“mm? Donghae oppa ?” gumamku.
“Sang Rim-ah, kau kenapa ? matamu bengkak. Apa kau baik baik
saja ?” tanya donghae oppa panik. Aku senang ternyata masih ada yang
memperhatikanku selain namja tersebut. Jangan sebut namanya lagi !
“lebih baik kau istirahat dirumah. Kau tampak begitu tidak
sehat. Kuantar pulang ya ? nanti ku bantu kau izin dari kelas Kyuhyun-ssaem.”
“gomawo donghae oppa” ucapku senang segera mengikutinya
berjalan menuju parkiran. Ia hendak mengantar ku pulang.
**
Ia memegang dahiku dengan tangan punggungnya.
“badanmu sedikit hangat Sang Rim, apa kau yakin ku baik baik
saja ? seperti ini masih mau masuk kelas.” Katanya ketika sudah sampai
dirumahku.
“aku tidak apa oppa. Jangan khawatir” ucapku segera
berbaring dikasur. Ia menemaniku ditepi ranjang.
“sebenarnya apa yang terjadi ? ceritalah padaku” ucapnya
mentapku teduh. Mendengar kalimatnya barusan membuatku lagi2 ingin meneteskan
airmata. Aku mengalihkan wajahku agar tak terlihat olaehnya kalau aku menangis.
Ia seolah tahu dan meminta ku untuk menatapnya.
“mana eunhyuk ? tumben ia tidak terlihat. Bukankah ia selalu
bersamamu ? lebih baik ku kabari dia tentang keadaanmu ini”
Aku kaget dan segera menarik tangan donghae oppa agar ia
tidak menarik ponsel dari saku celananya.
“wae ?” tanyanya heran
Kembali aku meneteskan airmata. Ia segera mengusapnya.
“apa kau dan dia ada masalah ?”
Dengan penuh dengan kebohongan, aku mengangguk yakin. Namun
sayangnya perasaanku tidak mau diajak kompromi. Aku meneteskan airmata lebih
banyak lagi. Ia tampak mempercayaiku, dilihat dari wajahnya. Namun kurasa aku
terlalu bodoh untuk berbohong dalam keadaan seperti ini. Pasti ia akan mencari
tahu apa yang sebenarnya terjadi diantara kami berdua. Sudahlah, aku mau tidur.
Batinku lelah memikirkan hal tersebut.
Perlahan kupejamkan mataku berusaha untuk tidur. Melupakan
segalanya untuk sesaat. Kuharap aku juga bisa amnesia. Bisa melupakan segalanya
dan memulai yang baru. Kupikir amnesia tidak begitu buruk juga.
•
• •
Lee Dong Hae’s pov
“apa yang kau lakukan padanya?” tanyaku sedikit kasar
padanya. Ia menatapku bingung ku rasa ia sedikit mengerti.
“jawaabb aku Lee Hyuk Jae !” bentakku padanya sambil
mencengkram kerah bajunya. Lagi lagi ia
tak bereaksi membuatku semakin geram karena aku diacuhkan. Ia menghela nafas
panjang. Membuatku benar2 ingin meninju nya seperti tempo hari.
Lee Hyuk Jae’s pov
Baiklah, kurasa semuanya akan semakin rumit. Aku harus
menjelaskannya lagi dari awal dan mungkin ia akan memperlakukanku sama seperti
gadis itu. Aku menghela nafas. Aku siap untuk semua ini.
“duduklah dulu. Akan kuceritakan” kataku lemah. Ia pun
melepaskan cengkraman di kerah bajuku dan perlahan duduk disofa. Aku mneghela
nafas dan memulainya.
“kemarin, ia menyatakan cintanya padaku. Ia menyukaiku.
Bukan sebagai oppa, tetapi sebagai namjachingu.” Jelasku. Matanya menatapku
tajam
“lalu apa yang kau katakan ? jangan bilang kau menolaknya
dan membuatnya sakit hati” ancam donghae.
“tapi itulah kenyataannya. Aku menolaknya. Sudah kukatakan
berualang kali padamu. Aku menyayanginya sebagai dongsaengku, dan ia hanya
untukmu. Kalaupun aku mencintainya juga, aku tidak akan merebutnya darimu.”
“kauuu ...........”
