Author : admin petals
Title : Please look me, I still exist
Genre : romance, little bit comedy, oneshoot
Cast : Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Han Hyejin
Han Hye Jin’s pov
Aku bergeliat diatas kasur.
Mencoba membuka mataku yang masih berat. Hangat dan sinar mentari mulai
mengintip dari luar jendela menembus gorden kamarku. Sedikit heran, matahari
bisa menembus gorden ku yang tebal ? aku tidak yakin..
“bangunlah, sudah pagii” suara
itu mengganggu telingaku. Aku mencoba membuka mataku, dan ia baru saja mengecup
lembut pipiku.
“aku sudah bangun. Sudah
kukatakan jangan membuka gorden di pagi2 seperti ini.” jawabku ketus segera
berjalan meninggalkannya ke kamar mandi dan mulai membasuh wajahku.
Aku baru ingat. Ya, beberapa hari
yang lalu aku baru saja menikah dan ialah suami pilihan eomma-ku. Aku menatap
wajahku sendiri lekat di depan cermin dan kemudian tersenyum sinis menatap pada
wajahku di cermin karena aku sedang memikirkannya. Aku saja sangat bingung
mengapa aku bisa menikahinya. Jelas2 aku tidak mengenalnya sama sekali. baru
satu minggu aku kenal dangannya, pernikahan sudah digelar. Apakah menurut
kalian itu wajar ? aku tidak mengenalnya, bagaimana aku bisa menikahinya ?
terdengar cukup aneh, namun inilah hidupku. Diselimuti oleh keanehan dan
kecangungan.
Aku turun dan menuju ruang makan.
Perutku sangat lapar.
“sarapanlah. Aku sudah memasak
makanan kesukaanmu, tempe orek, semur jengkol dan pete bakar.” Katanya lembut
sambil menatap mataku langsung dan lekat. Aku benci tatapannya seperti itu
padaku.
“aku tidak lapar” kataku ketus.
Tanganku yang sedari tadi sudah memegang perut, ku pindahkan begitu saja,
berbalik dan menuju kembali kekamar. Masuk kekamar dan menyibakkan selimutku
dan kembali terlelap.
“hyejin-ah! Tunggu” panggilnya.
Aku tidak menggubrisnya. Aku tidak peduli dengannya. Akhirnya ia masuk ke kamar
ku. Oh, mungkin salah. Mungkin aku harus mengatakan ‘kamar kami’ , tapi
sayangnya aku tidak suka mengatakan itu.
“apa kau tidak takut sakit maag ?
makanlah” katanya.
Aku bergeming dalam selimut yang
menutup hampir seluruh tubuhku. Ia pria yang baik, apakah pantas menikah
denganku? Mengapa ia bisa begitu baik padaku ? konyol sekali.. mana mungkin ia
bisa mencintaiku hanya dalam kurun waktu satu minggu. Kita lihat saja nanti,
sampai kapan ia akan bertahan berlama lama menjadi suamiku. Palingan saja satu
bulan lagi aku akan menerima surat perceraian darinya dan aku bisa bebas. Bebas
mengejar cinta lamaku yang kulepas begitu saja karena kekeliruanku.
Akhirnya seharian aku hanya
tertidur dikasur mengingat hari ini adalah hari minggu. Bagi para pengantin
baru, seminggu setelah menikah adalah waktu paling tepat untuk membereskan
perabotan rumah yang masih sedikit berantakan. Namun berbeda dengan pernikahan
ku ini. siapa yang peduli dengannya ? entah mengapa melihatnya saja aku sudah
muak. Muak dengannya dan muak dengan kehidupanku.
Malam hari..
Aku mendengar suara ketukan
pintu. Apakah itu bunyi pintu kamarku ? aku menurunkan selimutku sedikit dan
melihat siapa itu. Hah... dia lagi dia lagi...
“sudah seminggu aku tidur di
sofa, rencananya aku akan tidur di kamar sebelah hari ini. namun kamar sebelah
masih berantakan dan sedikit kotor. Aku ingin tidur disini.” Katanya
“HAA ?” tanyaku spontan dan
segera menutup mulutku.
“kenapa ? kita suami istri kan ?”
tanyanya membuatku malu.
