai, leeteuk dan sungmin oppa
membawaku ke kamar dan menyuruhku untuk istirahat. Aku hanya menurut karena
mereka berdua ingin yang terbaik untukku dan ingin aku cepat sembuh dan pulih.
Pintu kamar ditutup dan aku menarik selimut putih bercorak
garis2 hitam alias zebra. Aku barusan menutup mataku namun aku membukanya
kembali. Aku mendengar orang berbicara didepan pintu kamarku. Telingaku
kupasang baik2 untuk mendengar pembicaraan itu. Namun sayangnya aku terlalu
congek sehingga tidak bisa mendengar apapun hanya bisikan bisikan tak jelas.
•
• •
“hyung, aku mendukungmu untuk mendapatkannya. Berjuanglah.
Jangan berpikir aku menyukainya yah, aku dan Minseo hanya sahabat. Dan
selamanya hanya akan tetap menjadi sahabat ^^”
“benarkah?”
“ne. Oyah, kudengar ia sudah memiliki namjachingu di kanada.
Kalau ia memang benar2 mengingatmu, kuyakin ia akan memilihmu dan menetap
dikorea serta tidak akan kembali lagi ke kanada.”
“mwo? Jinjja? Apa kau berbohong sungmin-ah?”
“ani. Percaya saja padaku, makanya menangkan hatinya.
Kuyakin ia akan menetap dikorea hanya untuk bersamamu”
“ne, arraseo.”
•
• •
Still Minseo’s pov~
Pagi ini, begitu cerah. Matahari tampak berseri dan hangat.
Burung2 berkicauan dan sangat gembira menyambut hari pertamaku dirumah setelah
kecelakaan maut itu. Haahh.. indah sekali. apakah bunga2 juga bermekaran
seperti dengan suasana hatiku yang sangat bahagia ini? Tentu saja...
Aku turun perlahan dari kamarku menju ke dapur.
“annyeong Minseo-ssi” sapa leeteuk oppa dari meja makan.
Pagi sekali ia sudah berada disini, sepertinya ia sedang memasak sesuatu.
“annyeong leeteuk oppa” balasku sambil mengucek mataku dan
duduk di kursi meja makan. Ia tiba2 datang dengan sepiring bubur ayam di
tangannya.
“ini kau sarapan dulu” katanya. Aku menatap buburnya dan
wajahnya bergantian.
“ini sarapanku?” tanyaku
“ne. Makanlah” jawabnya lalu hilang dari pandanganku dan
kembali lagi dengan segelas susu putih.
“gomawo oppa. Tapi mana eomma?”
“ia sedang pergi dengan appa-mu.”
“oh.. arraseo”
Aku mengambil sesendok bubur buatan leeteuk oppa dan mulai
memasukkannya kedalam mulutku. Hmm.. enak sekali, batinku. Aku melihatnya dan
mengacungkan jempolku mengekspresikan kalimat yang barusan kuucapkan dalam
pikiranku. Ia tersenyum sumringah.
“oppa.. bisakah kau mengantarku ke taman itu lagi nanti
sore?”
“yang mana?”
“yang terakhir kita kunjungi”
Leeteuk oppa akhirnya paham tempat yang kumaksud dan
mengangguk menyanggupi permintaanku.
**
Aku sudah siap dan tinggal menunggu leeteuk oppa datang
menjemputku. Sore ini aku memakai kaus lengan panjang dan celana pendek.
Udaranya cukup sejuk sekarang karena mendung, mungkin semakin malam akan hujan
dan dingin.
Klakson berbunyi dan aku bergegas keluar rumah.
“sudah?”
“hmm”
Mobilnya melaju ditengah jalanan yang ramai. Kami duduk
tanpa bebicara ditemani dengan lagu All My Heart, lagu Super Junior. Aku sangat
menikmati alunan lagunya. Begitupun dengannya, kupikir begitu.
Di taman...
Kami sampai dan aku langsung turun. Sudah pukul enam sore.
Matahari mulai turun dan menyembunyikan dirinya kembali dibagian barat. Langit
terlihat lebih gelap dari biasanya, apakah pertanda ini akan hujan? Yahh..
jangan hujan.. jebal... aku masih ingin mengenang tempat ini.
Taman indah yang ada dipojok kota seoul bagian utara.
Jembatan kecil ditengah taman, kolam ikan, telephone box, dan pohon singkong dan
ubi itu. Aku mengingatnya. Ahahaha, aku tertawa dalam hatiku mengingat kejadian
itu. Aku melirik leeteuk oppa yang dari tadi juga seru sendiri memandangi
tempat yang sudah tidak banyak pengunjung ini.
Aku berjalan perlahan tak menentu menikmati pemandangan dan
udara dingin yang sedikit menusuk tulang. Tapi akhirnya aku sampai disebuah
bangku kecil dan aku duduk. Kakiku cukup pegal. Leeteuk oppa mengikuti apa yang
aku lakukan.
“apa kau sudah mau pulang? Sepertinya akan hujan”
Aku menggeleng menjawab pertanyaannya.
Tak lama kemudian benar2 gerimis dan turun hujan deras.
Karena mobil kami diparkir sedikit jauh, leeteuk oppa segera mencari tempat
berteduh terdekat. Ia membawaku kebawah pohon.