Sepertinya kemarahan donghae kembali memuncak. Ia berdiri
dan menatapku sadis. Kurasa ini kesempatan terbaik untuknya agar bisa
mendapatkan Lee Sang Rim. Walaupun aku yang akan dikorbankan, tetapi itu jauh
lebih baik. Demi dua orang yang penting dalam hidupku. Lebih baik aku yang menerima
semua ini daripada salah satu dari mereka kecewa bahkan sedih.
Lee dong hae’s pov
Aku kesal dengannya. Ya cukup kesal. Ia telah menyakiti hati
yeoja yang kucintai itu. Namun, aku juga tidak bisa berbuat apa apa. Aku tahu
ia melakukan ini untukku. Sesungguhnya aku kecewa mengapa Sang Rim lebih
memilih eunhyuk. Aku memang tidak jauh lebih baik dari eunhyuk, tapi setidaknya
ia bisa mencoba memberikan hatinya sedikit padaku dan aku berjanji aku akan
membuatnya mencintaiku. Seandaikan ada celah sekecil pun dalam hatinya untukku,
aku akan menerobos masuk dan membuatnya benar-benar mencintaiku. Tapi sayangnya
tidak ada celah sama sekali, hatinya sepenuhnya telah ia berikan pada eunhyuk.
Aku menatapnya datar. Ia hanya berekspresi wajah bersalah. Aku pun keluar dari
rumahnya.
**
“oppa, kau darimana ?” tanya Sang Rim menghampiriku di
dapur.
“kau sudah bangun Sang Rim ?” kataku mengalihkan
pembicaraan. Ia menatapku aneh. Kuikuti arah matanya dan menatap ke bajuku. Aku
baru sadar kalau jaket ku belum kulepas tadi.
“kau duduklah. Aku sedang membuatkan bubur untukmu” kataku
menuntunnya duduk dikursi sofa. Setelah ia duduk, aku kembali ke dapur dan
mengambil semangkuk bubur yang tadi kubuat.
“Lee Sang Rim, mulai hari ini, kau akan menjadi tanggung
jawabku. Aku akan selalu berada disampingmu dan menemanimu. Aku tidak akan
membiarkanmu tersakiti oleh siapapun lagi. Arraseo ?” kataku ambil menyuapinya
bubur. Ia yang sedang mengemut bubur sedikit terbatuk mendengar perkataanku
barusan. Dengan sigap ku raih tisu di meja depan dan meyodorkannya air mineral.
“apa yang kau katakan oppa ? aku tidak mengerti” katanya
mengerutkan keningnya.
“sudah, jangan banyak bicara. Ikuti saja apa kata ku” kataku
sambil menyodorkannya sesendok bubur lagi.
Kalau eunhyuk bisa mendapatkan hatinya dengan cara seperti
ini, aku juga harus bisa. Ini merupakan langkah awal untuk mendapatkannya.
Masalah eunhyuk, akan ku urus kemudian.
**
“oppa hari ini kau pulang jam berapa ?” tanya Sang Rim yang
sedang berlari kecil menghampiriku yang sedang membaca buku.
“seperti biasa, jam 3 sore. Ada apa Sang Rim-ah ?”
“anii. Aku hanya ingin minta tolong oppa mengerjakan tugas
kuliahku. Sedikit sulit dan ada yang tidak aku mengerti.”
“kau benar-benar ingin aku membantumu? Aku ini kan bukan
mahasiswa designer. Kalau nanti pr mu hancur berantakan bagaimana ?” tanyaku
sedikit menggodanya. ia hanya tertawa menutup mulutnya.
“baiklah, jam berapa kita kerumahmu ?”
“terserah kau saja oppa. Hari ini aku tidak kemana mana kok”
“ne.”
“aku pulang dulu ya oppa. Annyeong”
Ia pamit pergi dan kembali meninggalkanku. Aku senang
seperti ini. Ia dekat denganku dan tidak terus menempel pada eunhy... oiya! Aku
baru ingat dengan manusia satu itu.
Lagi lagi aku merasa ada yang aneh. Setiap kali aku menyebut
namanya dalam pikiranku, aku merasa seperti ia muncul tiba tiba dihadapanku.
