Kamis, 28 Juni 2012

Why I # 5

"Baiklah , aku akan membeli makanan dahulu" kata soo hyun
Akhirnya di dalam ruangan itu hanya tersisa yoo kyung dan siwon
"Knapa kau menyuruh soo hyun keluar " kata siwon
"Aku tidak tahu , siwon ssi " kata yoo kyung
"OK. aku ingin menanyakan 1 hal padamu , apa maksud perkataanmu tentang kematian jung soo ? " tanya siwon

Yoo kyung berjalan pojok ruangan dan duduk , siwon mengikuti yoo kyung dan duduk disebelah yoo kyung .
"Waktu itu , Hari ulang tahunku dan aku memaksa jung soo untuk mengajakku jalan-jalan . Padahal hari itu sudah malam tetapi karena itu hari ulang tahunku jung soo mau mengajakku jalan-jalan . Saat di jalan jung soo mengebut karena sudah malam dan jalanan sepi tapi tanpa kita sangka sebuah motor berkecepatan tinggi muncul didepan mobil kami , jung soo kehilangan kemudi dan akhirnya mobil kami menabrak pagar pembatas . Aku koma selama beberapa hari tapi .......... jung soo mening.......gal di tempat keja...dian . Why I could kill jung soo" Kata yoo kyung dan yoo kyung pun menangis

Tangan siwon gemetaran dan tangan siwon akhirnya mengusap pipi yoo kyung yang basah karena air mata dan memeluk yoo kyung dan mulai berkata
"Itu semua bukan kesalahannmu kau tidak usah merasa bersalah , itu sudah takdir " kata siwon
"Knapa aku merasa hangat dipelukan siwon dan aku tidak ingin melepaskan pelukan ini . Knapa ? dan kenapa aku bisa menceritakan rahasia yang harusnya aku ceritakan kenapa tuhan ? " Ucap yoo kyung dalam hati
"Bukan kamu yang salah tapi aku . Aku yang telah membuat kalian menderita" ucap siwon dalam hati
"Sekarang jangann menangis lagi , masalah tentang jung soo akan aku selesaikan. Sekarang kau berdiri dulu  " kata siwon sambil membantu yoo kyung bangun

Dan siwon memberikan yoo kyung sebuah sapu tangan , dan yoo kyung menghapus air matannya
"Ayo kita keluar , kasihan soo hyun telah menunggu lama " Kata siwon
"Kenapa siwon yang dulunya dingin bisa sehangat ini kenapa ??? apakah ia sebenarnnya orang yang hangat ? " Tanya yoo kyung dalam hati

Diluar rumah pemakaman...........

Soo hyun berjalan sambil memutar - mutar ia membayangkan apa yang dilakukan siwon dan yoo kyung didalam ia membayangkan hal-hal yang negatif  . Tapi khayalan itu bukan ketika siwon memangilnnya
"Hey soo hyun ssi " Kata siwon
"Yha " Kata soo hyun sambil berjalan mendekati siwon dan yoo kyung
"Yoo kyung seperti sedang tidak enak badan , tolong kamu merawat dia " Kata siwon sambil berjalan menuju mobilnya dan melaju cepat

" Orang aneh dalam 5 menit bisa berubah sifat dari hangat menjadi dingin " Kata yoo kyung
"Hah ??? apa yang kau bicarakan aku tidak dengar karena deru mobil siwon sangat kencang " kata soo hyun
"Tidak apa-apa" Kata yoo kyung
'Mari aku antar pulang tadi kata siwon kamu sakit " Kata  soo hyun dengar penuh pehatian

Akhirnya yoo kyung sampai dirumah dan istirahat
"Aku akan menunggumu sampai besok pagi" Kata soo hyun
"Tidak usah , aku baik-baik saja" kata yoo kyung
"Tidak aku akan tidur di sofa , lagipula kamu dirumah sendiri eomma dan appa mu sedang diluar negri , aku sebagai orang yang menyayagimu akan menjagamu " kata soo hyun
"Baiklah, aku tidak bisa memaksamu kata yoo kyung


~Didalam Mobil siwon ~
"aku harus cepat menyelesaikan masalah ini, aku tidak mau ada orang lain lagi yang terluka akibat kematian jung soo " kata siwon dengan nada yakin

Esoknya paginya di rumah yoo kyung
"Tin -tin " suara mobil
Ternyata itu suara mobil siwon 
"Ada apa pagi-pagi kesini" tanya yoo kyung
"Aku akan mengantarmu ke sekolah"kata siwon
"Tidak usah , aku akan pergi ke sekolah bersama soo hyun ssi" kata yoo kyung
tiba-tiba soo hyun keluar dari rumah yoo kyung  sambil membetulkan rambutnya dan berkata " siapaa ? "
"Siwon , mengajakku pergi kesekolah bersama" kata yoo kyyung
"Kalian tinggal 1 rumah ? " tanya siwon
"Ani.... aku semalam merawat yoo kyung " kata soo hyun membenarkan
"Baiklah aku akan ikut mobilmu tapi.... " kata  yoo kyung
"Tapi apa ?" tanya siwon
"soo hyun ikut juga " kata yoo kyung
"Ani ..." kata siwon
"Baiklah aku pergi sendiri bersama soo hyun " kata yoo kyung
"Oke..oke cepat naik , tapi soo hyun duduk didepn bersama ku , kau dibelakang " kata siwon

Akhirnya mereka berangkat ke sekolah setelah berdebat lama
~di sekolah~
"sudah sampai , soo hyun kau turun dlu " kata siwon
"Baiklah " kata soo hyun sambil turun
ketika Soo hyun pun menutup pintu , tiba-tiba  mobil siwon langsung melaju cepat
"Hey apa yang kau lakukan " tanya yoo kyung
"Aku akan membawa mu ke  suatu tempat " kata siwon

Mobil siwon tetap melaju cepat menuju ke suatu tempat
Soo hyun dengan bingung masuk ke kelas

To Be Continued 



Senin, 25 Juni 2012

Behind My First Love


Jam kuliah sudah berakhir bahkan bel pun sudah berbunyi. Seperti biasanya setelah jam kuliah  berakhir aku tidak akan langsung pulang, melainkan ke perpustakaan mencari novel dan mencari tempat yang berangin dan tenang. Itulah kebiasaanku di luar jam kuliah. Aku adalah anak dari pemilik sekolah ini. Appaku-lah yang menanamkan sebagian sahamnya di universitas ini. Aku termasuk anak yang susah bergaul sejak kecil. Aku menuju ke ruang musik , saat ini di jarak 2 m terdengar suara piano dan suara seseorang bernyanyi. Rasa penasaran yang mengelilingi otakku menjalankan kakiku untuk lebih dekat ke pintu kaca itu. Terlihat seorang yeoja sedang bernyanyi dan memainkan piano dengan jari-jarinya yang panjang. Suaranya yang indah memenuhi ruangan itu sehingga aku menyembunyikan tubuhku dibalik tembok agar tidak terlihat olehnya, tiba-tiba i-phoneku berdering, aku segera mengangkatnya “ ya appa, aku segera turun”..

Sesampainya di lantai bawah , aku masuk ke dalam mobil , selama perjalanan aku terpikir dengan yeoja tadi itu. Appa tiba-tiba memanggilku “ Donghae.. melamun ya? Daritadi appa bicara , tidak didengarkan?” dengan rasa bersalahku , aku menjawab “ chesunghaeyo appa.. bisa diulang ?” Appa kembali bicara “ besok appa harus meeting ke Cina , sedangkan besok hyung-mu pulang dari Paris, bisa menjemputnya ?” aku mengangguk cepat. Sehabis appa bertanya, aku kembali ke lamunanku tadi, mengingat besok libur berarti aku tidak bisa mendengarkan suara yeoja itu bernyanyi lagi. “Argh!! Aku ini kenapa menjadi seperti ini? Tidak mungkin aku menyukainya secepatnya itu” pikirku sambil menggelengkan kepala beberapa kali.
Pengurus Park , dimana kunci mobil?” tanyaku yang sudah siap menjemput hyung-ku

Pengurus Park menunjuk ke arah lemari kecil diujung ruang tamu. Aku mengambilnya dan cepat menginjak gas menuju Bandara Incheon. Sesampainya disana, aku membawa papan yang bertuliskan “Lee Sung Min”. Akhirnya hyung-ku itu terlihat juga , setelah 15 menit berdiri sambil memegang papan itu. Hyung memelukku erat, segera aku membalasnya dengan pelukanku juga. Kami berjalan menuju ke mobil, memasukkan 2 koper besar itu ke bagasi mobil, dan segera menuju ke rumah. Aku sangat menyayangi hyung-ku ini, karena dia selalu mengerti keadaanku. Saat dia memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya di Paris , aku sangat kesepian, tidak ada teman bercanda di kamar. Tapi mulai hari ini aku akan kembali bersamanya. Sejujurnya akhir-akhir ini aku sering memikirkan yeoja itu. Rasanya ingin cepat-cepat ke kampus. Sepanjang perjalanan , aku menceritakan kejadian kemarin ke Sung Min. Hyung bilang aku jatuh cinta dengannya, aku masih menyangkalnya, hyung meminta aku mengurusnya sendiri jika aku tidak percaya dengan perkataannya.

Minggu sudah berakhir. Sekarang hari senin, semoga yeoja itu kembali bernyanyi di ruang musik, itulah doa pertamaku di pagi yang cerah ini. Setelah selesai berpakaian, aku segera turun untuk sarapan. Tak disangka sepagi ini hyung sudah ada di dapur, aku pastikan dia ingin membuatkan sarapan untukku. Aku segera duduk di meja makan, tak lama hyung datang dengan 2 piring sarapan dan 2 gelas susu. “Hyung! Aku rindu menu sarapanmu ini!!” aku langsung melahapnya. “ makan pelan-pelan , pabbo!” ejeknya. Aku segera berdiri dan pamit dengan hyung untuk berangkat ke campus. “nanti aku jemput ya?” tanya hyung. “nan gwaenchanha , hyung.. ada supir kan” jawabku. Hyung mengangguk. Aku segera menghilang dari hadapannya.