“leeteuk oppa -_- kalo hujan gaboleh dibawa pohon kalo gak
mau disamber geledek -_-“ kataku dan ia hanya tersenyum konyol sambil menggaruk
kepalanya.
“eh iya, mian. Aku lupa” jawabnya cengengesan. Tak lama , ia
menarik tanganku untuk masuk ke telephone box itu.
“disini kurasa lebih aman” katanya sambil cengengesan lagi.
Aku menatapnya sambil tersenyum menertawainya. Lenganku memeluk tubuhku sendiri
karena kedinginan.
“kau dingin?” tanya leeteuk oppa. Aku hanya mengangguk.
Sebenarnya aku gugup, telephone box ini terlalu kecil untuk
dimasuki dua oarang. Akhirnya kami kesempitan dan jarak antar tubuh dan wajah
kami sangat dekat. DEG! Aduh.. jantungku tak bisa diajak kompromi, jantungku
malah berdetak cepat dan kencang hingga menimbulkan suara yang aneh. Apakah
leeteuk oppa mendengarnya? Kurasa iya. Bagaimana ini? aku malu..
Leeteuk oppa melepas jaket putihnya dan memakaikannya
padaku.
“ini kau pakailah” katanya
“lalu oppa?”
“sudah, pakai saja.” Jawabnya memaksaku.
Aku menurutinya, namun kulihat kini giliran dia yang
kedinginan. Aku merasa kasihan padanya. Aku memeluknya erat agar ia bisa
merasakan sedikit hangat.
Our Kiss part 7
Leeteuk’s pov
Apa yang dilakukannya? Ia milikku. Tolong jangan sentuh dia,
sungmin atau kau akan mati!
Apa yang aku pikirkan? Sungmin berusaha memberi napas buatan
untuk Minseo agar oksigen tetap berjalan ke otak dan minseo bisa selamat.
Tapi mengapa harus sungmin yang memberikannya ? mengapa
bukan aku? Aku tidak suka itu!!
Kalimat yang negatif maupun positif bertubi tubi menyerang
otakku membuat aku kesal sendiri terhadap diriku. Sungmin mencoba menyelamatkan
Minseo, ia adalah teman Minseo. Untuk apa aku cemburu? Tolong lah Jung Soo,
untuk kali ini saja coba kau bersikap dewasa, semuanya akan baik2 saja.
Walaupun perasaan panik, kesal, cemburu, sedih, kecewa, dan segala perasaan
sejenisnya menyelimuti dadaku, aku harus tetap berkonsentrasi menyetir agar
cepat sampai dirumah sakit.
Aku menarik napas ku dalam dan mengeluarkannya perlahan,
mencoba merilekskan pikiran dan hatiku. Dan aku melirik lagi kebelakang,
sungmin masih melanjutkan apa yang ia lakukan. Berulang kali. Mungkin ia akan
melakukan itu sampai kami tiba dirumah sakit. Aaarggghhhhh !!!!
Dirumah sakit..
Setelah dokter memberikan pertolongan pertama pada Minseo
setelah hampir tiga jam, akhirnya doket dan para suster keluar. Dengan segera
aku bertanya kepada dokter apa yang terjadi dengan Minseo. Apakah ia baik2 saja
atau malah keadaannya sangat buruk dan sekarat.
“Minseo mengalami cedera pada otak bagian belakangnya.
Berdoalah agar ia tidak mengalami amnesia dan mengingat semuanya” jawab dokter
dan segera berlalu. Aku menatap sungmin kosong dan terduduk dibangku terdekat.
Sungmin melirik Minseo yang masih tak boleh dijenguk karena takut istirahatnya
terganggu dan hanya melihat dari kaca pintu.
“Minseo-ah, jebal bangunlah”
Suaranya terdengar bergetar. Aku sudah meneteskan airmataku
tak bisa menahan kesedihan yang memuncak di dadaku. Nafasku serasa berhenti
melihat dan mengingat Minseo dalam keadaan seperti ini.
Aku melirik sungmin dan aku terkejut serta refleks menghapus
airmataku. Aku tahu sungmin adalah orang yang lembut dan manis, namun ia tidak
pernah bersedia mengeluarkan airmatanya untuk apapun, kecuali untuk hal2 yang
sudah menyangkut kehidupannya yang begitu mendalam. Tak kusangka airmata telah
penuh mengisi pelupuk matanya dan hampir menetes. Ia tidak melihatku dan tiba2
ia menyeka airmatanya agar tidak menetes. Sungmin ... seorang pria yang
menurutku sangat lembut namun begitu kuat. Untuk kali ini aku melihatnya
menangis untuk yeoja setelah sepuluh tahun aku bersahabat dengannya. Apakah ia
menyukai Minseo ? apakah ia mencintai Minseo ?
Pertanyaan yang lagi2 membuat aku sesak napas dan tak
sanggup untuk memikirkan hal itu. Aku mulai cemas dan khawatir. cemas akan
segala sesuatu tidak berjalan sesuai dengan yang kuharapkan, dan terlebih lagi
aku khawatir bahwa minseo akan memilihnya.
Aku dalam keadaan menunduk dan menatap lantai. Kurasa
seseorang berdiri dihadapanku yang membuatku mendongak. Sungmin...