Dan sekarang aku merasa ada yang menyentuh pundakku. Aku mencoba untuk menoleh.
“eh ?!” gumamku segera melompat menghindarinya.
“apa aku seseram itu” katanya datar. Aku hanya bisa
memberikan cengiran ku yang tidak begitu jelas.
“langkah awalmu bagus. Kulihat kau sudah bisa mendapakannya
tanpa bantuanku. Teruslah berusaha menyentuh hatinya. Kau pasti bisa.
Kuserahkan ia padamu donghae-ah”
“hyuk..”
Ia pergi begtiu saja setelah menyelesaikan kalimatnya. Aku
merasa ia berubah. Bukan lagi eunhyuk yang biasa kulihat. Eunhyuk yang selalu
ceria, tertawa tidak jelas menunjukkan gusinya.
**
“oppa, apa kau tahu yang nomor ini ?” tanya yeoja yang
berada disampingku sekarang.
Aku mencoba melihat apa yang ia tanyakan. Menarik secarik
kertas dan berkutik diatasnya. Menggambar beberapa model bangunan. Dan inii lah
hasilnya..
“mian kalau jelek. Aku kan bukan mahasiswa designer. Hehehe”
ucapku menggaruk kepalaku yang tak gatal.
“gomawo oppa. Ini tak begitu buruk” jawabnya. Senyumku
mengembang mendengar kalimatnya barusan.
**
Beberapa hari kemudian...
Lee Sang Rim’s pov
Ini sudah pukul 5 sore. Pasti saja donghae oppa sudah pulang
duluan. Beginilah nasib mahasiswa designer. Selalu banyak tugas dan harus
pulang telat. Aku berjalan menyusuri koridor sendirian. Ini memang bukan kali
pertamanya aku berjalan disini sendirian, tetapi aku hanya ada mendengar suara.
Hmmmm, suara apa itu ? sebuah music nge-beat dengan tempo cepat yang sangat
enak didengar. Aku mendekati arah suara itu dan entah mengapa hingga tanganku
membuka sebuah ruangan. Ruangan studio.
Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, berusaha melihat dari
kejauhan siapa orang itu yang masih berada di studio sore sore begini. Kakiku
melangkah maju mendekatinya. Hingga tinggal 1 meter lagi aku sampai
ditempatnya. Aku baru menyadari sesuatu. Aku segera berlari keluar ketika ia
melihatku. Namun kurasa ia mengejarku dan tanganku berhasil digenggam kuat
olehnya. Aku mencoba melepaskan genggamanya. Namun tidak bisa.
“Sang Rim.. mianhe. Tolong maafkan aku. Aku sama sekali
tidak ingin membuatmu seperti ini.” Katanya
Aku masih bergeming tidak ingin menoleh padanya. Ia pun
berjalan hingga sekarang berada dihadapanku. Ia menyentuh kedua pipiku dengan
kedua telapak tangannya an mengangkat wajahku
yang sedari tadi kusembunyikan dengan cara menunduk guna menahan
airmata.
Walaupun ia telah memaksaku untuk menatapnya, bola mataku
bahkan sama sekali tidak peduli dengannya. Ku arahkan bola mataku kesamping dan
tidak mau menatap matanya yang mengiris hatiku. Melihatnya seperti membuat luka
di hatiku pada tempat yang sama.
“Sang Rim-ah, kembalilah menjadi dongsaengku. Jengmal
bogoshipeo. Apa kau tahu, sudah empat bulan terakhir ini aku sama sekali tidak
melihatmu” katanya lagi sambil memelukku. Aku mencoba memberontak namun tidak
bisa. Tenagaku seakan telah terkuras habis karena perasaanku.
“Saranghaneun dongsaeng-a”
Aku mendengar semua yang ia katakan. Aku tidak tahu harus
menjawab apa. Aku hanya berusaha untuk melepas pelukannya dan pergi
meninggalkannya. Sudah kukatakan aku benci padanya. Dan itu tidak akan berubah.
• • •
Sejak kejadian itu, Lee Sang Rim dan Lee Hyuk Jae
benar-benar tidak bertemu lagi. Keduanya tampak sudah putus hubungan. Hyuk jae
entah pergi kemana dan Sang Rim sibuk dengan tugas kuliahnya yang menumpuk.