“tapi kan kitaaa....” jawabku
terbata melihatnya sudah mengambil posisi disampingku. Aku sedikit menjauhi
tubuhku.
“sudah suami istri, belum
yadongan, tidur disebelahnya saja tidak boleh” katanya pelan membuatku tak
begitu mendengar jelas.
“apa kau bilang ?” tanyaku keras
“ah tidak, tadi ada kucing masuk
pake daster trus bulunya di kepang”
“dasar cowo setress -_-” kataku
“apa kau bilang barusan ?!” tanya
nya ngotot
“ani.. tadi ada monyet yadongan
trus beranak ikan -_-” kataku segera menyibakkan selimut menutup tubuhku dan
menghadap membelakanginya.
Dan akhirnya disinilah kami.
Berada didalam atmosfir kecanggungan disebuah kamar pengantin. Aku menatap
kosong dan lurus ketembok aku tidak tahu apa yang sedang ia lakukan. Dan aku
tidak akan peduli dengannya. Rasa canggung dan gugup itu tidak bisa ditutupi
lagi. Jantungku berdebar cepat membuatku susah payanh menelan air liurku
sendiri.
“kau gugup ?” tanya nya memecah
keheningan.
“ah tidak” jawabku singkat
berusaha menyembunyikan suara gugupku. Aku mendengar ia tertawa halus.
Aku merasakan hawa yang sangat
tidak enak darinya. apa yang sedang ia lakukan ?
“apakah kau masih belum bisa
mencintaiku ?” pertanyaannya terdengar begitu serius. Perlahan aku berbalik dan
menatapnya yang telah lebih dulu menatapku.
“jangan bercanda. Kita baru saja
saling mengenal” kataku tanpa menatap matanya yang bulat. Kurasa ia menatapku
tajam dan intens. Tatapannya, sudah kukatakan aku membenci tatapan tajamnya
itu. Seolah memojokkanku dan selalu memaksaku untuk menerimanya. Ketika aku
menatap matanya, hatiku seakan luluh begitu saja, namun aku tidak mau dan tidak
akan membiarkan hatiku luluh hanya keran tatapannya. Aku masih mengharapkan
itu. Sebuah harapan kosong yang tak pernah bisa kugapai namun aku tetap menungggu
kesempatan itu datang.
“bagaimana kalau aku katakan aku
mencintaimu?”
Aku hanya menyeringai lebar dan
ia tahu itu. Aku tidak menjawabnya dan kurasa ia tak begitu bodoh untuk
mengetahui maksudku. Ia kan pemenang olimpiade matematika, mana mungkin ia
sebodoh itu dan tak bisa menebak pikiranku.
“belajarlah untuk mencintaiku,
kumohon” katanya sambil memelukku dan aku berada didalam dekapan eratnya.
Tubuhnya yang hangat membuatku benar2 nyaman. Apa yang aku lakukan ? melanggar
janjiku pada diriku sendiri ? aku segera menepis pelukannya dan kembali
mengahadap membelakanginya.
“mian, aku belum siap. Terlalu
cepat, oppa” kataku sambil memejamkan mataku ketika memanggilnya ‘oppa’. Aku
tidak pernah bisa membenci nya secara berlebihan, aku akan selalu luluh pada
semua orang yang bersikap baik padaku. Namun aku juga harus kokoh pada
pendirianku. Yang kumau bukanlah, dia! Bukan Cho Kyuhyun. Yang kumau adalah Lee
Donghae. Airmataku kembali mengalir dan hilang diantara sela2 rambutku.
Aku berusaha untuk tidur dan
menganggap semuanya baik2 saja dan semua akan kembali ketika pagi hari tiba.
Namun tanpa kusadari, ditengah malam seperti ini, tiba2 aku terbangun dan
terjaga dari tidurku. Aku sempat terkejut melihat posisiku sekarang. Ia
memelukku erat dan kepalaku kusandarkan rileks di dada bidangnya. Baiklah,
suasana hatiku seperti ini membuatku melanggar janjiku sendiri. Aku terbuai
oleh dekapannya. Jujur, ini sangat nyaman. Bahkan aku merindukan saat dimana
orang2 perhatian dan memelukku erat berusaha menenangkanku. Dan inilah yang
kurasakan pada pria ini. seorang pria yang selalu kucoba untuk menghindarinya
karena takut hatiku berpaling padanya. Seorang pria yang hanya menatapnya saja
membuatku tak kuat berdiri dan menopang tubuhku sendiri. Maaf donghae-ssi,
biarkan aku merasakan kehangatan ini untuk malam ini saja. Aku menginginkan kehangatan
seperti ini sudah lama sejak kau pergi meninggalkanku dan memilih untuk melanjutkan
hidupmu menjadi seorang penyanyi disana.