“hyung, mengapa kau menangis? Apakah kau mengenal temanku
itu?” tanya sungmin.
Aku lagi2 menyeka airmataku. Merasa sedikit malu mengapa aku
begitu mudah menangis dihadapan dongsaengku ini. aku menceritakan semuanya pada
sungmin. Termasuk perjodohan itu. Perjodohan yang tak pernah ia mengerti namun
aku sangat bahagia akan hal itu. Sungmin menatapku tak percaya.
“tapi itulah kenyataannya sungmin-ah.” Jawabku ketika
sungmin bertanya apakah benar yang kuceritakan barusan. Ia memalingkan wajahnya
dan tak menatapku lagi.
**
Berhari2 aku dan sungmin bergantian menjaga Minseo dirumah
sakit. Menunggunya agar cepat sadar dari tidurnya yang sudah tiga hari. Dan
hari ini giliranku yang menjaganya. Secara tak sadar aku tidur disamping
ranjangnya dalam keadaan terduduk dan meletakkan kepalaku diatas lipatan kedua
lenganku yang ada ditepi ranjang sambil memeluk tangan Minseo.
Aku tersadar secara tiba2 ketika pagi datang dan aku merasa
ada yang bergerak. Aku mengucek mataku dan mencari apa itu tadi yang bergerak.
Tak lama kemudian aku melihat bahwa jemari Minseo bergerak. Aku senang
sekaligus panik. Kupanggil segera dokter Lee untuk memeriksanya.
“dia sudah sadar dan lukanya sudah mengering, tapi tetap
harus beristirahat. Mungkin fisik dan mentalnya masih syok dan butuh banyak
ketenangan” jelas dokter Lee
“ne. Gomawo”
Aku menatapnya lekat dan berharap ia segera membuka matanya
dan aku adalah orang pertama yang ia lihat.
“ju..nnggg ss..sooo opp...ahh” gumamnya.
Suaranya yang begitu kecil ditambah lagi alat nafas itu yang
menutupi mulut dan hidungnya, namun aku bisa mendengar suara samar2 itu. Mataku
terbelalak dan tak percaya. Apa maksudnya? Sebelum semua pertanyaan itu dapat
kujawab ia sudah membuka matanya perlahan dan semua pertanyaan itu hilang
seketika.
“Minseo? Ahn Minseo? Kau sudah sadar?” tanyaku dengan senyum
cerah.
“hmm”
Minseo’s pov
Aku perlahan membuka mataku karena aku merasa telapak
tanganku begitu hangat. Siapa yang sedang menggengam tanganku? Tangannya lebar
dan hangat. Dan aku merasa seperti baru bangun dari tidur siang yang cukup
panjang. Tanganku masih lemas namun kuberanikan diriku untuk membuka alat
oksigen yang menutupi hidung dan mulutku. Aku menatap pria yang ada disampingku
dengan berdiri tegap disertai mata berbinar nan bulat. Ia tersenyum. Aahh..
kurasa aku mengenalnya. mm.. siapa dia? Aku tampak mengenalnya. senyumnya
sangat lebar yah.. dan lesung pipi manis itu... mmmmm.... aduh, kepalaku perih dan
sakit. Aku kembali memejamkan mataku sejenak sambil memegang kepalaku.
“neon gwenchanayo? Perlu kupanggilkan dokter?”
Suara berat itu... aahhh.. lagi2 aku merasa mengetahuinya
namun aku tidak bisa mengingat. Mungkin bisa, namun sulit dan butuh perjuangan
mengingat kepalaku begitu perih. Ia perlahan melepas jemarinya dan kurasa ia
hendak pergi memanggil dokter. Sebelum ia melepas genggamannya, aku
menggenggam tanganya agak sedikit kuat
menyuruhnya untuk tidak memanggil dokter. Ia berbalik dan kembali menatapku,
kurasa begitu.
“dimana aku? Apakah aku baru bangun dari tidur yang
panjang?” tanyaku.
“ne. Kau dirumah sakit dan sudah terbaring tak sadar tiga
hari belakangan ini”
Mwoo?! Jinjjayo?! Pantas saja aku seperti merasa masuk ke
dunia lain dan tidak kembali-kembali.
Perlahan kubuka mataku dan mecoba menatapnya. Hmm? Aku mulai
mengingat satu per satu akan hal itu. Sesuatu yang sempat kulupakan dan aku
kini mengingatnya kembali. Dengan sangat jelas. Termasuk orang yang ada
dihadapanku ini dan beberapa kenangan itu yang menyangkut dirinya.
Aku tersenyum padanya menandakan aku berterima kasih padanya
karena sudah menjagaku tiga hari ini.
Our Kiss part 6
Dan aku perlahan mulai mengerti apa yang dimaksud oleh dua
keluarga ini. jadi maksudnya aku dijodohkan dengan ... eumm... leeteuk oppa ?
benarkah itu?
Aku bergeming dan diam. Tidak menjawab apapun dan tak
menunjukkan ekspresi apapun. Suasana kaku itu terjadi lagi dimana semua orang
menatapku serius seolah menatapku seperti harimau kelaparan hanya untuk
menunggu jawaban yang keluar dari mulutku.