Akhirnya bel berbunyi juga. Aku menunggu teman sekelasku keluar semua , baru aku keluar kelas menuju ruang musik, bertujuan agar tidak ada yang mengikutiku. Jarak masih 3 m lagi, tapi tidak terdengar suara apapun dari dalam ruang musik. Aku masuk ke dalam ruangan, mencari sosok yeoja itu. Aku merasa aku mendengar suara seseorang menangis di belakang piano, aku berjalan pelan ke arah belakang piano itu. Dan benar seorang yeoja yang duduk memeluk lutut dengan rambut panjangnya yang aku yakini adalah yeoja bersuara indah kemarin itu. Aku terdiam melihat yeoja itu menangis, yeoja itu sepertinya baru menyadari sosok-ku ini sekarang. Dia mengangkat wajahnya dan memperhatikan aku dari bawah sampai tertuju tepat di mataku. Dengan cepat aku menyodorkan sapu tangan yang sedari tadi aku pegang “ambilah”. Yeoja itu mengambilnya dan menghapus air matanya yang mengelilingi seluruh pelupuk matanya. Entah apa yang aku pikirkan sedaritadi, aku baru menyadari sudah duduk di sampingnya. Setelah aku telusuri wajahnya yang tidak jauh ini, dia juga memiliki wajah yang cantik. “hmm.. ka..kamu mengapa menangis” tanyaku sedikit gugup karena takut dianggap ikut campur. Yeoja itu terdiam beberapa saat , dan akhirnya dia menceritakan apa yang terjadi dengannya, setelah selesai, dia kembali menangis. Aku terdiam karena sebenarnya aku ingin memeluknya , yeoja yang bertubuh kecil dengan postur agak tinggi itu baru ditinggalkan eommanya untuk selamanya, dan sesuai yang dia ceritakan appanya juga sudah tiada. Air mataku hampir jatuh, aku berusaha untuk membendungnya. Aku tidak peduli dengan semua yang akan dipikirkannya setelah aku memeluknya nnti , aku langsung memeluk tubuhnya yang kecil itu. Aku bersyukur dia tidak menolak, aku mengelus punggungnya sambil mengingat kejadian eommaku juga “semuanya akan baik-baik saja, kamu harus kuat sepertiku, aku juga sudah tidak ada eomma, uljima”. Saat yeoja itu mendengar ucapanku , dia melepaskan pelukanku dan menatapku sejenak. Kini aku yang bercerita bahwa eommaku meninggal karena sakit leukimia. Yeoja itu terdiam meski air matanya belum berhenti menangis. Air mataku tidak terbendung lagi sehingga aku biarkan mengalir, aku menunduk. Dia mengangkat wajahku dan menghapus air mataku dengan jari-jari tangannya itu. “baiklah aku tidak akan menangis lagi, oppa juga ya jangan menangis lagi, mian, aku mengingatkan masa lalumu” ucapnya sambil menghapus air matanya. Aku tersenyum melihatnya mulai bangkit kembali , aku langsung meminta nomor hpnya, dia mengetiknya sendiri di hpku. Saat dia mau bangkit dari duduknya, aku bertanya “ namamu?”. “oh.. Kim Hae Yeon.. mian, aku kembali dulu ya, sampai jumpa , oppa” ucapnya. Aku mengangguk dan dia menghilang begitu saja.

Aku kembali ke rumah dengan wajah berseri-seri. Aku menghampiri SungMin Hyung yang duduk di ruang tamu sedang nonton drama, itulah kebiasaannya saat mengisi waktu kosongnya. “wae?knapa senyum-senyum begitu?” tanyanya sambil nge-pause dramanya itu. “ aku sudah tau namanya bahkan kami sudah bertukar cerita, oh iya nomor hpnya juga sudah dapat” ceritaku panjang lebar. “lalu?” tanyanya lagi. Dengan terpaksa aku ceritakan lagi “ dia kuliah disini karena dia mendapat beasiswa, eomma dan appanya sudah tiada”. “ omoo.. kasian sekali” balas hyung menutup mulutnya. Setelah selesai ngobrol dengan hyung, aku ke kamar membersihkan diri , menghempaskan tubuhku ke ranjang , meraih hp yang ada di meja kecil, dan sms Hae Yeon. Senangnya semua dibalasnya sesuai keinginanku. Ternyata dia mengambil jurusan arsitektur, sedangkan aku bisnis. Merasa lelah aku segera memejamkan mataku menuju alam mimpi.

Beberapa Bulan kemudian..
Kami sudah lulus kuliah S2. Baru saja kemarin menerima ijazah dan foto wisuda. Hari ini kami janjian bertemu di tempat biasa. Aku sudah menunggu Hae Yeon 3 jam di Cafe ‘Pearl Peach’, tapi tidak muncul-muncul juga. Aku khawatir dengannya, tiba-tiba hpku berdering, tenyata hyung. “wae?” tanyaku langsung. “aku melihat Hae Yeon di toko dekat rumah, sepertinya dia bekerja disana , toko baju ahjumma itu loh” cerita hyung. Selama berbulan-bulan mengenalnya, dia tidak pernah bilang kalau dia bekerja. Besoknya, aku memastikan sendiri, dan benar dia bekerja disana. Kami tidak bertemu setiap hari, setiap minggu hanya 3-4 kali saja. Tanpa sepengetahuannya, setiap hari melihatnya bekerja di toko ahjumma. Aku mulai bekerja di kantor appa besok. Aku tidak bisa mengontrolnya seperti biasa. Karena hyung sudah menjadi bos , kadang dia sering di rumah, aku memintanya untuk mengontrolnya.

Hari pertama bekerja, aku sudah ditempatkan sebagai manager. Ruangan yang cukup besar, dengan fasilitas penuh. Semua berjalan dengan lancar. Aku sudah mulai bisa beradaptasi dengan kantor. Melewati hari-hari dengan bekerja seperti ini membuatku lebih mandiri dari biasanya. Sekarang sudah tepat 3 bulan aku bekerja. Gajinya juga sudah cukup untuk kebutuhanku. Appa sangat bangga dengan kinerja ku. Ada yang janggal hari ini tentang Hae Yeon, 3 hari ini hp Hae Yeon tidak aktif. Aku menelfon hyung , hyung bilang sudah 4 hari tidak lihat Hae Yeon bekerja. Ada apa sebenarnya? Aku meminta sekretarisku untuk membatalkan beberapa meeting yang aku harus kuhadiri hari ini. Aku segera menuju ke toko ahjumma bertanya keberadaan Hae Yeon. Ahjumma terdiam, beberapa kali aku memohon, akhirnya ahjumma memberi tahuku bahwa Hae Yeon sempat mimisan dan muntah darah sebelum koma di rumah sakit 3 hari ini. Setelah aku mencatat nomor kamar dan rumah sakit dimana Hae Yeon dirawat, ahjumma bilang Hae Yeon sempat menitipkan surat untukku.

“ Oppa.. saat ini pasti kamu sedang mengkhawatirkan aku.. mian oppa.. saat kamu membaca surat ini mungkin aku sudah tidak ada, atau aku sedang di penghujung hidupku.. aku rindu setiap pelukan yang oppa selalu lakukan untukku disaat aku sedih.. aku takut oppa selalu memikirkan aku, jadi aku memutuskan untuk menghadapinya sendiri.. aku senang karena cepat atau lambat aku akan bertemu dengan eomma dan appaku disana.. aku mengidap leukimia stadium 2.. sebenarnya aku merindukanmu, aku ingin memelukmu selama aku mampu menopang tubuhku sendiri.. tapi aku tidak mampu lagi, oppa.. aku takut oppa menderita karena aku seperti ini..aku tahu oppa mencintaiku, tapi lebih baik oppa belajar lupakan aku dari sekarang.. ada yang harus oppa tahu, aku juga memiliki rasa yang sama dengan oppa.. tapi aku tidak bisa menjadi pendamping oppa dengan keadaanku yang seperti ini..”
Saranghaeyo Oppa <3
Kim Hae Yeon

Ratusan jarum menusuk jantungku setelah membaca surat ini. Air mataku sudah memenuhi seluruh wajahku. Mengapa saat aku membutuhkan orang yang aku cintai , kau selalu mengambil mereka, Tuhan? Aku ingin bersamanya, aku tidak menyalahkanMu, ijinkan aku bertemu dengannya lagi dan  setidaknya berikan 1-2 bulan agar aku bisa menghabiskan waktu bersamanya meskipun dengan keadaannya yang tidak memungkinkan. Tapi aku janji akan menjaganya sampai akhir hidupnya nanti. Setidaknya aku bisa bertunangan dengannya, karena aku ingin mengenalkannya dengan semua orang bahwa dia lah orang yang aku cintai selama hidupku. Hatiku tidak sanggup melihat kenyataan pahit yang mau tak mau harus aku terima ini. Bahkan saat hatiku menangis, hanya yeoja yang aku cintai yang bisa memelukku dan menenangkan hatiku. Siapa yang akan menggantikannya nanti , Tuhan? Beritahu aku. Cinta yang selama ini tertanam dan tumbuh dengan baik di hatiku, kini layu bahkan mati dengan begitu saja.

Tubuhnya menjadi lebih kurus , tangan dan kakinya kaku , bernafas pun harus memakai alat-alat itu. Hae Yeon jangan terlalu lama , bangunlah dari mimpi panjangmu itu. Kita harus bertemu. Aku akan menunggumu disini sampai kau bangun. Aku janji aku akan membahagiakanmu meskipun akhirnya kita harus dipisahkan. Aku mengenggam tangannya erat, menangis dihadapannya. Hyung yang aku kabari tadi tentang Hae Yeon sekarang sudah berada di dalam ruangan. Aku meminta hyung menjaganya sebentar. Sedangkan aku keluar menelfon appa untuk meminta ijin untuk menjaga Hae Yeon. Appa tahu aku mencintai Hae Yeon , appa juga tahu keadaannya. Aku berterima kasih dengan appa yang sudah mengijinkan aku tidak bekerja selama beberapa bulan karena ini. Aku menutup telfon, aku menengok karena hyung berteriak “hae !! Hae Yeon sudah sadar !! panggil dokter sekarang”. Aku segera memanggil dokter dan kembali ke kamar Hae Yeon. Setelah dokter memeriksanya, katanya semua kembali normal, besok sudah boleh pulang, tapi tidak boleh terlalu lelah. Aku senang mendengar kabar baik itu. Terima Kasih, Tuhan telah mengabulkan 1 permintaanku. Hae Yeon menangis saat aku berdiri di depannya. “untuk apa oppa disini? Jangan temui aku lagi, lupakan aku, oppa” ucapnya sambil menangis. “ andwae, aku mencintaimu, aku tidak ingin meninggalkanmu” aku memeluknya erat. Hae Yeon membalas pelukanku dan bilang bahwa dia juga mencintaiku. “uljima, Hae Yeon” aku mengelus kepalanya. “jangan lepaskan pelukanmu, aku ingin memelukmu seperti ini terus , dan berjanjilah akan selalu disampingku” dia masih memelukku. “peluklah aku selama kau inginkan, aku tidak akan meninggalkanmu, beritahu apa aja yang ingin kau lakukan, aku akan mengabulkannya untukmu”.

Karena keadaan Hae Yeon seperti ini, aku memutuskan untuk menjaganya di rumahku saja. Hyung dan appa juga setuju dan mengijinkan aku menemani dan menjaganya. Rambutnya yang panjang kini sudah dipotong pendek karena takut semakin banyak yg rontok. 3 minggu menjaganya di rumah, membawanya keliling taman, menyanyikan lagu untuknya. Tapi , anehnya hari ini dia meminta sesuatu yang tidak pernah terlintas di otakku selama ini. Dia meminta berlibur di Pulau Jeju. Aku bertanya ke hyung dan appa. Mereka bilang pergilah dengannya, mungkin dia ingin bersamamu. Aku meminta Pengurus Park mengurus semuanya. Tiba saatnya aku dan Hae Yeon berangkat ke Pulau Jeju.

Akhirnya kami sampai di tempat tujuan Hae Yeon. Hae Yeon yang masih aku tuntun memintaku untuk memegang tangannya saja, aku lakukan semua yang ia mau. Udara dingin disini benar-benar menyejukkan. Kami tidak menyewa kamar hotel , tapi aku menyewa sebuah cottage agak besar di pinggir pantai, karena aku tahu Hae Yeon menyukai pantai. Setelah aku menyusun barang-barang, Hae Yeon masih duduk di balkon menikmati pemandangan pantai. Aku datang membawa segelas air dan obat-obatan yang harus ia makan. Dia meminum semua obatnya. Aku mengajaknya pergi lihat-lihat toko-toko. Dia menyetujuinya, sampai tiba di sebuah toko ahjussi yang menjual kerajinan yang berpasangan. Hae Yeon ikut denganku melihat sepasang cincin yang dipajang dibalik lemari kaca. Ahjussi itu menghampiri kami, cincin ini hanya ada 1 di Pulau Jeju, aku akan menuliskan nama kalian di bagian dalam cincin itu jika kalian mau. Aku mengingat permintaan dimana aku ingin bertunangan dengannya. aku memutuskan untuk membelinya dan meminta menuliskan nama kami masing-masing. Setelah nama selesai diukir, aku meminta ahjussi dan beberapa pembeli menjadi saksi dimana aku bertunangan dengan Hae Yeon, aku menyematkan cincin itu di jari manis Hae Yeon “nan jeongmal saranghaeyo Hae yeon”,begitu juga Hae Yeon. Aku meminta para pembeli dan ahjussi mendoakan Hae Yeon agar mendapat muzijat dari Tuhan untuk kembali hidup. Beberapa orang yang menjadi saksi dimana kami bertunangan , bahkan ada yang menangis. Kami kembali ke cottage. Aku membawa Hae Yeon ke kamarnya. Aku menemaninya sampai dia tertidur pulas. Aku tidak dapat memejamkan mataku takut sesuatu terjadi dengannya. Besok adalah ulang tahunku.