Jujur saja, membiarkanmu menjadi
penyanyi adalah kesalahan terbesarku. Aku tidak pernah mengira semuanya akan
seperti ini. aku menyesali keputusanku karena membiarkanmu meraih cita2mu
menjadi penyanyi dan akhirnya meninggalkanku sendiri disini.
-FLASHBACK-
“donghae-ssi, apakah kau benar2
akan meraih mimpimu dengan cara mengikuti audisin menyanyi besok ?” tanyaku.
“ne.” Jawabnya yakin
“baiklah. Hwaiting donghae-ah!
Kau pasti bisa meraih mimpimu. Ketika kau sukses nanti, aku yang akan menjadi
orang pertama yang duduk dibangku VIP untuk menyaksikan konsermu.”
“ne hyejin! Gomawo. Doakan aku
terus. Semoga aku bisa membanggakan eomma, appa, dan kau” katanya.
**
“Han Hyejin !!!!” seseorang
teriak dari ujung sana. Kupikir siapa dia ? meneriakiku sembarangan. Malah
suasana hatiku sedang tidak enak begini. Aku menyipitkan mataku melihat siapa
yang datang.
“kau tahu ? aku diterima !! dan
besok aku akan segera berangkat ke seoul untuk trainee!” katanya bahagia.
“apaa ? seoul ? besok?” tanyaku
Ia mengangguk mantap.
Apa kau tahu Lee Donghae,
mendengar kau akan ke seoul membuat hatiku benar2 nyeri. Kau akan ke seoul dan
berarti kau akan meninggalkanku ? sendiri disini ? dikota Mokpo yang penuh
dengan sejuta kenangan kita ? aku bahkan tak sanggup lagi untuk berdiri dan
menahan sesuatu yang bergelinang di pelupuk mataku. Aku mencoba mengulas sebuah
senyum bahagia untuknya. Berusaha meyakinkannya bahwa aku mendukungnya sepenuh
hati.
“aku masuk dulu ya. Aku tidak
begitu sehat hari ini” kataku sembari melambaikan tangan padanya. Ia mengangguk
dan ikut masuk kerumah yang berada tepat disebelah rumahku.
Perasaan ini .. entah mengapa
begitu sakit. Benar2 sakit. Kumohon, aku belum pernah merasakan ini sebelumnya.
Apa yang sudah kau lakukan Lee Donghae ?
Aku sedang terduduk dibawah pohon
setelah lelah bersepeda seharian di sekitar komplek rumah. Tempat ini, tempat
yang selalu kudatangi bersamanya setelah lari pagi bersama disetiap hari
minggu. Aku duduk rileks sambil mengusap keringatku dan meneguk satu botol air
minum. Tiba2 ..
BUUUKK!!!!
Sesuatu seperti menghantam keras
ubun ubun ku. Aku refleks menoleh keatas dan aku hanya bisa terperangah.
“sudah lama tidak bertemu.
Bagaimana kabarmu ?” tanya pria itu yang sedang berusaha turun dari pohon.
“donghae-ssi ?” batinku. Ia
mengacak-acak rambutku seperti satu tahun yang lalu.
“sudah, tidak perlu kaget begitu.
Apakah aku se-seram itu bagimu ?” katanya sambil cekikikan. Akhirnya kami duduk
berdua dibawah pohon.
“untuk apa kau kemari ? bukankah
kau sedang sibuk ?” tanyaku dengan intonasi pengucapan yang tajam. Entah
mengapa aku menjadi kesal terhadapnya. Ia tertawa dan akhirnya mengacak
rambutku lagi.
“tidak. aku hanya ingin
menjengukmu. Kau belum berubah ya. Masih sama saja” kata donghae. Beberapa
waktu selanjutnya, ia mengeluarkan sebuah benda putih diikat pita yang begitu
indah.