“hmm?” satu2 nya kata yang bisa ku keluarkan saat ini. lima
pasang mata lagi2 menatapku sangar. Aku pun mengerti apa yang dikmaksud dan apa
yang diinginkan. Aku memperbaiki sikap dudukku dan kutegaskan tatapanku pada
semuanya.
“baiklah, kita coba saja jalani terlebih dahulu” ucapku
akhirnya.
Semua tampak lega dan puas dengan jawabanku barusan, bahkan
namja itu. Ia lagi2 tersenyum smirk. Apa yang kukatakan barusan ? apakah
jawabanku salah ? aku tidak percaya aku mengatakan ini dengan pedenya dan
sekarang... yaa ampun! Bagaimana ini? aku sudah terlanjur menjawab dan ....
kuyakin ini semua pasti jadi. Jadi dalam arti aku dan leeteuk oppa ? akan JADI
untuk ... eummm.. menikah ? Oh My God, please safe me and let me go from this
case. I can’t stand anymore, batinku. Aku shock, sangat. Aku terlanjur
mengatakan ituu. Apa yang harus kukatakan pada kibum oppa ?
**
Keesokan harinya, aku memutuskan untuk bertemu degan sahabat
lamaku, Lee Sungmin. Namja paling cute satu sekolahan. Aku masih ingat jelas
itu. Si pinky boy yang sangat aegyo dan imut. Aku tertawa sendiri dalam
perjalanan menuju cafe untuk bertemu dengannya.
“oppa...”
Kulambaikan tanganku padanya dan ia menatapku dan segera
mengenaliku.
Sungmin’s pov
Ah.. itu dia. Ahn Minseo yang dulu ku kenal dingin dan
jenius. Ia tampak begitu berubah dan berbeda. Lebih spesifik nya ia tampak
seperti yeoja bule. Bagaimana bisa ?
Aku mempersilahkannya duduk didepanku dan kami mulai
berbincang setelah memesan minuman. Ia menceritakan semuanya tentang hidupnya
beberapa tahun terakhir ini. aku sangat terkesan mendengar ceritanya. Ia juga
mengatakan bahwa aku tampak lebih keren dan tampan. Kujawab , tentu saja. Aku
ini memang lee sungmin yang selalu keren, banggaku.
“bagaimana bisa ?” tanyaku setelah ia katakan bahwa ia
berprofesi sebagai gitaris terkenal di kanada. Ia hanya mendelikkan bahunya
tanda tak tahu dan itu telah digoreskan oleh Tuhan. Aku mengangguk mengerti.
“tapi oppa, masih ada satu hal lagi” sambungnya
“hmm? Apa itu” tanyaku penasaran. Ia menceritakan sesuatu
hal lagi yang mampu membuat aku terkejut tak menyangka.
“dijodohkan? Bagaimana bisa? Bukankah kau kembali kesini
hanya untuk berlibur dan akan segera kembali ke kanada? Lalu apakah kau
mempunyai namjachingu di sana?” tanyaku panik. Ia hanya mengangguk lemah. Aku
tidak tahu itu anggukan untuk jawaban yang mana, kurasa tadi aku menanyakan dua
pertanyaan. Atau anggukan itu jawaban untuk kedua pertanyaanku?
“itulah yang kubingungkan. Aku belum sempat mengatakan pada
appa dan eomma bahwa aku sudah memiliki namjachingu disana. Bagaimana ini
oppa?” tanyanya dengan wajah memelas dan lesu. Ia tampak putus asa dan tak tahu
apa yang harus ia lakukan. Aku mengangkat bahuku singkat dan ia menghela napas
panjang.
“akan kupikirkan caranya” jawabku seadanya.
Untuk menghilangkan stress, aku akhirnya menghiburnya dengan
bercanda ala anak SMA. Tawanya yang lebar membuatku merindukan itu setelah enam
tahun tak bertemu dengannya.
Author’s pov
Tiga jam kemudian, Minseo akhirnya memutuskan untuk pulang
kerumah. Ia berencana ingin menenangkan dirinya sendiri sebelum semua masalah
ini membuatnya menjadi tak waras dan gila. Ia mengendarai mobil dengan melamun
dan itu menyebabkan sesuatu yang buruk terjadi.
Minseo’s pov
Aku melamun dan bengong, berharap semua akan terselesaikan
dnegan sendirinya dan kurasa tiba2 kepalaku menghantam sesuatu yang keras
sebelum semuanya terasa gelap.
BRUKKKK!
Author’s pov
Minseo mengalami kecelakaan, ia menabrak sebuah pohon
beringin yang besar dan ia tak memakai sabuk pengaman. Sebuah mobil yang tidak
segaja lewat segera menghampiri nya dan segera menolongnya. Beruntung sekalin
dirinya karena ternyata orang itu adalah temannya Minseo sendiri yang tak lain
adalah sungmin. Sungmin segera membawanya kerumah sakit, namun ia tidak bisa
mengantar minseo sendiri, akhirnya ia menelepon temannya.
Belum sampai sepuluh menit, sebuah mobil berhenti tepat
ditempat kecelakaan.
“ne hyung, bantu aku membawa temanku kerumah sakit” kata
sungmin bergegas.
Leeteuk hanya bisa melongo terperangah menatap siapa gadis
itu, gadis yang dikatakan sungmin adalah temannya.