Hae Yeon masih tertidur pulas dikala matahari sudah mulai terbit. Tak lama, matanya terbuka, aku membantunya bersandar. Aku kembal duduk ke posisi semula. “saengil chukkha hamnida..saengil chukkha hamnida..saranghaneun lee dong hae.. saengil chukkha hamnida” ucapnyya yang membuatku tersenyum.. dia mengeluar sebuah kotak dari lemari kecil disampingnya. “ ini kadomu, oppa”. “ gomawo” balasku. Aku membuka kadonya karena penasaran, isinya sebuah jam tangan , gelang yang diukir namaku dengannya, dan sapu tangan yang pernah aku pinjamkan, tapi sapu tangan  itu sudah dijahit namaku. “nan jeongmal saranghaeyo,oppa” Hae Yeon mengecup bibirku selama beberapa menit sambil menangis. Dia menghentikan ciumannya itu. “arrayo, hae yeon.. nan eonjena neol saranghaeyo”. Aku kembali meraih wajahnya dan membalas ciumannya.

Aku dan Hae Yeon berjalan menyusuri pinggir pantai. Sampai akhirnya kami, duduk di pinggir pantai. Memandangi laut di Pulau Jeju dengan cermat. Hae Yeon mengeluarkan kamera polaroidnya dan memintaku foto berdua. Aku menyimpan salah satu foto berdua kami sebagai tanda kami pernah bersama. Saat pandanganku tertuju dengan langit yang cerah ini, tiba-tiba Hae Yeon menyenderkan kepalanya di bahuku. Aku menggenggam tangannya erat takut akan kehilangannya. Hae Yeon menatapku sambil tersenyum. Aku ingin setiap hari menghabiskan waktu bersamanya seperti ini. Memeluknya , mendengarkan suaranya yang indah itu sampai akhir hidupku. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi dengan diriku setelah dia meninggalkan aku nanti. Semua ini kenyataan. Aku menatap langit , berharap eomma mendengarkan apa yang aku pikirkan di dalam hati ini. Eomma, dia adalah wanita yang aku cintai, Kim Hae Yeon. Yeoja yang memiliki bakat , suara , dan wajah yang cantik. Sesuai dengan tipe wanita yang pernah eomma sarankan untukku. Tapi , sayangnya sebentar lagi Tuhan akan memanggilnya, sehingga aku tidak dapat bersama dengannya. Jika eomma bertemu dengannya, jagalah dia, jebal.

Pagi ini, Hae Yeon kembali memintaku mengantarkan ke pinggiran pantai lagi. Matahari ,dan angin melengkapi kebersamaan kami. Hae Yeon kembali memelukku erat. “oppa.. berjanjilah denganku jangan pernah lupakan aku, kenanglah aku di dalam hatimu.. meskipun aku harus pergi..tapi cintaku tidak akan pergi, karena cinta ini akan selalu bersamamu.. aku akan sering datang ke mimpimu untuk memelukmu seperti ini lagi.. jangan terjatuh karena aku tidak disampingmu.. jebal..”. “arrayo, Hae Yeon na.. aku berjanji.. saranghaeyo Kim Hae Yeon”. Hae Yeon menyentuh wajahku dengan kedua telapak tangannya dan mendekatkan wajahnya hingga bibir kami bertemu lagi. Tiba-tiba, tubuh Hae Yeon melemah , aku menekuk kakiku , membiarkan dia menyandar. Aku genggam tangannya untuk menguatkannya. Aku langsung menelfon hyung untuk mengirimkan bantuan secepatnya kesini. “Oppa, sudahlah. Aku sudah harus pergi. Ini sudah waktunya” perlahan air matanya mengalir. Aku menangis karena tidak sanggup melihatnya seperti ini. Matanya tertutup dan tangannya terlepas dari genggamanku. Aku tahu semuanya akan berakhir disini. Biarkan yeoja yang kucintai ini menghembuskan nafas terakhirnya di Pulau Jeju ini. Kim Hae Yeon , selamat jalan. Jangan pernah lupakan aku. Suatu saat nanti aku berharap akan menemuimu lagi. Saranghaeyo Kim Hae Yeon.

THE END  

~ admin fishy ~

Senin, 18 Juni 2012

Why I # 4

Hari ini tanggal 25 September 3 bulan sejak kematian Jung soo
~Di Rumah Penempatan Abu ~
Di salah satu ruangan di tempat  menyimpan abu jung soo
Seseorang lelaki menaruh bucket bunga lelaki itu terlihat sangat gagah , setelah itu setelah menaruh bucket bunga, ia langsung memberi hormat lalu,......
"Jung soo ini aku siwon apakah kau ingat kepadaku , maafkan aku yang telah membuatmu seperti ini maafkan aku hyung ." lalu siwon memberi penghormatannya pada siwon

Tiba-tiba dari luar datang yoo kyung dan soo hyun
"Siwon , apa yang kau lakukan disini ?" tanya soo hyun dan yoo kyung yang kaget akan keberadaan siwon
"Aku dengar dari sekolah , ada teman kita yang meninggal makana aku datang kesini. Kalau kalian ber-2 ?"
"Aku hanya menemani yoo kyung" kata soo hyun
"Aku hanya kangen dengan jung soo" Kata yoo kyung
"Kangen ? memang kau siapanya jung soo ?" Kata siwon

Hening tidak ada jawaban dari soo hyun dan yoo kyung
"emmmm....... yoo kyung adalah.."belum sempat soo hyun melanjutkan kalimat tiba-tiba yoo kyung melanjutkannya
"aku adalah pacarnya jung soo dan aku yang telah membuatnya sampai disini" kata yoo kyung dengan cepat

Sekarang malah siwon yang hening.....sangat hening......
"Apakah yoo kyung mengira ia yang telah menyebabkan jung soo meninggal ?" pikir siwon
"Hei, siwon kau kenapa ? " tanya soo hyun
"Ani....yoo kyung apa maksud perkataan mu  tadi ? : tanya siwon
"hyung bisa kau tinggalkan kita ber-2 dahulu " kata yoo kyung
"Aku tidak tahu kenapa aku ingin membagi rahasia yang telah aku kubur dalam-dalam dihatiku ini kepada siwon . aku tidak tahu kenapa " batin yoo kyung

Note: Sori yha baru sampai disini , kapan-kapan dilanjutin :)
Admin Siwonest

Sabtu, 16 Juni 2012

My Life With You~ #2

*esoknya*
aku bangun pagi2 sekali disusul oleh sms donghae oppa
to       : honey
from  : donghae oppa
hai, kta jadi ke taman tdak? aku akan menjemputmu pukul 8 pagi :)

aku pun langsung membalas sms nya
from : honey
to : donghae oppa
jadi oppa, baiklah aku tunggu kkk~

hyukjae : heh kau, mw pergi dgan donghae oppa ya?
honey    : kok kau tau? 
hyukjae : kau pikir aku bodoh?, kemarin donghae meng-sms ku meminta ijin membawa adiknya pergi
honey   : kau mengijinkanku kan?
hyukjae : tentu aku ijinkan, aku kan ingin memiliki saudara ipar seperti donghae *evil*
honey   : kyaaaa, kau jangan menggodaku!!
hyukjae : kkkk~
honey   : sudahlah aku mw mandi dlu buatkan aku sarapanya
hyukjae : siap, tuan putri!
honey   : good2~

*selesai mandi*
aku mendapat sms dari donghae oppa untuk segera berberes karna ia sbentar lg akan kerumahku, aku pun langsung kelabakan, tba" hyukjae oppa memanggilku untuk sarapan tentu saja aku langsung ke meja makan, disana terdapat hyukjae oppa yg menungguku, karna sepi aku pun memulai percakapan 
aku : oppa, setelah ku lihat2 kau tidak jelek2 amat, dan kau cukup tenar dan memiliki followers yg banyak dtwitter, kau kan anggota suju~
hyukjae  : zzz, kau jangan membongkar rahasiaku, btw follow twitter oppa ya @allrisesilver
aku      : baiklah akan ku follow, tp oppa follow twitter ku juga @lolipopnat ya (promosi) eh maksudku @iamhoney yaaa, btw donghae oppa punya twitter?? ^^
hyukjae : dia punya nih twitter na @donghae861015 dia lumayan terkenal karna ava twitter dia yg keren
akuu     : ahh?? jinjja?!? aku mw follow dia ahh

aku pun langsung membuka twitter ku  memfollow donghae oppa lalu ku membaca twit dia

"ahh bsk aku akan pergi dngannya, sepertinya aku mulai menyukainya, dia imut sekali"

palaku bun langsung besar seperti balon, apakah donghae oppa menyukai ku? kyaaaa, aku pun nge-fly dan tak lupa meng save ava twitter na dia ganteng sekalii

*tringtringtring*
bunyi sepeda donghae, aku pun langsung berlari dari kamar dan menemuinya, aku melihat dia memakai kemeja dengan kacamata yg lucu, dan tak lupa senyum nya yg layak malaikat mempesona, 
donghae : hai honey kau tampak cantik
aku        : ah, aku biasa saja, oppa yg keren
*setelah 10 menit tatap2an, tiba2 hyukjae oppa mengagetkan kami berdua"
ehem2x udah jem brapa nih, uda mendung, buruan kalian nge date tar keburu ujan aja
aku dan donghae pun teradar dair lamunan dan langsung berangkat ke taman dengan sepeda nya
disana aku pun bermain dengannya hingga larut malam lalu tba2 ada seseorang dari belakang yang mendekati kami berdua..



-To Be Continued-
mau tau siapa orangnya? tetep pantengin blog yaa!! kkkk~ ^^

-Admin Jewel's- 

Kamis, 14 Juni 2012

Why I # 3

"Mwo? " tanya seorang namja yang mendengarkannya dari sebelah dinding yang membatasi loker wanita dan pria itu
"Yesung ssi" Kata yoo kyung dengan kaget
"Tadi apa yang kau bicarakan ??" Kata yesung dengan nada penasaran
"Ani , bukan apa-apa" Kata yoo kyung yang hampir jantungan
"Aku tidak yakin , sepertinya tadi aku mendengar nama jung soo temanku " Kata yesung sambil mengingat-ingat
"Aku hanya kangen dengan jung soo itu saja" Kata yoo kyung
"Oh, itu saja . Baiklah aku percaya , cepat masuk kelas sudah hampir bel masuk kelas" Kata Yesung sambil berjalan keluar loker
"Untung saja " Guman yoo kyung

Sebenarnya ada rahasia tentang kematian jung soo

5 menit sebelum bel masuk
Yoo kyung berjalan menyusuri lorong menuju kelasnya itu  dan terdengar suara teman-temannya yang sudah berisik di dalam kelas  dan Yoo kyung pun masuk kedalam kelas dan duduk disebelah kim soo hyun .
1 menit berlalu....2 menit berlalu...... akhirnya soo hyun memulai percakapannya
"Hm..... Mianhae yoo kyung ssi " Kata soo hyun dengan tampang bersalah
"Ne, aku tadi juga emosi, aku tidak mau persahabatan kita yang kita bina sejak kecil putus karena hal yang sepele " Kata yoo kyung
Sebenarnya soo hyun ingin menanyakan maksud ucapan yoo kyung tapi karena ia baru berbaikan ia tidak mau memperpanjang masalahnya dengan yoo kyung

Akhirnya bel masuk berbunyi .............