“aku selalu ingin kemari dan
memberimu ini, namun sekarang baru sempat. Aku akan segera menikah. Datanglah.
Kehadiranmu akan menjadi yang terpenting bagiku.” Ucapnya bahagia.
Aku hanya mentap benda itu datar
dan kosong. Mengambil benda itu perlahan dan menatapnya lagi dengan ‘kosong’.
“ne” jawabku pelan dan tegas
namun terdengar suaraku bergetar.
“apa kau baik2 saja ?”
“tidak. aku hanya sedikit lelah.
Aku harus segera pulang, aku ada janji dengan eomma” kataku setelah mengulas
senyum dan segera mengayuh sepedaku menjauhi dan meninggalkannya. Selama diperjalanan, airmataku keluar
bercucuran membuat pandanganku buram. Cairan bening itu mengalir begitu banyak
dan tak henti2nya mengalir. Apa yang harus kulakukan ? melepaskannya ? setelah 20 tahun mengenalnya dan ialah cinta
pertamaku, aku harus merelakannya begitu saja ?
**
Dan hari itu pun telah datang,
seorang wanita cantik dengan pakaian serba putih dihiasi pita merah dirambutnya
membuatnya tampak begitu cantik. Bersanding didepan altar bersama Lee Donghae.
Sungguh, mianhe donghae-ssi. Jeongmal mianhe, aku tak kuat melihat semua ini.
Kakiku membawaku keluar dari
ruangan kebahagiaan bagi kedua mempelai itu. Aku tak bisa menahan hatiku dengan
emosi sakit yang memuncak dan akhirnya semuanya tercermin dan tumpah kedalam bentuk
airmata. Aku harap donghae tidak melihatku seperti ini dan acara dapat
dilanjutkan dengan baik dan Lee Donghae, bisa menjalankan hidupnya yang baru
tanpaku.
Dan beberapa bulan setelah itu,
eomma menjodohkanku dengan seorang pria, anak dari teman dekat eomma yang
bernama Cho Kyuhyun. Aku tidak tahu apakah ia mampu mengembalikan rasa cinta
agar tumbuh kembali dalam diriku sejak kulihat cinta pertamaku yang begitu
kelam. Kuharap ia bisa mengembalikan perasaanku yang sesungguhnya. Perasaanku
yang ceria dan kadang terlihat konyol namun berubah begitu saja hanya karena
seseorang. Terdengar cukup aneh memang, aku mengharapkannya ia bisa
membahagiakanku, namun kusendiri masih inign tetap tinggal dalam kesedihanku
yang berlarut dan tetap masih ingin menunggu donghae. Konyol bukan ? aku
meminta orang lain membahagiakanku sementara aku masih betah tinggal didalam
kesedihanku.
FLASHBACK END
Dan benar kata pepatah, ibu tidak
pernah salah. Aku sudah menyadari ialah satu2 nya orang yang bisa membuatku
kembali seperti semula. Kembali menjadi Han Hyejin yang penuh dengan keceriaan.
Aku memang belum sepenuhnya bisa menerimanya hadir begitu saja dalam hidupku
bahkan langsung masuk kedalam hidupku dengan status ‘suamiku’, namun setidaknya
aku mulai bisa membuka mata dan hatiku untuknya dan mencoba mengubur dalam2
kenangan kelam itu. Walaupun pada awalnya aku berjanji pada diriku sendiri
bahwa aku akan tetap menunggu Lee Donghae sampai kapanpun, aku menarik kata2 ku
sendiri. Semua kebaikan dan kesabarannya selama ini, telah lulus ujian.
Pada awal pernikahan ku
dengannya, aku sudah yakin ia akan menceraikanku dalam waktu dekat itu, namun
kurasa tidak. kalian tahu, waktu berjalan begitu cepat. Percaya atau tidak, ini
sudah tahun kedua aku menikah dengannya. Dan besok tepat anniversary tahun
kedua pernikahanku dengan pria malang itu. Pria malang yang selalu kuperlakukan
jahat, selalu mengacuhkannya dan tak pernah peduli padanya sebagai seorang
istri.
**
Setelah seharian lelah bekerja
dikantor, akhirnya aku dan kyu pun pulang kerumah. Ia sampai dirumah terlebih
dahulu karena aku masih ada urusan.
“cepatlah mandi, kita makan
bersama malam ini. untuk malam ini saja, kumohon” katanya. Aku bergeming dan
terus berjalan menuju kamar tanpa menghiraukannya.
Setelah selesai mandi, aku turun
keruang makan.
“apa yang kau lakukan disana ?”
tanyaku ketus padanya.
“menunggumu. Ayo kita makan
bersama” jawabnya lembut. Aku hanya tersnyum smirk dan berbalik kemudian
kembali keatas.
“Han Hyejin!” panggilnya
“TOLONG JANGAN SEPERTI ITU.
BELAJARLAH MENCINTAIKUKU! KUMOHON! BERHENTI MENGACUHKANKU HAN HYEJIN” katanya tiba2dengan
keras dan nada yang tinggi. Aku yang tersentak kaget dan tidak2 emosiku
memuncak dan tak bisa kutahan juga.
“APA YANG KAU KATAKAN ?! JANGAN
MENERIAKI KU SEPERTI ITU !” jawabku tak kalah keras. Mendengar ucapannya yang
sangat tinggi itu membuat aku ingin menangis. Ini kali pertamanya ia
membentakku seperti ini. pada awalnya memang rencanaku untuk mengacuhkannya
dihari ini dan akan mengubah sikapku hari ini juga. Namun tak kusangka ia bisa
sebegitu meledsaknya. Hanya hari ini. mengapa semua menjadi kacau lagi ? aku
yang tak bisa menahan emosi kembali berteriak padanya. Aku kemudian menangis
dalam keadaan menunduk.
Cho Kyuhun’s pov
“eh ? hyejin-ah .. mianhe”
Apa yang sudah aku lakukan ? apa
yang terjadi denganku hari ini ! mengapa aku membentaknya? Apa yang sudah
kulakukan. Sungguh aku tidak bermaksud seperti itu padanya.
“hyejin-ah, mianhe. Itu tadi
diluar kendaliku. Sst... sudah jangan menangis. Maaf, aku tidak sengaja” kataku
sambil berusaha menenangkannya agar ia tidak menangis. Ya ampun, mengapa aku
sekonyol itu. Dihari yang spesial ini, aku ingin memberikannya sesuatu yang
berbeda namun mengapa emosiku tiba2 tidak stabil seperti ini ? mungkin aku
terlalu kesal dengannya karena sudah dua tahun aku tidak dianggap. Pabbo !
pabbo! Namja pabbo !
Aku berusaha memeluknya.
“sstt.. hyejin-ah. Mianhe, aku
tidak bermaksud.” Kataku lagi. Kuharap ia mengertinya. Ia tidak menolak aku
peluk, namun herannya tangisnya semakin menjadi.
“ssttt... sudah.. jangan
menangis.. apa kau tidak ingat hari ini hari apa ?” tanya ku sambil mengusap
rambut lembutnya. Tiba2 ia melepas pelukanku, mengusap airmatanya.
“hmm ?” tanyaku heran. Gadis
aneh!
“mianhe selama ini aku tidak bisa
melihatmu. Maaf selama ini aku hanya menatap didalam masa laluku dan tidak
pernah menganggapmu ada. Terima kasih untuk segalanya, Kyuhyun oppa. Kau
terlalu baik padaku” katanya sambil tersenyum kecil dan menatapku dengan mata
berlinang airmata
“aku janji aku akan mengubah
sikapku dan lebih menghargaimu. Beri aku waktu beberapa minggu berlatih
bersikap baik padamu sekaligus bersikap layaknya seorang istri untuk memulai
hidup baru bersamamu.” Sambungnya lagi
“aku sudah menunggumu selama dua
tahun, menunggumu beberapa minggu bukanlah masalah bagiku. Sejak awal sudah
kukatakan bukan, aku mencintaimu dan perasaan itu datang begitu saja tanpa
kuketahui. Ketika kau bertanya mengapa aku mencintaimu, jawabannya adalah tidak
tahu. Because love has no reason to explain” jawabku dengan jelas. Kini ia yang
memelukku erat.
“Yeongwonhi Saranghae Han Hyejin”
kataku mengusap rambutnya lembut.
“gomawo oppa. Saranghae”
THE END