“Ahn Minseo ??” batin leeteuk.
“hyung! Mengapa bengong, ayo cepat kita naik mobilmu saja.”
Teriakkan sungmin sontak membuat leeteuk terbangun dari
lamunan tak percayanya. Ia bergegas ke mobil, membukakan pintu untuk sungmin
yang sudah basah berlumuran darah yang keluar dari kepala minseo akibat
hantaman kuat dengan stir mobilnya. Leeteuk tancap gas dan segera melaju dengan
kecepatan tinggi. Jalanan memang masih ramai, tapi untungnya jalanan kota seoul
lebar, tidak seperti jakarta , macet dimana-mana -_-
Leeteuk menyetir dengan tak konsentrasi, ia sesekali melirik
kebelakang baik melalui cermin depan maupun secara langsung. Terakhir ia lihat
sungmin mengikat kepala minseo agar darahnya berhenti mengalir, namun percuma.
Namun sekarang ia melihat sungmin sedang ....
Our Kiss part 5
“MWOO ?” teriakku spontan dan bergegas menuju jendela dan
menatap mobil itu.
“omoo, leeteuk oppa. Aku lupa” batinku
Berlari menuju kamar mandi dan segera membersihkan diri dan
berpakaian.
BRRUKKK!
“aawwhhh”
Aku jatuh terduduk dilantai karena terpeleset. Aku menegelus
pelan bokongku yang jatuh menghantam lantai keramik. Kakiku hampir terkilir.
Pagi yang buruk. Dimana sinar mentari yang menghangatkan diriku ketika ia mulai
terbit? Dimana suara burung yang berkicau riang diatas pohon ? dimana semilir
angin dan udara pagi yang segar datang melewati jendelaku ? semua itu diganti
oleh sebuah suara klakson mobil yang nyaring dan tak berperasaan. Menghancurkan
pagiku yang harusnya indah.
Kedebak kedebuk prang prung bukk bakk aww bukk zzzz
Kakiku bagaikan bergulat dengan tangga dan lantai rumah yang
dirancang dengan menggunakan kayu sehingga menghasilkan suara yang cukup besar.
Appa dan eomma menatpku aneh dan aku hanya mengambil sehelai roti tawar dan
meneguk segelas susu putih dan berpamitan pada eomma dan appa.
“aku pergi dulu eomma, appa. Bersama leeteuk oppa”
Setelah menyelesaikan kalimatku, aku sudah berada didepan
gerbang utama rumahku dan tak mendengar balasan dari eomma dan appa sepatah
katapun. Aku masuk ke mobilnya dengan perasan sedikit takut karena takut ia
akan membentakku seperti semalam. Sebenarnya semalam ia juga tidak membentakku,
aku yang terlalu sensitif ._.
Dengan nada begitu rendah, aku bertanya padanya kemana kita
akan pergi dan ia menjawab Busan.
“mwo ? jauh sekali, untuk apa kita kesana ?”
Ia tak menjawab dan hanya mengulas sebuah senyum yang
tersungging dibibir merahnya. Deg! Senyum itu....
Aku kembali menatap ke arah depan, tak berani menatapnya
lebih lama lagi atau kupastikan ia akan merasa GR.
Beberapa jam kemudian kami sampai di Busan dan ia membawa
mobilnya berserta akau berkeliling. Memberhentikan mobilnya didepan gereja dan
menyuruhku untuk menemaninya untuk masuk. Aku heran untuk apa ia membawaku ke
gereja ? apakah ia pikir aku tak pernah beribadah ? pabbo.
“gereja yang indah. aku ingin sekali pada akhirnya nanti aku
bisa menikah disini” curhatnya.
Ya, kuakui gereja ini memang indah. walaupun berada ditempat
terpencil, namun arsitektur dan modelnya begitu modern. Keramik putih bening
yang tebal melapisi seluruh tempat ini, kursi2 kayu jati yang bersih dan
tersusun sistematis, bunga putih dibagian kiri dan kanan. Benar2 tampak seperti
ruangan kaca untuk beribadah. Aku
mengangguk mendengar apa yang ia katakan barusan. Tidak tahu harus menjawab
apa. Biarkanlah, anggap saja ia berbicara dengan dirinya sendiri dan aku
seperti tak sengaja mendengarnya.
Satu jam kemudian kami kembali kemobil dan kembali
melanjutkan perjalanan. Kemana? Entahlah, hanya ia yang tahu. Aku hanya ikut
dan berharap ia tidak membawaku ketempat yang aneh-aneh.
**
“appa eomma.. aku pulang” panggilku pada seisi rumah. Appa
dan eomma tiba2 muncul dan tersenyum.
“bagaimana kencanmu dengan leeteuk ?” tanya eomma.
“hmm? Kencan? Ani, hanya jalan2 biasa” elak-ku. Eomma
tersenyum dan malah appa yang cekikikan.
**
5 hari kemudian..
Makan malam itu akhirnya tiba. Duduk di meja rias dan mulai
mempermak wajahku sendiri. Aku memang orang korea, namun aku lebih menyukai
make up ala orang barat yang sangat sederhana. Kuusap bedak compact milikku
pada seluruh wajah dengan lembut dan tipis, ku-ulaskan beberapa kali perona
pipi pink dan melentikkan bulumata menggunakan mascara. Sedikit eyeliner untuk
mempertegas lipatan mata. Terakhir lip gloss peach shimmer yang membuat bibirku
lebih mengkilap dan merah muda. Selanjutnya, rambutku yang ku sudah kugulung
dengan roll rambut kulepas dan kuurai. Bukan keriting, hanya ombak sekilas yang
menampakkan rambut yang lebat atau bervolume, hitam pekat dan mengkilap.
Sedikit sasakkan dibagian atas kepala hingga terlihat sedikit mengembang.
Kusisir poniku kesamping kanan hingga rapi dan selesailah sudah. Meraih sepatu
blurdu krem milkku dan kulingkarkan talinya dipergelangan kakiku.
“selesai” batinku
Aku perlahan turun menuruni tangga. Appa dan eomma telah
duduk menunggu diruang tamu menungguku.
“ayo jalan” ajakku membuat appa dan eomma serempak menoleh
kearahku, menatapku dari ujung kuku kaki hingga ujung rambutku. (untung rambutku
sehat dan tak bercabang -_-) Eomma tampak shock berat melihatku.
“ada apa eomma ?” tanyaku sambil menatap kebawah melihat
bajuku yang kupikir eomma dan appa tak suka dengan penampilanku ini.
“ani.. kauu.. benar2 cantik minseo-ah” jawab eomma membuatku
malu. Pipiku mulai merah merona menahan malu sekaligus salah tingkah. Aku
menarik eomma dan appa menandakan cepat jalan dan jangan menatapku terus. Aku
sudah hampir pingsan melayang ini.
Di sebuah rumah mewah..
Appa masuk terlebih dahulu disusul dengan aku dan eoma yang
berjalan tepat dibelakangnya. Aku bertanya pada eomma, rumah siapa ini ? teman
appa? Eomma hanya menjawab, nanti kau juga tahu. Ya ampun eomma -_- ini sudah
sampai dirumahnya, untuk apa disembunyikan lagi. Eomma suka lawak deh.
Baru beberapa menginjakkan kaki didalam rumah ini, appa
sudah disambut oleh temannya itu dan keduanya berjabat tangan. Aku tampak
pernah melihat pria ini, tapi.. dimana? Seorang yeoja seumuran eomma juga sudah
muncul dan lagi2 aku penasaran. Aku pernah menatap kedua orang ini namun aku
tak bisa mengingatnya. Sepayah itukah ingatanku?
“minseo sangat cantik hari ini” kata ahjumma itu. Aku hanya
membalas dengan senyuman. Tak lama kemudian, kami beralih ke ruang makan dan
aku melihat.... mwo ? dia ? leeteuk oppa? Mengapa dia bisa disini? Perasaan
kaget, penasaran, gugup, panik, semua bercampur menjadi satu. Ia berdiri dan
membungkukkan badan pada appa, kurasa begitu.
“annyeong ahjussi” katanya.
Hmm? Apa maksudnya ini? aku sama sekali tak mengerti.
Leeteuk’s pov
Siapa dia ? Minseo-kah? Apakah benar itu Minseo? Cantik
sekali ia malam ini. benar2 berbeda sejak pertama kali aku mengenalnya. Sejak
saat itu.. ia masih tampak seperti orang bule yang nyasar ke korea karena
wajahnya sama sekali tak terlihat wajah orang korea. Namun sekarang? Dari atas
rambutnya, matanya, hidungnya, dan eumm... bibirnya, semuanya indah. Bak
malaikat yang turun dari langit ketujuh. Aku bahkan tak bisa berkedip ataupun
sampai mengalihkan pandanganku darinya. aku begitu menikmati pemandangan yang
kini berada dihadapanku. Seorang malaikat yang duduk didepanku sambil tersenyum
manis. Oh, mungkin tidak tersenyum manis. Aku salah, ia lebih tampak seperti
orang kebingungan dan seperti anak yang kehilangan orang tuanya dijalanan -_-
raut wajahnya yang ia paksakan tersenyum elegan tetap saja tidak bisa menutupi
bahkan menghilangkan rasa heran dan gugupnya, kurasa begitu.
pov’s end
--
Mengapa ia menatapku seperti itu ? sudah kukatakan untuk
kesekian kalinya, aku tak suka tatapannya padaku. Begitu tajam dan menyeramkan,
mungkin. Yang jelas aku tidak suka! Senyumnya tampak senyum smirk dan sedikit
evil. Apa maksudnya? Apakah ia menertawaiku yang kebingungan? Ada apaa ini
sebenarnya eomma ? tolong beritahu aku secepatnya.
“lantas apakah Minseo sudah tahu semuanya?” tanya ahjussi.
Aku menatap semuanya heran mengisyaratkan aku bahkan tak tahu apa apa. Semuanya
berbalik menatapku dan aku hanya... diam dengan perasaan begitu bodoh.
“jadi, appa dan eomma merasa bahwa kalian cocok. Bagaimana
kalau kalian mencoba menjalaninya terlebih dahulu ?” timpal appa langsung.
Mataku membulat sempurna tak percaya. Maksudnya?
“lagipula ahjussi dan ahjumma juga sudah setuju. Bahkan
leeteuk juga sudah berpikir demikian. Ia tampak menyukaimu” sambung ahjumma tak
kalah heboh.
Aku yang baru saja meneguk segelas air putih bertujuan untuk
menjernihkan pikiranku agar tak berpikir yang macam2 malah tersendak dan air
yang ada didalam mulutku hampir keluar jika tak kutahan dengan sapu tangan.
“eomma...” suara leeteuk mulai terdengar.
Our Kiss part 4
“dia adalah pemilik hyundai department store, perlakukanlah
ia dengan baik”
Kalimat yeoja itu membuatku kaget setengah mampus. Bagaimana
mungkin ? apakah ia berbohong ? tidak mungkin juga.
“ini nona.. silahkan” ia membuyarkan lamunanku.
“hmm ?” gumamku tak jelas. Ia menyodorkan sebuah dress yang
benar2 elegant dan mewah. Aku menatap dress itu dengan terpana. Gaun tercantik
yang pernah aku lihat. Gaun berwarna kuning gading elegan selutut yang pas
dengan lekukan badan wanita. Model sabrina dengan mawar besar di belakangnya.
Beberapa kristal bulat bersinar ikut menghiasi sekitar lengannya. Memang tampak
polos, namun indah dan mewah.
“silahkan dicoba” sambungnya.
Aku mengambil dress itu dan memakainya diruang ganti.
Beberapa menit kemudian, aku keluar dengan memakai gaun itu seolah meminta
komentar namja itu. Hmm ? kulihat ia tak berkedip dan hanya menatapku. Apakah
terlihat aneh dan tak cocok pada tubuhku ?
“benar2 indah nona. Kau benar2 cantik” katanya seolah
menjawab pertanyaanku yang bahkan belum kutanyakan. Ia segera pergi dan kembali
dengan sebuah high heels bludur dengan tumit lancip setinggi 7 cm berwarna krem
beras dan mengisyaratkan ku untuk duduk dan ia memakaikan sepatu itu pada kaki
jenjang nan mulusku. Aku berdiri dan kembali menatap diriku didepan kaca besar.
Aku membolak balikkan badanku. Aku rasa ini cukup cantik, namun kuharapkan
komentarnya.
“kau cantik sekali nona” katanya membuatku tersenyum manis.,
“jinjjayo ?” tanyaku memastikan. Ia mengangguk mantap dan
yakin tanpa mengalihkan pandangan dariku.
Setelah itu aku masuk dan mengganti kembali pakaianku dan
membayarnya dikasir.
“nona, kalau boleh tahu, siapa namamu ?” tanya namja itu
padaku yang sedang asik membayar dikasir.
“Minseo. Ahn Minseo”
“ohh, naneun Choi Siwon”
balasnya dan aku membalas jabatan tangannya.
Nama yang begitu tegas untuk seorang pria, kupikir.
“bisakah kita bertemu lagi ?”
“tentu” jawabku dambil berjalan pergi dari kasir dengannya.
“bagaimana kalau kau memberikan nomor ponselmu padaku ?”
Hmm ? aku sedikit terkejut, namun setelah itu kuberikan saja
nomor ponselku.
“gomawo”
“ne, aku pamit dulu siwon. Eh? Eumm, siwon oppa ?” kataku
tak yakin
“ne. Annyeong” jawabnya sedikit terkekeh dan membungkukkan
tubuhnya sedikit.
Haaah, barang bawaannya banyak sekali. ini..
Aku melirik jam tangan hitamku dan, APAA ?! Sudah pukul 9
malam ? bagaimana mungkin ??
Aku mengehela nafasku. Lelah sekali rasanya. Kakiku sangat
pegal. Malah aku harus berjalan hingga ke depan untuk mencari taxi. Kakiku
sudah goyah dan tak kuat lagi. Dan kurasa high heels ku juga akan patah
sebentar lagi. Aku berjalan perlahan dengan susah payah karena membawa barang
belanjaan yang sangat banyak. Ditengah sunyinya gelap, aku mendengar suara
ricuh klakson sebuah mobil, namun aku menghiraukannya. Siapa yang peduli ? aku
berjalan semakin jauh dan jauh, namun herannya suara klakson itu semakin
menjadi-jadi dan membuat telingaku sakit. Dengan wajah super seram, aku menoleh
kebelakang dan mobil itu berhenti tepat dibelakangku. Kacanya yang hitam
membuat mataku tak sanggup menembus kaca itu untuk melihat siapa si pengendara
mobil pabbo itu. Kusipitkan mataku lebih kecil lagi hingga terlihat seperti
merem, namun tetap saja tak terlihat. Akhirnya aku menyerah dan menunggunya
untuk keluar dari mobil mewahnya itu.
Aaah!! Ternyata dia.. si namja pabbo yang paling menyebalkan
karena tatapan matanya yang selalu terlihat mencurigakan ketika menatapku.
“haa ? huhhh” aku mengehela napas.
“mian, ku klakson dua kali kau tak dengar, jadi ku klakson
berulang kali” katanya dengan begitu innocent dan wajah polos namun menurutku
itu tampak konyol.
“aku tidak tuli, jadi panggil saja namaku jika kau
memanggilku dan tolong jangan membunyikan klakson seperti itu lagi atau
kuhancurkan mobilmu” kataku dengan api yang sudah membara diujung ubun-ubun dan
segera pergi.
“jamkannam!!” panggilnya memegang pergelangan tanganku.
“ku antar pulang”
Hmm ? aku tak percaya ini. mengapa ia tiba2 bisa berlagakj
begitu serius dan cool ? bukannya barusan ia tampak innocent dan konyol ?
“ayolah.. apa kau tidak berat membawa barang bawaan sebanyak
ini dan jalan kaki pulang ?”
“mwo ? kau pikir tak ada taxi ?” tanyaku nyolot padanya
“mwo ? kau pikir jam segini masih ada taxi atau bahkan
angkutan umum biasa yang lewat ?” jawabnya tak kalah nyolot dariku.
Sial! Aku mati kutu dibuatnya. Kulirik jam tanganku sekali
lagi dan... pukul sembilan tiga puluh malam. Jangankan angkutan umum, becak pun
tak akan lewat.
“baiklah aku kalah, lalu?” tanyaku dengan wajah jengkel
sekaligus lemas.
“kuantar pulang” jawabnya sambil mengambil semua barang
bawaanku, memasukkannya kebagasi mobil dan membuka kan pintu untukku.
“hmm ?” gumamku.
“masuklah Minseo-ssi” katanya formal. Aku sedikit terkekeh
melihat tingkah konyolnya.
Didalam mobil..
Tiba2 saja leeteuk yang ku kenal bawel, cengengesan dan
menyebalkan bisa berubah dingin dan pendiam seperti ini. apakah ia kerasukan ? alhasil kami diselimuti
kecanggungan didalam mobil. Tenggelam dan sibuk didalam pikiran masing2, aku
bahkan menelan ludah saja tak berani dan takut ia terdengar karena begitu
sunyi. Detik jam tanganku pun terdengar. Bagaimana ini ? aku juga tak berani
bergerak, entahlah, mengapa lama sekali sampainya ? jauh sekali yah kurasa..
Tiba2 mobilnya terhenti. Aku lihat sepertinya ini bukan
rumahku. Bahkan juga mungkin bukan rumahnya. Ini seperti sebuah taman di dalam
kota seoul yang agak sedikit terpencil. Pantas saja jauh sekali.
“kau ?”
“bisakah kau lebih sopan sedikit padaku ? setidaknya
memanggilku oppa ?”
Kalimatnya terdengar begitu tinggi dan penekanan tegas pada
setiap katanya serta terdengar tidak menyukai kata yang barusan kuucapkan. Aku
merasa seperti ia membentakku. Apakah benar itu? Atau aku yang terlalu
sensitif? Tapi.. ya memang aku salah.
“ne. Mian.. oppa” jawabku pelan.
Ia tak menjawab lagi dan keluar dari mobilnya. Aku yang tak
mengerti mengikutinya. Kupandang lebih jelas lagi. Taman kota dengan jembatan
ditengahnya, kemudian bunga2 disekeliling taman dan telepon box itu. Aku mulai
mengingatnya.
“hmm.. masa terindah yang pernah kulewati bersama seseorang”
kataku pelan
“jinjjayo ? aku juga”
Tak kusangka ia mendengar apa yang kukatakan karna kuyakin
suaraku barusan tak lebih keras dari suara jangkrik. Kemudian aku hanya
menatapnya sesaat dan tersenyum. Ia tampak memperhatikan telepon box itu dan
aku memperhatikan jembatan gantung yang ada disana.
“jadi tempat ini yang kulewati dan kupikir aku mengenalnya
ketika jalan2 bersama eomma..” batinku.
“oppa, bisakah kita pulang sekarang ?” tanyaku
“ne, arraseo” jawabnya dan menuju mobil.
Leeteuk oppa mengatarku pulang hingga depan rumahku.
“gomawo” kataku lalu langsung membuka pintu mobil. Tangannya
menarikku hingga aku menolehnya dan wajahku berada tepat didepan wajahnya
dengan jarak 5 cm. Deg! Jantungku terasa ingin mencelos begitu saja menatap
wajahnya yang berbeda ini.
“besok kujemput pukul tujuh pagi” katanya dan aku hanya
bergeming.
“hmmm?” gumamku tak mengerti dan menarik wajahku perlahan
menjauhinya. Ia tidak menjawab dan langsung keluar mobil, menuju bagasi dan
mengeluarkan barang2ku.
“masuk sana. Annyeong”
Aku hanya menatapnya heran dan mengikuti apa yang ia katakan
tanpa membalas kata terakhirnya. Benar2 freak. Aneh. Namja teraneh yang kutemui
untuk pertama kalinya.
**
Tidur pulasku tiba2 saja hancur seketika. Aku terjaga karena
mendengar suara nyaring itu. Menghancurkan balon mimpiku dan membuat rusuh satu
komplek. burung2 pun semuanya kabur dan tak ada yang tersisa. Seolah suara itu
menggelegar bahkan mengalahkan suara petir dan geledek. Siapa dia ? dengan
langkah ogah2an aku berjalan perlahan menuju jendela dan melirik sekilas.
Sebuah mobil kuning. Ahh.. dasarr idiot!, batinku dan segera kembali menarik
selimut.
Langganan:
Postingan (Atom)