Seorang guru IPA Pak Eunhyuk masuk dengan tegap dan membawa seseorang lelaki .
Semua mata menatap terkesima. Sosok itu berdiri seperti magnet yang kuat. Memukau dengan segala pesona yang dimilikinnya. Tubuhnya tinggi menjulang, dan wajahnnya memancarkan keangkuhan yang sangat sempurna dan diapun mulai memperkenalkan diri
"Annyeong haseyo nama saya saya Choi Siwon cukup panggil saya Siwon" Ucapnya . Tegas tapi dingin dan sama sekali tanpa senyum sedikitpun
"Dia murid pindahan dari Gangwon , Siwon silahkan pilih tempatmu" Kata Pak Eunhyuk

Siwon menganguk hormat kepada Pak eunhyuk ,dan mulai melihat sekitarnnya dan pilihannya jatuh ke seraut wajah acuh tak acuh, yang sejak awal telah menarik perhatiannya. Wajah yang dia tahu persis betul-betul tak peduli dengan kedatangannya  .
"Annyeong haseyo, bolehkah ku duduk di sebelahmu tepatnya di bangku kosong ini?" Tanya siwon dengan tatapan yang sangat menyeramkan
"Why I ? Tapi aku sudah duduk bersama soo hyun ssi, mungkinkah kita bisa duduk bertiga?"Tanya yoo kyung
"Because, you is someone special . Mungkin saja aku akan membuatnya menjadi mungkin " Kata siwon langsung berjalan ke arah Pak eunhyuk

Siwon pun berbisik pada eunhyuk ....
"Pak,saya ingin duduk ber-3 dengan wanita itu"Kata siwon sambil mengacuhkan telunjuknya ke arah yoo kyung
"B...baik..lah jika itu maumu " Kata Pak eunhyuk ketakutan melihat ekperesi siwon yang
 memandangnya

Siwon pun menuju tempat duduknya tepat disebelah yoo kyung , soo hyun hanya bisa terima dengan pasrah .
Dan yoo kyung masih Can't believe at all and amazing really. Siwon anak baru yang keren itu lebih memilih duduk disebelahnnya . Dan benar Siwon sangat dingin tidak mau menyapanya sama sekali dan saat pelajaran yoo kyung lebih banyak bicara pada soo hyun daripada siwon

Tidak terasa sudah 1 minggu sejak mereka duduk ber-3, dan yoo kyung dan soo hyun akhirnya mengetahui sifat aslinya teman sebangkunnya dia itu sebernarnya sangat polos dan sanagt baik . Tapi yang mereka tidak tahu knapa siwon sangat pediam dihadapan teman-temannya ??

To Be Continued ....
Masih banyak yang harus kita ungkapdi dalam cerita ini siapa pembunuh jung soo
Admin Siwonest ....................

My Life With You~ #1

Namaku adalah Honey, Aku adalah anak ketiga dari 2 bersaudara, aku sangat menyukai coklat melebihi apapun, tanpa kusadari aku sudah memakan 3 coklat silver queen lalu aku memiliki kakak bernama lee hyuk jae

hyukjae : hei honey jangan makan coklat terlalu banyak nanti gigimu bisa rusak
aku       : suka suka akulah, ini coklatku bukan coklatmu!!
hyukjae : dasar, aku capek memiliki adik sperti kau dikasi tau tidak mw nurut, terserah kau saja lah!
aku       : kau pikir aku mw memiliki kakak sepertimu? HUH!

tring tring tring (bunyi sepeda)
aku     : ahh!! akhirna dia datang !
*itu adalah bunyi dr sepeda seorang tukang koran bernama lee donghae, walaopun dia tukang koran percayalah wajah nya keren sekali! aku bingung dia seperti anggota super junior*
aku     : hei donghae, bolehkah aku meminta nomor hape mu?
donghae : baiklah 000-xxxxx
aku      : gomawo donghae!!
aihh dia tersenyum, aku berpikir melihat donghae tersenyum seperti itu hatiku meleleh bagai coklat, bener2 senyum malaikat!
 donghae : yasudah, aku pergi mengantar koran dlu ya
aku : bolehkah aku meng sms mu?
donghae : silahkan :)

*saat aku masuk kerumah*
hyukjae : hei honey, buatkan aku ramyeon aku lapar sekali
aku       : buat sndiri sanah! emg gue peduli?!?
hyukjae : tega skali kau, yasudah aku masak sndiri
aku       : sana!

*sesampai dikamar*
ahh aku ingin mengsms donghae oppa, semoga oppa balas sms ku :D
from : honey
to     : donghae oppa
oppa, ini aku honey, adik hyukjae oppa, dan teman dekat oppa ^^, maaf aku meng-sms, karna aku kangen padamuu :)

tidak lamaa setelah itu bunyi sms pun berbunyi (trililit trililit)
from  : donghae oppa
to      : honey
hai juga honey, kkk~, kalau begitu besok maukah kau jalan bersamaku? kita ke taman kkk~

aku meng sms balik
from : honey
to     : donghae oppa
baiklah oppa, aku mauu kkk~ ^^, see u tommorow

lalu honey mendapat balasan
from : donghae oppa
to     : honey
okey, ku tunggu besok ya kkk~ ^^!

continued..
-Admin Jewel's-

Why I # 2

"Ada apa ? " tanya perempuan itu
"yoo kyung , pagi sekali kau sampai di sekolah ? " tanya temannya itu
"Cepat datang , cepat pulang" Kata yoo kyung
Temannya hanya bengong melihat perubahan temannya yang dulu ceria menjadi tidak banyak bicara . :(

~Di Kelas~
Sebelum bel masuk berbunyi.........................................
Kim Yoo Kyung sedang menulis sesuatu yang kelihatannya rahasia sekali . Tiba-tiba teman sebelahnya menyenggolnya .
"Hey, apa yang kau tulis " Kata Kim Soo hyun
Kim Soo Hyun adalah teman terdekat Yoo kyung di kelas
"Ani . Bukan apa-apa " Kata yoo kyung yang masih asyik menulis
Tapi dengan sigap soo hyun langsung mengambil kertas itu
"Apa ini ??" Kata soo hyun sambil memperhatikan gambar dan tulisan di kertas itu
"Bukan apa-apa" Kata yoo kyung yang ingin mengambil kertas itu lagi tetapi ia tidak berhasil karena soo hyun lebih tinggi 20 cm darinya
"Park Jung Soo Sarangheyo " Ucap soo hyun sambil melihat kertas itu
"Jadi,kau belum bisa melupakan Park Jung Soo , dia sudah tidak ada di dunia ini sadarlah , kau sudah kehilangan akal sehatmu " Kata soo hyun dengan nada yang hampir marah sambil merobek kertas tadi
"Mworago" Kata yoo kyung sambil menatap wajah soo hyun

Satu kelas memandangi mereka dengan terkejut karena,baru pertama kali mereka bertengkar
"Yah dia sudah hilang dari dunia ini , untuk apa kau masih mencintainnya , masih banyak lelaki di dunia ini" Kata soo hyun
"Apa kau tahu knapa ia meninggal, apa kau tahu knapa aku tidak bisa melupakannya"Kata yoo kyung sambil menahan air mata dan keluar kelas untuk menenangkan dirinya

Murid-murid dikelas memandangi kim soo hyun
"Ada apa denganmu,hyun" Kata temannya
"Aku tak tahu, aku sangat marah ketika ia membicarakan Park Jung soo " Kata soo hyun ang masih tidak bisa berpikir , pikirannya sangat kosong

"Apa yang tadi yoo kyung bicarakan yah apa ia tahu knapa jung soo menninggal dan knapa ia tidak bisa melupakan jung soo ?? " soo hyun bicara dalam hati ia masih bingung sambil meningat pembicaraan ia dengan yoo kyung tadi

Di luar kelas, di tempat yang cukup sepi di dekat loker siswi . Yoo kyung masih duduk termenung sambil menghapus air matannya itu dan menyusun foto jung soo .
"Maafkan aku jung soo , aku yang telah membunuhmu" kata yoo kyung

Our Kiss part 10


Aku dan jung soo oppa sedang ditaman pojok kota seoul. Hari ini kami terakhir masuk sekolah dan selanjutnya kami sudah libur. Jung soo oppa sedang memainkan gitar untukku. Namun sayang sekali tiba2 hujan mengguyur deras alhasil jung soo oppa membawaku kebawah pohon.
“oppaa -_____- mao mati disamber gledek yah?” tanyaku kesal. Gak romantis sekali. sudah hujan dibawa kebawah pohon, sukur2 kalo gak kesamber petir -_-
“oiyah, mian. Aku panik. Sudah ayo cepat kesana” jawabnya menggaruk rambut tebalnya dan segera menarikku menuju telephone box itu.
Aku sangat gugup dan tak berani menatapnya. Aku dan jung soo oppa baru berpacaran setengah tahun dan jujur aku belum siap dengan keadaan seperti ini. telephone bos ini terlalu kecil untuk kami berdua. Apakah aku yang tambah gemuk ? aigoo..
Aku menatapnya sesekali dan kini ia sudah menatapku terlebih dahulu. Mataku tiba2 saja tidak bisa kualihkan dari matanya dan menatapnya lekat. Kurasa wajahnya mendekat.
Deg deg.. deg deg.. dag dig dug seeerrrr...
Jantungku bergerak cepat tak menentu. Wajahnya 5 cm.. 4 cm..
                                                •                             •                             •
3 cm.. 2 cm.. 1 cm..
Dan Jung soo oppa benar2 menciumku. Kejadian ini benar2 mirip seperti saat itu. Dimana jung soo oppa menempelkan bibirnya dengan bibirku ditempat ini. tempat sempit didalam taman indah yang dipenuhi pohon singkong serta ubi dan tepat pada saat hujan turun dengan deras.
Pada akhirnya aku mengulang kembali kejadian itu, kejadian masa SMA, dimana aku bertemu dengan cinta pertamaku. Pergi berkencan dan untuk pertama kalinya seorang namja menciumku, yaitu Jung Soo oppa. Ia telah mengambil hatiku dengan mudahnya. Kau memang hebat oppa, namja terkeren yang pernah kutemui. Lalu sungmin oppa? Namja terimut yang pernah kutemui pastinya.
Untuk kedua kalinya kami menautkan kedua bibir kami di tempat ini. tempat yang sama persis dan dalam keadaan yang sama percis. Kenangan manis yang akan kubawa hingga waktuku habis. Rintikkan hujan yang deras yang turun menyerbu membasahi bumi menemani kami dalam drama hidup ini. drama kehidupanku yang sangat menyenangkan. Suara hujan yang pecah ketika menyentuh aspal benar2 meneduhkan hati.
Dan mengenai perjodohan itu, semua akan tetap berlanjut seperti yang direncanakan. Menikah dengan Park Jung Soo oppa, pangeran putih yang sering kusebut dulu karena kecintaannya pada warna putih , dan juga kebaikan hatinya yang polos. Menikah di gereja yang terdapat pada kota Busan yang jauh dari seoul yang merupakan impiannya.
“oppa, aku akan mewujudkan impianmu untuk menikah digereja kristal itu” kataku disela ciuman kami.
“ne, gomawo Ahn Minseo. Sarangaheyo” jawabnya lembut dan kembali mencium bibirku.
Aku benar2 tidak menyangka ini. Sungguh kebetulan yang sangat menyenangkan. Saranghae Park Jung Soo oppa.

THE END

Our Kiss part 9


Leeteuk’s pov
Ia memelukku? Yang benar? Ahhh.. tidak tidak.. apakah ini mimpi? Tubuhnya yang mungil memeluk diriku membuatku cukup merasa hangat. Sangat hangat. Aku membalas pelukannya, ini sangat langka. Apakah ia mengingat semuanya? Kejadian beberapa tahun silam yang persis seperti ini? namun bedanya pada saat itu aku dan dia masih memakai seragam SMA.
“Park Jung Soo oppa”
Kalimat yang ia ucapkan barusan cukup membuatku kaget. ia mengenalku? Dan aku baru benar2 sadar bahwa aku juga mengenalnya.
“hmm?”
“mianhe, aku tidak mengenalmu sejak pertama kali kita bertemu. Kau banyak berubah. Semenjak kecelakaan itu, aku baru bisa mengingatmu.” Katanya dan kurasa ia tersenyum.
“ne, gwenchana. Mian aku tidak memberitahumu bahwa kita pernah bertemu dan dekat beberapa tahun lalu. Aku masih bekum percaya bahwa kita bertemu kembali setelah sekian lama kau pergi dari kehidupanku. Aku benar2 merindukanmu Minseo-ah”
Minseo tersenyum dan melonggarkan pelukannya untuk menatapku.
“lantas mengapa kau mengganti namamu?”
“namaku tetap Park Jung Soo dan selamanya hanya Park Jung Soo. Leeteuk hanya nama panggilanku dewasa ini.” jawabku seraya tersenyum mencoba meluluhkannya dengan lesung pipiku yang begitu manis.
Ia kembali memelukku dan menikmati hangatnya suhu tubuhku. Begitupun juga denganku.
Minseo’s pov
Akhirnya aku bisa bertemunya lagi. Setelah sekian lama, aku bertemu dengan cinta pertamaku semasa SMA dulu. Dan aku sudah memutuskan detik ini juga, aku akan menetap dikorea bersama jung soo oppa dan memutuskan hubunganku dengan kibum oppa.
Kibum oppa, mianhe. Bukan maksudku mencampakkanmu begitu saja. Namun inilah yang kucari selama ini. aku bahagia bersamamu. Gomawo untuk semuanya. Namun aku akan lebih bahagia jika bersama jung soo oppa. Sedikit terdengar egois memang, kau akan bahagiakan apabila aku juga bahagia? Sekali lagi mianhe kibum oppa, jeongmal mianheyo.
“minseo, kau tahu tidak masih ada beberapa hal yang mengganggu pikiranku?”
“ani. Apa itu oppa?”
Leeteuk oppa menghela napas panjang hingga nafasnya menerpa helai2 anak rambutku.
“kau tahu, pada saat kau kecelakaan, sungmin terus memberimu nafas buatan. Aku merasa... galau?!?! Iisshh, apakah ia menikmati itu hingga ia ketagihan? Aahh, aku kesal terhadapnya” jelas leeteuk oppa dengan nada cemburu dan sifat kekanak kanakannya mulai kumat.
“oppa... sudahlah, kau memang tidak berubah yah, dari dulu tampangmu yang paling dewasa, namun pikiranmu yang selalu paling kekanak kanakkan dan cengengesan.”
Aku cekikikan dan memukul dadanya pelan. Ia hanya menggurutu pelan sambil mulut komat kamit memarahi sungmin oppa.
“sungmin oppa boleh memberiku napas buatan puluhan kali, tapi bibirku hanya untukmu oppa. Untuk yang pertama dan terakhir”
Aku dan leeteuk oppa akhirnya saling menatap dan diam. Hujan turun semakin deras dan sesekali geledek merusuhkan (?) dunia membuat keduanya kaget. minseo mengeratkan pelukannya pada leeteuk.
“kau masih takut geledek, huh?” tanya leeteuk menggoda Minseo. Minseo menunduk namuns esaat kemudian mendongak menatap leeteuk.
Dan keduanya diam dan tenggekamn kedalam pikiran masing2. Sibuk dengan pikiran masing2, saling menatap mematung satu sama lain. Leeteuk menatap lekat di pupil mataku dan mencoba menebak apa yang kupikirkan, begitu pula denganku. Semuanya kurasa clueless. Mungkin dipikiran kami berdua sedang memutarkan sebuah video tua yang sama dalam benak masing2.
                                                •                             •                             •

Our Kiss part 8


Leeteuk’s pov
Ia tersenyum padaku. Benarkah itu? Berarti ia tidak hilang ingatan? Syukurlah, aku sangat senang. Semua kekhawatiranku sudah terjawab. Hm.. tidak semua, setidaknya seperempatnya sudah terjawab dan aku bisa sedikit tenang walaupun aku masih takut ia benar2 manyukai sungmin. Sudahlah, yang penting ia sadar dan masih mengingatku.
“leeteuk oppa kan?” suaranya begitu lembut dan pelan.
“ne. Kau melupakanku?”
Aku menjawab dengan sarkastik untuk menggodanya.
“ani, hanya memastikan bahwa aku tidak salah orang. Kurasa wajahmu berubah”
Wajahku berubah? Apa maksudnya? Apakah ia mengingatnya? Dulu dan sekarang...
**
Ahn Minseo’s pov
Dan hari ini aku sudah diizinkan pulang oleh dokter Lee. Dokter yang sangat baik itu dan juga.. tampan. Kalau tidak salah kuingat, namanya itu Lee Donghae. Baik dan tampan, memang pria idaman. Namun sayangnya aku tak tertarik.
Aku menertawai diriku sendiri selama perjalanan pulang kerumah yang diantar oleh leeteuk oppa.
“waeyo? Kau seperti senyum2 sendiri minseo-ah” tanya leeteuk oppa tampak penasaran. Aku tak mau menjawab dan hanya menggeleng membuat ia gemas padaku.
Setibanya dirumah, aku disambut oleh banyak orang, ada eomma, appa, ahjumma, ahjussi, dan sungmin oppa.
“selamat datang Minseo-ah. Akhirnya kau pulang kerumah juga, kami semua merindukanmu” kata ahjumma. Eomma tidak mengatakan apapun hanya memelukku erat. Aku tersenyum simpul tanda terimakasih. Kami makan malam bersama merayakan kepulanganku.
Setelah makan malam selesai, leeteuk dan sungmin oppa membawaku ke kamar dan menyuruhku untuk istirahat. Aku hanya menurut karena mereka berdua ingin yang terbaik untukku dan ingin aku cepat sembuh dan pulih.
Pintu kamar ditutup dan aku menarik selimut putih bercorak garis2 hitam alias zebra. Aku barusan menutup mataku namun aku membukanya kembali. Aku mendengar orang berbicara didepan pintu kamarku. Telingaku kupasang baik2 untuk mendengar pembicaraan itu. Namun sayangnya aku terlalu congek sehingga tidak bisa mendengar apapun hanya bisikan bisikan tak jelas.
                                                •                             •                             •
“hyung, aku mendukungmu untuk mendapatkannya. Berjuanglah. Jangan berpikir aku menyukainya yah, aku dan Minseo hanya sahabat. Dan selamanya hanya akan tetap menjadi sahabat ^^”
“benarkah?”
“ne. Oyah, kudengar ia sudah memiliki namjachingu di kanada. Kalau ia memang benar2 mengingatmu, kuyakin ia akan memilihmu dan menetap dikorea serta tidak akan kembali lagi ke kanada.”
“mwo? Jinjja? Apa kau berbohong sungmin-ah?”
“ani. Percaya saja padaku, makanya menangkan hatinya. Kuyakin ia akan menetap dikorea hanya untuk bersamamu”
“ne, arraseo.”
                                                •                             •                             •
Still Minseo’s pov~
Pagi ini, begitu cerah. Matahari tampak berseri dan hangat. Burung2 berkicauan dan sangat gembira menyambut hari pertamaku dirumah setelah kecelakaan maut itu. Haahh.. indah sekali. apakah bunga2 juga bermekaran seperti dengan suasana hatiku yang sangat bahagia ini? Tentu saja...
Aku turun perlahan dari kamarku menju ke dapur.
“annyeong Minseo-ssi” sapa leeteuk oppa dari meja makan. Pagi sekali ia sudah berada disini, sepertinya ia sedang memasak sesuatu.
“annyeong leeteuk oppa” balasku sambil mengucek mataku dan duduk di kursi meja makan. Ia tiba2 datang dengan sepiring bubur ayam di tangannya.
“ini kau sarapan dulu” katanya. Aku menatap buburnya dan wajahnya bergantian.
“ini sarapanku?” tanyaku
“ne. Makanlah” jawabnya lalu hilang dari pandanganku dan kembali lagi dengan segelas susu putih.
“gomawo oppa. Tapi mana eomma?”
“ia sedang pergi dengan appa-mu.”
“oh.. arraseo”
Aku mengambil sesendok bubur buatan leeteuk oppa dan mulai memasukkannya kedalam mulutku. Hmm.. enak sekali, batinku. Aku melihatnya dan mengacungkan jempolku mengekspresikan kalimat yang barusan kuucapkan dalam pikiranku. Ia tersenyum sumringah.
“oppa.. bisakah kau mengantarku ke taman itu lagi nanti sore?”
“yang mana?”
“yang terakhir kita kunjungi”
Leeteuk oppa akhirnya paham tempat yang kumaksud dan mengangguk menyanggupi permintaanku.
**
Aku sudah siap dan tinggal menunggu leeteuk oppa datang menjemputku. Sore ini aku memakai kaus lengan panjang dan celana pendek. Udaranya cukup sejuk sekarang karena mendung, mungkin semakin malam akan hujan dan dingin.
Klakson berbunyi dan aku bergegas keluar rumah.
“sudah?”
“hmm”
Mobilnya melaju ditengah jalanan yang ramai. Kami duduk tanpa bebicara ditemani dengan lagu All My Heart, lagu Super Junior. Aku sangat menikmati alunan lagunya. Begitupun dengannya, kupikir begitu.
Di taman...
Kami sampai dan aku langsung turun. Sudah pukul enam sore. Matahari mulai turun dan menyembunyikan dirinya kembali dibagian barat. Langit terlihat lebih gelap dari biasanya, apakah pertanda ini akan hujan? Yahh.. jangan hujan.. jebal... aku masih ingin mengenang tempat ini.
Taman indah yang ada dipojok kota seoul bagian utara. Jembatan kecil ditengah taman, kolam ikan, telephone box, dan pohon singkong dan ubi itu. Aku mengingatnya. Ahahaha, aku tertawa dalam hatiku mengingat kejadian itu. Aku melirik leeteuk oppa yang dari tadi juga seru sendiri memandangi tempat yang sudah tidak banyak pengunjung ini.
Aku berjalan perlahan tak menentu menikmati pemandangan dan udara dingin yang sedikit menusuk tulang. Tapi akhirnya aku sampai disebuah bangku kecil dan aku duduk. Kakiku cukup pegal. Leeteuk oppa mengikuti apa yang aku lakukan.
“apa kau sudah mau pulang? Sepertinya akan hujan”
Aku menggeleng menjawab pertanyaannya.
Tak lama kemudian benar2 gerimis dan turun hujan deras. Karena mobil kami diparkir sedikit jauh, leeteuk oppa segera mencari tempat berteduh terdekat. Ia membawaku kebawah pohon.
“leeteuk oppa -_- kalo hujan gaboleh dibawa pohon kalo gak mau disamber geledek -_-“ kataku dan ia hanya tersenyum konyol sambil menggaruk kepalanya.
“eh iya, mian. Aku lupa” jawabnya cengengesan. Tak lama , ia menarik tanganku untuk masuk ke telephone box itu.
“disini kurasa lebih aman” katanya sambil cengengesan lagi. Aku menatapnya sambil tersenyum menertawainya. Lenganku memeluk tubuhku sendiri karena kedinginan.
“kau dingin?” tanya leeteuk oppa. Aku hanya mengangguk.
Sebenarnya aku gugup, telephone box ini terlalu kecil untuk dimasuki dua oarang. Akhirnya kami kesempitan dan jarak antar tubuh dan wajah kami sangat dekat. DEG! Aduh.. jantungku tak bisa diajak kompromi, jantungku malah berdetak cepat dan kencang hingga menimbulkan suara yang aneh. Apakah leeteuk oppa mendengarnya? Kurasa iya. Bagaimana ini? aku malu..
Leeteuk oppa melepas jaket putihnya dan memakaikannya padaku.
“ini kau pakailah” katanya
“lalu oppa?”
“sudah, pakai saja.” Jawabnya memaksaku.
Aku menurutinya, namun kulihat kini giliran dia yang kedinginan. Aku merasa kasihan padanya. Aku memeluknya erat agar ia bisa merasakan sedikit hangat.

Our Kiss part 7


Leeteuk’s pov
Apa yang dilakukannya? Ia milikku. Tolong jangan sentuh dia, sungmin atau kau akan mati!
Apa yang aku pikirkan? Sungmin berusaha memberi napas buatan untuk Minseo agar oksigen tetap berjalan ke otak dan minseo bisa selamat.
Tapi mengapa harus sungmin yang memberikannya ? mengapa bukan aku? Aku tidak suka itu!!
Kalimat yang negatif maupun positif bertubi tubi menyerang otakku membuat aku kesal sendiri terhadap diriku. Sungmin mencoba menyelamatkan Minseo, ia adalah teman Minseo. Untuk apa aku cemburu? Tolong lah Jung Soo, untuk kali ini saja coba kau bersikap dewasa, semuanya akan baik2 saja. Walaupun perasaan panik, kesal, cemburu, sedih, kecewa, dan segala perasaan sejenisnya menyelimuti dadaku, aku harus tetap berkonsentrasi menyetir agar cepat sampai dirumah sakit.
Aku menarik napas ku dalam dan mengeluarkannya perlahan, mencoba merilekskan pikiran dan hatiku. Dan aku melirik lagi kebelakang, sungmin masih melanjutkan apa yang ia lakukan. Berulang kali. Mungkin ia akan melakukan itu sampai kami tiba dirumah sakit. Aaarggghhhhh !!!!
Dirumah sakit..
Setelah dokter memberikan pertolongan pertama pada Minseo setelah hampir tiga jam, akhirnya doket dan para suster keluar. Dengan segera aku bertanya kepada dokter apa yang terjadi dengan Minseo. Apakah ia baik2 saja atau malah keadaannya sangat buruk dan sekarat.
“Minseo mengalami cedera pada otak bagian belakangnya. Berdoalah agar ia tidak mengalami amnesia dan mengingat semuanya” jawab dokter dan segera berlalu. Aku menatap sungmin kosong dan terduduk dibangku terdekat. Sungmin melirik Minseo yang masih tak boleh dijenguk karena takut istirahatnya terganggu dan hanya melihat dari kaca pintu.
“Minseo-ah, jebal bangunlah”
Suaranya terdengar bergetar. Aku sudah meneteskan airmataku tak bisa menahan kesedihan yang memuncak di dadaku. Nafasku serasa berhenti melihat dan mengingat Minseo dalam keadaan seperti ini.
Aku melirik sungmin dan aku terkejut serta refleks menghapus airmataku. Aku tahu sungmin adalah orang yang lembut dan manis, namun ia tidak pernah bersedia mengeluarkan airmatanya untuk apapun, kecuali untuk hal2 yang sudah menyangkut kehidupannya yang begitu mendalam. Tak kusangka airmata telah penuh mengisi pelupuk matanya dan hampir menetes. Ia tidak melihatku dan tiba2 ia menyeka airmatanya agar tidak menetes. Sungmin ... seorang pria yang menurutku sangat lembut namun begitu kuat. Untuk kali ini aku melihatnya menangis untuk yeoja setelah sepuluh tahun aku bersahabat dengannya. Apakah ia menyukai Minseo ? apakah ia mencintai Minseo ?
Pertanyaan yang lagi2 membuat aku sesak napas dan tak sanggup untuk memikirkan hal itu. Aku mulai cemas dan khawatir. cemas akan segala sesuatu tidak berjalan sesuai dengan yang kuharapkan, dan terlebih lagi aku khawatir bahwa minseo akan memilihnya.
Aku dalam keadaan menunduk dan menatap lantai. Kurasa seseorang berdiri dihadapanku yang membuatku mendongak. Sungmin...
“hyung, mengapa kau menangis? Apakah kau mengenal temanku itu?” tanya sungmin.
Aku lagi2 menyeka airmataku. Merasa sedikit malu mengapa aku begitu mudah menangis dihadapan dongsaengku ini. aku menceritakan semuanya pada sungmin. Termasuk perjodohan itu. Perjodohan yang tak pernah ia mengerti namun aku sangat bahagia akan hal itu. Sungmin menatapku tak percaya.
“tapi itulah kenyataannya sungmin-ah.” Jawabku ketika sungmin bertanya apakah benar yang kuceritakan barusan. Ia memalingkan wajahnya dan tak menatapku lagi.
**
Berhari2 aku dan sungmin bergantian menjaga Minseo dirumah sakit. Menunggunya agar cepat sadar dari tidurnya yang sudah tiga hari. Dan hari ini giliranku yang menjaganya. Secara tak sadar aku tidur disamping ranjangnya dalam keadaan terduduk dan meletakkan kepalaku diatas lipatan kedua lenganku yang ada ditepi ranjang sambil memeluk tangan Minseo.
Aku tersadar secara tiba2 ketika pagi datang dan aku merasa ada yang bergerak. Aku mengucek mataku dan mencari apa itu tadi yang bergerak. Tak lama kemudian aku melihat bahwa jemari Minseo bergerak. Aku senang sekaligus panik. Kupanggil segera dokter Lee untuk memeriksanya.
“dia sudah sadar dan lukanya sudah mengering, tapi tetap harus beristirahat. Mungkin fisik dan mentalnya masih syok dan butuh banyak ketenangan” jelas dokter Lee
“ne. Gomawo”
Aku menatapnya lekat dan berharap ia segera membuka matanya dan aku adalah orang pertama yang ia lihat.
“ju..nnggg ss..sooo opp...ahh” gumamnya.
Suaranya yang begitu kecil ditambah lagi alat nafas itu yang menutupi mulut dan hidungnya, namun aku bisa mendengar suara samar2 itu. Mataku terbelalak dan tak percaya. Apa maksudnya? Sebelum semua pertanyaan itu dapat kujawab ia sudah membuka matanya perlahan dan semua pertanyaan itu hilang seketika.
“Minseo? Ahn Minseo? Kau sudah sadar?” tanyaku dengan senyum cerah.
“hmm”
Minseo’s pov
Aku perlahan membuka mataku karena aku merasa telapak tanganku begitu hangat. Siapa yang sedang menggengam tanganku? Tangannya lebar dan hangat. Dan aku merasa seperti baru bangun dari tidur siang yang cukup panjang. Tanganku masih lemas namun kuberanikan diriku untuk membuka alat oksigen yang menutupi hidung dan mulutku. Aku menatap pria yang ada disampingku dengan berdiri tegap disertai mata berbinar nan bulat. Ia tersenyum. Aahh.. kurasa aku mengenalnya. mm.. siapa dia? Aku tampak mengenalnya. senyumnya sangat lebar yah.. dan lesung pipi manis itu... mmmmm.... aduh, kepalaku perih dan sakit. Aku kembali memejamkan mataku sejenak sambil memegang kepalaku.
“neon gwenchanayo? Perlu kupanggilkan dokter?”
Suara berat itu... aahhh.. lagi2 aku merasa mengetahuinya namun aku tidak bisa mengingat. Mungkin bisa, namun sulit dan butuh perjuangan mengingat kepalaku begitu perih. Ia perlahan melepas jemarinya dan kurasa ia hendak pergi memanggil dokter. Sebelum ia melepas genggamannya, aku menggenggam  tanganya agak sedikit kuat menyuruhnya untuk tidak memanggil dokter. Ia berbalik dan kembali menatapku, kurasa begitu.
“dimana aku? Apakah aku baru bangun dari tidur yang panjang?” tanyaku.
“ne. Kau dirumah sakit dan sudah terbaring tak sadar tiga hari belakangan ini”
Mwoo?! Jinjjayo?! Pantas saja aku seperti merasa masuk ke dunia lain dan tidak kembali-kembali.
Perlahan kubuka mataku dan mecoba menatapnya. Hmm? Aku mulai mengingat satu per satu akan hal itu. Sesuatu yang sempat kulupakan dan aku kini mengingatnya kembali. Dengan sangat jelas. Termasuk orang yang ada dihadapanku ini dan beberapa kenangan itu yang menyangkut dirinya.
Aku tersenyum padanya menandakan aku berterima kasih padanya karena sudah menjagaku tiga hari ini.

Our Kiss part 6


Dan aku perlahan mulai mengerti apa yang dimaksud oleh dua keluarga ini. jadi maksudnya aku dijodohkan dengan ... eumm... leeteuk oppa ? benarkah itu?
Aku bergeming dan diam. Tidak menjawab apapun dan tak menunjukkan ekspresi apapun. Suasana kaku itu terjadi lagi dimana semua orang menatapku serius seolah menatapku seperti harimau kelaparan hanya untuk menunggu jawaban yang keluar dari mulutku.
“hmm?” satu2 nya kata yang bisa ku keluarkan saat ini. lima pasang mata lagi2 menatapku sangar. Aku pun mengerti apa yang dikmaksud dan apa yang diinginkan. Aku memperbaiki sikap dudukku dan kutegaskan tatapanku pada semuanya.
“baiklah, kita coba saja jalani terlebih dahulu” ucapku akhirnya.
Semua tampak lega dan puas dengan jawabanku barusan, bahkan namja itu. Ia lagi2 tersenyum smirk. Apa yang kukatakan barusan ? apakah jawabanku salah ? aku tidak percaya aku mengatakan ini dengan pedenya dan sekarang... yaa ampun! Bagaimana ini? aku sudah terlanjur menjawab dan .... kuyakin ini semua pasti jadi. Jadi dalam arti aku dan leeteuk oppa ? akan JADI untuk ... eummm.. menikah ? Oh My God, please safe me and let me go from this case. I can’t stand anymore, batinku. Aku shock, sangat. Aku terlanjur mengatakan ituu. Apa yang harus kukatakan pada kibum oppa ?
 **
Keesokan harinya, aku memutuskan untuk bertemu degan sahabat lamaku, Lee Sungmin. Namja paling cute satu sekolahan. Aku masih ingat jelas itu. Si pinky boy yang sangat aegyo dan imut. Aku tertawa sendiri dalam perjalanan menuju cafe untuk bertemu dengannya.
“oppa...”
Kulambaikan tanganku padanya dan ia menatapku dan segera mengenaliku.
Sungmin’s pov
Ah.. itu dia. Ahn Minseo yang dulu ku kenal dingin dan jenius. Ia tampak begitu berubah dan berbeda. Lebih spesifik nya ia tampak seperti yeoja bule. Bagaimana bisa ?
Aku mempersilahkannya duduk didepanku dan kami mulai berbincang setelah memesan minuman. Ia menceritakan semuanya tentang hidupnya beberapa tahun terakhir ini. aku sangat terkesan mendengar ceritanya. Ia juga mengatakan bahwa aku tampak lebih keren dan tampan. Kujawab , tentu saja. Aku ini memang lee sungmin yang selalu keren, banggaku.
“bagaimana bisa ?” tanyaku setelah ia katakan bahwa ia berprofesi sebagai gitaris terkenal di kanada. Ia hanya mendelikkan bahunya tanda tak tahu dan itu telah digoreskan oleh Tuhan. Aku mengangguk mengerti.
“tapi oppa, masih ada satu hal lagi” sambungnya
“hmm? Apa itu” tanyaku penasaran. Ia menceritakan sesuatu hal lagi yang mampu membuat aku terkejut tak menyangka.
“dijodohkan? Bagaimana bisa? Bukankah kau kembali kesini hanya untuk berlibur dan akan segera kembali ke kanada? Lalu apakah kau mempunyai namjachingu di sana?” tanyaku panik. Ia hanya mengangguk lemah. Aku tidak tahu itu anggukan untuk jawaban yang mana, kurasa tadi aku menanyakan dua pertanyaan. Atau anggukan itu jawaban untuk kedua pertanyaanku?
“itulah yang kubingungkan. Aku belum sempat mengatakan pada appa dan eomma bahwa aku sudah memiliki namjachingu disana. Bagaimana ini oppa?” tanyanya dengan wajah memelas dan lesu. Ia tampak putus asa dan tak tahu apa yang harus ia lakukan. Aku mengangkat bahuku singkat dan ia menghela napas panjang.
“akan kupikirkan caranya” jawabku seadanya.
Untuk menghilangkan stress, aku akhirnya menghiburnya dengan bercanda ala anak SMA. Tawanya yang lebar membuatku merindukan itu setelah enam tahun tak bertemu dengannya.
Author’s pov
Tiga jam kemudian, Minseo akhirnya memutuskan untuk pulang kerumah. Ia berencana ingin menenangkan dirinya sendiri sebelum semua masalah ini membuatnya menjadi tak waras dan gila. Ia mengendarai mobil dengan melamun dan itu menyebabkan sesuatu yang buruk terjadi.
Minseo’s pov
Aku melamun dan bengong, berharap semua akan terselesaikan dnegan sendirinya dan kurasa tiba2 kepalaku menghantam sesuatu yang keras sebelum semuanya terasa gelap.
BRUKKKK!
Author’s pov
Minseo mengalami kecelakaan, ia menabrak sebuah pohon beringin yang besar dan ia tak memakai sabuk pengaman. Sebuah mobil yang tidak segaja lewat segera menghampiri nya dan segera menolongnya. Beruntung sekalin dirinya karena ternyata orang itu adalah temannya Minseo sendiri yang tak lain adalah sungmin. Sungmin segera membawanya kerumah sakit, namun ia tidak bisa mengantar minseo sendiri, akhirnya ia menelepon temannya.
Belum sampai sepuluh menit, sebuah mobil berhenti tepat ditempat kecelakaan.
“ne hyung, bantu aku membawa temanku kerumah sakit” kata sungmin bergegas.
Leeteuk hanya bisa melongo terperangah menatap siapa gadis itu, gadis yang dikatakan sungmin adalah temannya.
“Ahn Minseo ??” batin leeteuk.
“hyung! Mengapa bengong, ayo cepat kita naik mobilmu saja.”
Teriakkan sungmin sontak membuat leeteuk terbangun dari lamunan tak percayanya. Ia bergegas ke mobil, membukakan pintu untuk sungmin yang sudah basah berlumuran darah yang keluar dari kepala minseo akibat hantaman kuat dengan stir mobilnya. Leeteuk tancap gas dan segera melaju dengan kecepatan tinggi. Jalanan memang masih ramai, tapi untungnya jalanan kota seoul lebar, tidak seperti jakarta , macet dimana-mana -_-
Leeteuk menyetir dengan tak konsentrasi, ia sesekali melirik kebelakang baik melalui cermin depan maupun secara langsung. Terakhir ia lihat sungmin mengikat kepala minseo agar darahnya berhenti mengalir, namun percuma. Namun sekarang ia melihat sungmin sedang ....

Our Kiss part 5


“MWOO ?” teriakku spontan dan bergegas menuju jendela dan menatap mobil itu.
“omoo, leeteuk oppa. Aku lupa” batinku
Berlari menuju kamar mandi dan segera membersihkan diri dan berpakaian.
BRRUKKK!
“aawwhhh”
Aku jatuh terduduk dilantai karena terpeleset. Aku menegelus pelan bokongku yang jatuh menghantam lantai keramik. Kakiku hampir terkilir. Pagi yang buruk. Dimana sinar mentari yang menghangatkan diriku ketika ia mulai terbit? Dimana suara burung yang berkicau riang diatas pohon ? dimana semilir angin dan udara pagi yang segar datang melewati jendelaku ? semua itu diganti oleh sebuah suara klakson mobil yang nyaring dan tak berperasaan. Menghancurkan pagiku yang harusnya indah.
Kedebak kedebuk prang prung bukk bakk aww bukk zzzz
Kakiku bagaikan bergulat dengan tangga dan lantai rumah yang dirancang dengan menggunakan kayu sehingga menghasilkan suara yang cukup besar. Appa dan eomma menatpku aneh dan aku hanya mengambil sehelai roti tawar dan meneguk segelas susu putih dan berpamitan pada eomma dan appa.
“aku pergi dulu eomma, appa. Bersama leeteuk oppa”
Setelah menyelesaikan kalimatku, aku sudah berada didepan gerbang utama rumahku dan tak mendengar balasan dari eomma dan appa sepatah katapun. Aku masuk ke mobilnya dengan perasan sedikit takut karena takut ia akan membentakku seperti semalam. Sebenarnya semalam ia juga tidak membentakku, aku yang terlalu sensitif ._.
Dengan nada begitu rendah, aku bertanya padanya kemana kita akan pergi dan ia menjawab Busan.
“mwo ? jauh sekali, untuk apa kita kesana ?”
Ia tak menjawab dan hanya mengulas sebuah senyum yang tersungging dibibir merahnya. Deg! Senyum itu....
Aku kembali menatap ke arah depan, tak berani menatapnya lebih lama lagi atau kupastikan ia akan merasa GR.
Beberapa jam kemudian kami sampai di Busan dan ia membawa mobilnya berserta akau berkeliling. Memberhentikan mobilnya didepan gereja dan menyuruhku untuk menemaninya untuk masuk. Aku heran untuk apa ia membawaku ke gereja ? apakah ia pikir aku tak pernah beribadah ? pabbo.
“gereja yang indah. aku ingin sekali pada akhirnya nanti aku bisa menikah disini” curhatnya.
Ya, kuakui gereja ini memang indah. walaupun berada ditempat terpencil, namun arsitektur dan modelnya begitu modern. Keramik putih bening yang tebal melapisi seluruh tempat ini, kursi2 kayu jati yang bersih dan tersusun sistematis, bunga putih dibagian kiri dan kanan. Benar2 tampak seperti ruangan kaca untuk beribadah.  Aku mengangguk mendengar apa yang ia katakan barusan. Tidak tahu harus menjawab apa. Biarkanlah, anggap saja ia berbicara dengan dirinya sendiri dan aku seperti tak sengaja mendengarnya.
Satu jam kemudian kami kembali kemobil dan kembali melanjutkan perjalanan. Kemana? Entahlah, hanya ia yang tahu. Aku hanya ikut dan berharap ia tidak membawaku ketempat yang aneh-aneh.
**
“appa eomma.. aku pulang” panggilku pada seisi rumah. Appa dan eomma tiba2 muncul dan tersenyum.
“bagaimana kencanmu dengan leeteuk ?” tanya eomma.
“hmm? Kencan? Ani, hanya jalan2 biasa” elak-ku. Eomma tersenyum dan malah appa yang cekikikan.
**
5 hari kemudian..
Makan malam itu akhirnya tiba. Duduk di meja rias dan mulai mempermak wajahku sendiri. Aku memang orang korea, namun aku lebih menyukai make up ala orang barat yang sangat sederhana. Kuusap bedak compact milikku pada seluruh wajah dengan lembut dan tipis, ku-ulaskan beberapa kali perona pipi pink dan melentikkan bulumata menggunakan mascara. Sedikit eyeliner untuk mempertegas lipatan mata. Terakhir lip gloss peach shimmer yang membuat bibirku lebih mengkilap dan merah muda. Selanjutnya, rambutku yang ku sudah kugulung dengan roll rambut kulepas dan kuurai. Bukan keriting, hanya ombak sekilas yang menampakkan rambut yang lebat atau bervolume, hitam pekat dan mengkilap. Sedikit sasakkan dibagian atas kepala hingga terlihat sedikit mengembang. Kusisir poniku kesamping kanan hingga rapi dan selesailah sudah. Meraih sepatu blurdu krem milkku dan kulingkarkan talinya dipergelangan kakiku.
“selesai” batinku
Aku perlahan turun menuruni tangga. Appa dan eomma telah duduk menunggu diruang tamu menungguku.
“ayo jalan” ajakku membuat appa dan eomma serempak menoleh kearahku, menatapku dari ujung kuku kaki hingga ujung rambutku. (untung rambutku sehat dan tak bercabang -_-) Eomma tampak shock berat melihatku.
“ada apa eomma ?” tanyaku sambil menatap kebawah melihat bajuku yang kupikir eomma dan appa tak suka dengan penampilanku ini.
“ani.. kauu.. benar2 cantik minseo-ah” jawab eomma membuatku malu. Pipiku mulai merah merona menahan malu sekaligus salah tingkah. Aku menarik eomma dan appa menandakan cepat jalan dan jangan menatapku terus. Aku sudah hampir pingsan melayang ini.
Di sebuah rumah mewah..
Appa masuk terlebih dahulu disusul dengan aku dan eoma yang berjalan tepat dibelakangnya. Aku bertanya pada eomma, rumah siapa ini ? teman appa? Eomma hanya menjawab, nanti kau juga tahu. Ya ampun eomma -_- ini sudah sampai dirumahnya, untuk apa disembunyikan lagi. Eomma suka lawak deh.
Baru beberapa menginjakkan kaki didalam rumah ini, appa sudah disambut oleh temannya itu dan keduanya berjabat tangan. Aku tampak pernah melihat pria ini, tapi.. dimana? Seorang yeoja seumuran eomma juga sudah muncul dan lagi2 aku penasaran. Aku pernah menatap kedua orang ini namun aku tak bisa mengingatnya. Sepayah itukah ingatanku?
“minseo sangat cantik hari ini” kata ahjumma itu. Aku hanya membalas dengan senyuman. Tak lama kemudian, kami beralih ke ruang makan dan aku melihat.... mwo ? dia ? leeteuk oppa? Mengapa dia bisa disini? Perasaan kaget, penasaran, gugup, panik, semua bercampur menjadi satu. Ia berdiri dan membungkukkan badan pada appa, kurasa begitu.
“annyeong ahjussi” katanya.
Hmm? Apa maksudnya ini? aku sama sekali tak mengerti.
Leeteuk’s pov
Siapa dia ? Minseo-kah? Apakah benar itu Minseo? Cantik sekali ia malam ini. benar2 berbeda sejak pertama kali aku mengenalnya. Sejak saat itu.. ia masih tampak seperti orang bule yang nyasar ke korea karena wajahnya sama sekali tak terlihat wajah orang korea. Namun sekarang? Dari atas rambutnya, matanya, hidungnya, dan eumm... bibirnya, semuanya indah. Bak malaikat yang turun dari langit ketujuh. Aku bahkan tak bisa berkedip ataupun sampai mengalihkan pandanganku darinya. aku begitu menikmati pemandangan yang kini berada dihadapanku. Seorang malaikat yang duduk didepanku sambil tersenyum manis. Oh, mungkin tidak tersenyum manis. Aku salah, ia lebih tampak seperti orang kebingungan dan seperti anak yang kehilangan orang tuanya dijalanan -_- raut wajahnya yang ia paksakan tersenyum elegan tetap saja tidak bisa menutupi bahkan menghilangkan rasa heran dan gugupnya, kurasa begitu.
pov’s end
--
Mengapa ia menatapku seperti itu ? sudah kukatakan untuk kesekian kalinya, aku tak suka tatapannya padaku. Begitu tajam dan menyeramkan, mungkin. Yang jelas aku tidak suka! Senyumnya tampak senyum smirk dan sedikit evil. Apa maksudnya? Apakah ia menertawaiku yang kebingungan? Ada apaa ini sebenarnya eomma ? tolong beritahu aku secepatnya.
“lantas apakah Minseo sudah tahu semuanya?” tanya ahjussi. Aku menatap semuanya heran mengisyaratkan aku bahkan tak tahu apa apa. Semuanya berbalik menatapku dan aku hanya... diam dengan perasaan begitu bodoh.
“jadi, appa dan eomma merasa bahwa kalian cocok. Bagaimana kalau kalian mencoba menjalaninya terlebih dahulu ?” timpal appa langsung.
Mataku membulat sempurna tak percaya. Maksudnya?
“lagipula ahjussi dan ahjumma juga sudah setuju. Bahkan leeteuk juga sudah berpikir demikian. Ia tampak menyukaimu” sambung ahjumma tak kalah heboh.
Aku yang baru saja meneguk segelas air putih bertujuan untuk menjernihkan pikiranku agar tak berpikir yang macam2 malah tersendak dan air yang ada didalam mulutku hampir keluar jika tak kutahan dengan sapu tangan.
“eomma...” suara leeteuk mulai terdengar.

Our Kiss part 4


“dia adalah pemilik hyundai department store, perlakukanlah ia dengan baik”
Kalimat yeoja itu membuatku kaget setengah mampus. Bagaimana mungkin ? apakah ia berbohong ? tidak mungkin juga.
“ini nona.. silahkan” ia membuyarkan lamunanku.
“hmm ?” gumamku tak jelas. Ia menyodorkan sebuah dress yang benar2 elegant dan mewah. Aku menatap dress itu dengan terpana. Gaun tercantik yang pernah aku lihat. Gaun berwarna kuning gading elegan selutut yang pas dengan lekukan badan wanita. Model sabrina dengan mawar besar di belakangnya. Beberapa kristal bulat bersinar ikut menghiasi sekitar lengannya. Memang tampak polos, namun indah dan mewah.
“silahkan dicoba” sambungnya.
Aku mengambil dress itu dan memakainya diruang ganti. Beberapa menit kemudian, aku keluar dengan memakai gaun itu seolah meminta komentar namja itu. Hmm ? kulihat ia tak berkedip dan hanya menatapku. Apakah terlihat aneh dan tak cocok pada tubuhku ?
“benar2 indah nona. Kau benar2 cantik” katanya seolah menjawab pertanyaanku yang bahkan belum kutanyakan. Ia segera pergi dan kembali dengan sebuah high heels bludur dengan tumit lancip setinggi 7 cm berwarna krem beras dan mengisyaratkan ku untuk duduk dan ia memakaikan sepatu itu pada kaki jenjang nan mulusku. Aku berdiri dan kembali menatap diriku didepan kaca besar. Aku membolak balikkan badanku. Aku rasa ini cukup cantik, namun kuharapkan komentarnya.
“kau cantik sekali nona” katanya membuatku tersenyum manis.,
“jinjjayo ?” tanyaku memastikan. Ia mengangguk mantap dan yakin tanpa mengalihkan pandangan dariku.
Setelah itu aku masuk dan mengganti kembali pakaianku dan membayarnya dikasir.
“nona, kalau boleh tahu, siapa namamu ?” tanya namja itu padaku yang sedang asik membayar dikasir.
“Minseo. Ahn Minseo”
“ohh, naneun Choi Siwon”  balasnya dan aku membalas jabatan tangannya.
Nama yang begitu tegas untuk seorang pria, kupikir.
“bisakah kita bertemu lagi ?”
“tentu” jawabku dambil berjalan pergi dari kasir dengannya.
“bagaimana kalau kau memberikan nomor ponselmu padaku ?”
Hmm ? aku sedikit terkejut, namun setelah itu kuberikan saja nomor ponselku.
“gomawo”
“ne, aku pamit dulu siwon. Eh? Eumm, siwon oppa ?” kataku tak yakin
“ne. Annyeong” jawabnya sedikit terkekeh dan membungkukkan tubuhnya sedikit.
Haaah, barang bawaannya banyak sekali. ini..
Aku melirik jam tangan hitamku dan, APAA ?! Sudah pukul 9 malam ? bagaimana mungkin ??
Aku mengehela nafasku. Lelah sekali rasanya. Kakiku sangat pegal. Malah aku harus berjalan hingga ke depan untuk mencari taxi. Kakiku sudah goyah dan tak kuat lagi. Dan kurasa high heels ku juga akan patah sebentar lagi. Aku berjalan perlahan dengan susah payah karena membawa barang belanjaan yang sangat banyak. Ditengah sunyinya gelap, aku mendengar suara ricuh klakson sebuah mobil, namun aku menghiraukannya. Siapa yang peduli ? aku berjalan semakin jauh dan jauh, namun herannya suara klakson itu semakin menjadi-jadi dan membuat telingaku sakit. Dengan wajah super seram, aku menoleh kebelakang dan mobil itu berhenti tepat dibelakangku. Kacanya yang hitam membuat mataku tak sanggup menembus kaca itu untuk melihat siapa si pengendara mobil pabbo itu. Kusipitkan mataku lebih kecil lagi hingga terlihat seperti merem, namun tetap saja tak terlihat. Akhirnya aku menyerah dan menunggunya untuk keluar dari mobil mewahnya itu.
Aaah!! Ternyata dia.. si namja pabbo yang paling menyebalkan karena tatapan matanya yang selalu terlihat mencurigakan ketika menatapku.
“haa ? huhhh” aku mengehela napas.
“mian, ku klakson dua kali kau tak dengar, jadi ku klakson berulang kali” katanya dengan begitu innocent dan wajah polos namun menurutku itu tampak konyol.
“aku tidak tuli, jadi panggil saja namaku jika kau memanggilku dan tolong jangan membunyikan klakson seperti itu lagi atau kuhancurkan mobilmu” kataku dengan api yang sudah membara diujung ubun-ubun dan segera pergi.
“jamkannam!!” panggilnya memegang pergelangan tanganku.
“ku antar pulang”
Hmm ? aku tak percaya ini. mengapa ia tiba2 bisa berlagakj begitu serius dan cool ? bukannya barusan ia tampak innocent dan konyol ?
“ayolah.. apa kau tidak berat membawa barang bawaan sebanyak ini dan jalan kaki pulang ?”
“mwo ? kau pikir tak ada taxi ?” tanyaku nyolot padanya
“mwo ? kau pikir jam segini masih ada taxi atau bahkan angkutan umum biasa yang lewat ?” jawabnya tak kalah nyolot dariku.
Sial! Aku mati kutu dibuatnya. Kulirik jam tanganku sekali lagi dan... pukul sembilan tiga puluh malam. Jangankan angkutan umum, becak pun tak akan lewat.
“baiklah aku kalah, lalu?” tanyaku dengan wajah jengkel sekaligus lemas.
“kuantar pulang” jawabnya sambil mengambil semua barang bawaanku, memasukkannya kebagasi mobil dan membuka kan pintu untukku.
“hmm ?” gumamku.
“masuklah Minseo-ssi” katanya formal. Aku sedikit terkekeh melihat tingkah konyolnya.
Didalam mobil..
Tiba2 saja leeteuk yang ku kenal bawel, cengengesan dan menyebalkan bisa berubah dingin dan pendiam seperti ini.  apakah ia kerasukan ? alhasil kami diselimuti kecanggungan didalam mobil. Tenggelam dan sibuk didalam pikiran masing2, aku bahkan menelan ludah saja tak berani dan takut ia terdengar karena begitu sunyi. Detik jam tanganku pun terdengar. Bagaimana ini ? aku juga tak berani bergerak, entahlah, mengapa lama sekali sampainya ? jauh sekali yah kurasa..
Tiba2 mobilnya terhenti. Aku lihat sepertinya ini bukan rumahku. Bahkan juga mungkin bukan rumahnya. Ini seperti sebuah taman di dalam kota seoul yang agak sedikit terpencil. Pantas saja jauh sekali.
“kau ?”
“bisakah kau lebih sopan sedikit padaku ? setidaknya memanggilku oppa ?”
Kalimatnya terdengar begitu tinggi dan penekanan tegas pada setiap katanya serta terdengar tidak menyukai kata yang barusan kuucapkan. Aku merasa seperti ia membentakku. Apakah benar itu? Atau aku yang terlalu sensitif? Tapi.. ya memang aku salah.
“ne. Mian.. oppa” jawabku pelan.
Ia tak menjawab lagi dan keluar dari mobilnya. Aku yang tak mengerti mengikutinya. Kupandang lebih jelas lagi. Taman kota dengan jembatan ditengahnya, kemudian bunga2 disekeliling taman dan telepon box itu. Aku mulai mengingatnya. 
“hmm.. masa terindah yang pernah kulewati bersama seseorang” kataku pelan
“jinjjayo ? aku juga”
Tak kusangka ia mendengar apa yang kukatakan karna kuyakin suaraku barusan tak lebih keras dari suara jangkrik. Kemudian aku hanya menatapnya sesaat dan tersenyum. Ia tampak memperhatikan telepon box itu dan aku memperhatikan jembatan gantung yang ada disana.
“jadi tempat ini yang kulewati dan kupikir aku mengenalnya ketika jalan2 bersama eomma..” batinku.
“oppa, bisakah kita pulang sekarang ?” tanyaku
“ne, arraseo” jawabnya dan menuju mobil.
Leeteuk oppa mengatarku pulang hingga depan rumahku.
“gomawo” kataku lalu langsung membuka pintu mobil. Tangannya menarikku hingga aku menolehnya dan wajahku berada tepat didepan wajahnya dengan jarak 5 cm. Deg! Jantungku terasa ingin mencelos begitu saja menatap wajahnya yang berbeda ini.
“besok kujemput pukul tujuh pagi” katanya dan aku hanya bergeming.
“hmmm?” gumamku tak mengerti dan menarik wajahku perlahan menjauhinya. Ia tidak menjawab dan langsung keluar mobil, menuju bagasi dan mengeluarkan barang2ku.
“masuk sana. Annyeong”
Aku hanya menatapnya heran dan mengikuti apa yang ia katakan tanpa membalas kata terakhirnya. Benar2 freak. Aneh. Namja teraneh yang kutemui untuk pertama kalinya.
**
Tidur pulasku tiba2 saja hancur seketika. Aku terjaga karena mendengar suara nyaring itu. Menghancurkan balon mimpiku dan membuat rusuh satu komplek. burung2 pun semuanya kabur dan tak ada yang tersisa. Seolah suara itu menggelegar bahkan mengalahkan suara petir dan geledek. Siapa dia ? dengan langkah ogah2an aku berjalan perlahan menuju jendela dan melirik sekilas. Sebuah mobil kuning. Ahh.. dasarr idiot!, batinku dan segera kembali menarik selimut.