Untuk saja ada donghae yang selalu menemani dan membantunya. Perlahan, waktu
demi waktu, ia mulai bisa menghapus segala luka dihatinya dan melupakan hyuk
jae. Sang Rim perlahan terlihat mulai bisa menerima donghae. Ya, Lee Dong Hae.
Seorang pria manis yang rela melakukan apapun demi Lee Sang Rim, seorang wanita
biasa yang tampak cuek. Donghae mungkin memang bisa menggantikan eunhyuk untuk
menemani Sang Rim, namun apakah Donghae bisa menggantikan eunhyuk dihati Sang
Rim ? entahlah, semua jawaban itu hanya Sang Rim yang mengetahuinya. Dan asal kalian
tahu saja, Sang Rim belum memberikan lampu kuning untuk donghae. Dan hal itu
cukup membuat donghae bingung.
•
• •
“Lee Sang Rim..”
panggil donghae.
“hmm?” jawab Sang Rim masih belum menoleh dan sibuk
menggambar design interior untuk sebuah rumah.
“kau suka sekali memanggil nama panjangku ya oppa. Sudah
kukatakan, itu terdengar begitu resmi. Kita ini kan bukan dosen dengan
mahasiswa” sambung Sang Rim sambil tertawa. Donghae hanya tersenyum dan sedikit
tersipu malu.
“ada apa oppa ?” sambungnya lagi.
“hmm,, apakah besok kau ada acara ?”
“tidak ada. Waeirae?”
“besok bisa makan malam denganku ?”
“ne” jawab Sang Rim masih betah berkonsentrasi pada bukunya.
Padahal jika ia menoleh sedikit saja, ia akan tertawa terbahak melihat wajah
donghae yang malu malu kucing dan salah tingkah.
“baiklah. Besok kujemput disini pukul 8 malam ya”
Mendengar perkataan donghae barusan, sontak membuat Sang Rim
menoleh padanya.
“jam 8 malam ?”
“ne. Waeirae ?” tanya donghae polos
“anii, geunyang.”
“berdandanlah yang cantik ya” kata donghae membuat Sang Rim
sedikit kaget dan heran.
**
Tepat pukul 7.30 malam..
Terdengar suara klakson mobil dari luar rumah Sang Rim. Ia
tahu itu pasti donghae dan ia terbirit birit berlari keluar rumah.
“kenapa lama see.....ka..lii..?” kata donghae dengan nada
terputus.
Ia tak percaya didepannya ada Lee Sang Rim. Yeoja cuek itu.
Penampilannya malam ini benar-benar berbeda. Begitu memukau! Donghae bahkan
hampir tidak bisa mengenalinya. Gaun pendek berwarna sapphire blue bermodel
tarzan yang dihiasi bunga besar pada tali bagian kanan Sang Rim. Dipadukan
dengan high heels blurdu hitam dengan tali yang mengikat manis pergelangan kaki
Sang Rim. make up alami dan rambut yang tergerai indah benar-benar membuat Sang
Rim terlihat begitu sempurna malam ini.
“aku aneh ya oppa ?” tanya Sang Rim tak percaya diri
sekaligus malu ditatap seperti itu oleh donghae. Untuk beberapa saat, donghae
bergeming. Matanya sibuk menatap Sang Rim lekat dari ujung kepala hingga ujung
kaki.
“oppaaa..” panggilnya panjang.
“wae?” tanya donghae baru tersadar dari lamunannya tadi
karena terlalu terpesona dengan bidadari manis yang ada didepannya ini.
“apa aku aneh ?” tanya Sang Rim tersipu malu.
“aniii, kau sangat cantik malam ini. Masuklah” kata donghae
sambil membuka pintu mobil nya dan mempersilahkan Sang Rim untuk masuk.
Dimobil.....
Keadaan hening seketika. Donghae tak tahu harus memulai
percakapan darimana. Ia begitu gugup. Dan mungkin ia merasa sedikit minder
duduk disamping yeoja cantik seperti Sang Rim.
“Sang Rim-ah, mengapa kau tidak pernah menggerai rambutmu dan menampakkan wajah aslimu sih ?” ucap donghae memecah keheningan
“Sang Rim-ah, mengapa kau tidak pernah menggerai rambutmu dan menampakkan wajah aslimu sih ?” ucap donghae memecah keheningan
“maksud oppa ?” tanya Sang Rim polos
“iya. Kau tidak pernah menggerai rambutmu dan berdandan
secantik ini. Aku benar-benar terpukau kau tahu. Kau benar-benar memikat hatiku
malam ini.” Kata donghae sambil menyetir. Terlihat senyum manisnya yang
menghiasi wajahnya. Ia tampak begitu berseri seri.
“ahh oppa. Gomawo atas pujiannya” katanya malu-malu.
“apa aku harus selalu memintamu untuk dandan yang cantik
baru kau akan menggerai rambutmu dan bermake up ?”
“aniiiyaa. Oppa ini, jangan menatapku seperti itu” jawab
Sang Rim yang menyadari donghae sedang menatapnya dan sesekali melihat ke jalan
“jangan menatapku terus oppa, nanti kan bisa.
Berkonsentrasilah menyetir atau kencan kita malam ini akan hancur total” kata
Sang Rim sambil terkekeh.
Lee Dong Hae’s pov
Apa ia katakan barusan ? kencan kita ? aku tak bisa
mengatakan apapun lagi selain mengikutinya terkekeh geli. aku terkejut dengan
pernyataannya barusan. Jadi ia menganggap kalu ini adalah kencan ? baguslah,
aku menyukai permulaan seperti ini. Berarti ia telah memberikanku lampu hijau.
Dan tidak akan kusia-siakan kesempatan ini. Ayoo Lee Dong Hae, kau pasti bisa!
Aku membawanya kerumahku. Rumah mewah yang hanya kutinggal
berdua bersama eomma ku.
“kau membawaku kerumahmu untuk apa oppa ?” tanyanya polos.
Aku hanya tersenyum dan menggandengnya masuk kerumah.
Setelah masuk kerumah, eommaku menyambutnya dengan penuh
kegembiraan.
“Ahjumma..” katanya memberi salam dan membungkuk pada
eommaku.
“apakah kau Lee Sang Rim ?” tanya eomma
Sekejap ia mengalihkan pandangannya menatapku. Aku hanya
bisa tersenyum.
“ne, ahjumma” jawabnya kemudian.
Setelah eomma mempersilahkan kami duduk, eomma memulai
percakapan dengan ramah dan hangat.
“jadi kau Lee Sang Rim ? yeoja yang sering diceritakan
donghae ? bahkan donghae sering tidak tidur karena memikirkanmu.” Kata eomma
sambil tertawa.
“eomma..” kupanggil eomma ku untuk tidak membocorkan segala
rahasia yang kukatakan padanya sambil ikut tertawa. Ia hanya bisa tersenyum dan
menatapku dengan tatapan tajam.
“apa yang kau katakan pada eomma mu oppa ?” bisiknya padaku.
Aku hanya mengangkat bahuku dan tidak akan memberitahunya.
“kau memang yeoja yang manis Sang Rim, donghae memang tidak
salah memilih wanita ya” kata eomma ku lagi.
Ia hanya bisa tersenyum dan sesekali tertawa pelan aku pun
tersenyum dan tersipu malu.
“baiklah, kau nikmati malam ini dengan donghae ya. Eomma
kembali kebelakang dulu”
Setelah eomma berkata demikian, aku membawanya untuk pergi
ke kolam berenang yang ada dirumahku. Candle Light dinner di tepi kolam
berenang memang sudah biasa, namun aku akan membuat kali ini jauh lebih
berkesan.
“lantas, apa yang sudah kau katakan pada eomma mu tentangku
oppa ?” katanya sambil memicingkan matanya mentapku tajam.
“tidak ada” jawabku cengengesan.
“ayoo jujur.. katakan padaku” paksanya. Aku menjulurkan
lidahku. Namun tiba2 ia berdiri dan mendekat padaku. Tawaku seketika hilang
terbawa angin. Aku tidak tahu apa yang akan ia lakukan. Ia semakin mendekat dan
mendekat. Jantungku tiba2 saja berpacu cepat dan mungkin sebentar lagi akan
mencelos. Wajahnya juga mendekat padaku. Tinggal 5 sentimeter lagi antara
wajahku dan wajahnya dan,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar