Jumat, 20 April 2012

Can't Touch Your Heart part 4


“mm? Donghae oppa ?” gumamku.
“Sang Rim-ah, kau kenapa ? matamu bengkak. Apa kau baik baik saja ?” tanya donghae oppa panik. Aku senang ternyata masih ada yang memperhatikanku selain namja tersebut. Jangan sebut namanya lagi !
“lebih baik kau istirahat dirumah. Kau tampak begitu tidak sehat. Kuantar pulang ya ? nanti ku bantu kau izin dari kelas Kyuhyun-ssaem.”
“gomawo donghae oppa” ucapku senang segera mengikutinya berjalan menuju parkiran. Ia hendak mengantar ku pulang.
**
Ia memegang dahiku dengan tangan punggungnya.
“badanmu sedikit hangat Sang Rim, apa kau yakin ku baik baik saja ? seperti ini masih mau masuk kelas.” Katanya ketika sudah sampai dirumahku.
“aku tidak apa oppa. Jangan khawatir” ucapku segera berbaring dikasur. Ia menemaniku ditepi ranjang.
“sebenarnya apa yang terjadi ? ceritalah padaku” ucapnya mentapku teduh. Mendengar kalimatnya barusan membuatku lagi2 ingin meneteskan airmata. Aku mengalihkan wajahku agar tak terlihat olaehnya kalau aku menangis. Ia seolah tahu dan meminta ku untuk menatapnya.
“mana eunhyuk ? tumben ia tidak terlihat. Bukankah ia selalu bersamamu ? lebih baik ku kabari dia tentang keadaanmu ini”
Aku kaget dan segera menarik tangan donghae oppa agar ia tidak menarik ponsel dari saku celananya.
“wae ?” tanyanya heran
Kembali aku meneteskan airmata. Ia segera mengusapnya.
“apa kau dan dia ada masalah ?”
Dengan penuh dengan kebohongan, aku mengangguk yakin. Namun sayangnya perasaanku tidak mau diajak kompromi. Aku meneteskan airmata lebih banyak lagi. Ia tampak mempercayaiku, dilihat dari wajahnya. Namun kurasa aku terlalu bodoh untuk berbohong dalam keadaan seperti ini. Pasti ia akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi diantara kami berdua. Sudahlah, aku mau tidur. Batinku lelah memikirkan hal tersebut.
Perlahan kupejamkan mataku berusaha untuk tidur. Melupakan segalanya untuk sesaat. Kuharap aku juga bisa amnesia. Bisa melupakan segalanya dan memulai yang baru. Kupikir amnesia tidak begitu buruk juga.
                                                •                             •                             •
Lee Dong Hae’s pov
“apa yang kau lakukan padanya?” tanyaku sedikit kasar padanya. Ia menatapku bingung ku rasa ia sedikit mengerti.
“jawaabb aku Lee Hyuk Jae !” bentakku padanya sambil mencengkram kerah bajunya.  Lagi lagi ia tak bereaksi membuatku semakin geram karena aku diacuhkan. Ia menghela nafas panjang. Membuatku benar2 ingin meninju nya seperti tempo hari.
Lee Hyuk Jae’s pov
Baiklah, kurasa semuanya akan semakin rumit. Aku harus menjelaskannya lagi dari awal dan mungkin ia akan memperlakukanku sama seperti gadis itu. Aku menghela nafas. Aku siap untuk semua ini.
“duduklah dulu. Akan kuceritakan” kataku lemah. Ia pun melepaskan cengkraman di kerah bajuku dan perlahan duduk disofa. Aku mneghela nafas dan memulainya.
“kemarin, ia menyatakan cintanya padaku. Ia menyukaiku. Bukan sebagai oppa, tetapi sebagai namjachingu.” Jelasku. Matanya menatapku tajam
“lalu apa yang kau katakan ? jangan bilang kau menolaknya dan membuatnya sakit hati” ancam donghae.
“tapi itulah kenyataannya. Aku menolaknya. Sudah kukatakan berualang kali padamu. Aku menyayanginya sebagai dongsaengku, dan ia hanya untukmu. Kalaupun aku mencintainya juga, aku tidak akan merebutnya darimu.”
“kauuu ...........”
Sepertinya kemarahan donghae kembali memuncak. Ia berdiri dan menatapku sadis. Kurasa ini kesempatan terbaik untuknya agar bisa mendapatkan Lee Sang Rim. Walaupun aku yang akan dikorbankan, tetapi itu jauh lebih baik. Demi dua orang yang penting dalam hidupku. Lebih baik aku yang menerima semua ini daripada salah satu dari mereka kecewa bahkan sedih.
Lee dong hae’s pov
Aku kesal dengannya. Ya cukup kesal. Ia telah menyakiti hati yeoja yang kucintai itu. Namun, aku juga tidak bisa berbuat apa apa. Aku tahu ia melakukan ini untukku. Sesungguhnya aku kecewa mengapa Sang Rim lebih memilih eunhyuk. Aku memang tidak jauh lebih baik dari eunhyuk, tapi setidaknya ia bisa mencoba memberikan hatinya sedikit padaku dan aku berjanji aku akan membuatnya mencintaiku. Seandaikan ada celah sekecil pun dalam hatinya untukku, aku akan menerobos masuk dan membuatnya benar-benar mencintaiku. Tapi sayangnya tidak ada celah sama sekali, hatinya sepenuhnya telah ia berikan pada eunhyuk. Aku menatapnya datar. Ia hanya berekspresi wajah bersalah. Aku pun keluar dari rumahnya.
**
“oppa, kau darimana ?” tanya Sang Rim menghampiriku di dapur.
“kau sudah bangun Sang Rim ?” kataku mengalihkan pembicaraan. Ia menatapku aneh. Kuikuti arah matanya dan menatap ke bajuku. Aku baru sadar kalau jaket ku belum kulepas tadi.
“kau duduklah. Aku sedang membuatkan bubur untukmu” kataku menuntunnya duduk dikursi sofa. Setelah ia duduk, aku kembali ke dapur dan mengambil semangkuk bubur yang tadi kubuat.
“Lee Sang Rim, mulai hari ini, kau akan menjadi tanggung jawabku. Aku akan selalu berada disampingmu dan menemanimu. Aku tidak akan membiarkanmu tersakiti oleh siapapun lagi. Arraseo ?” kataku ambil menyuapinya bubur. Ia yang sedang mengemut bubur sedikit terbatuk mendengar perkataanku barusan. Dengan sigap ku raih tisu di meja depan dan meyodorkannya air mineral.
“apa yang kau katakan oppa ? aku tidak mengerti” katanya mengerutkan keningnya.
“sudah, jangan banyak bicara. Ikuti saja apa kata ku” kataku sambil menyodorkannya sesendok bubur lagi.
Kalau eunhyuk bisa mendapatkan hatinya dengan cara seperti ini, aku juga harus bisa. Ini merupakan langkah awal untuk mendapatkannya. Masalah eunhyuk, akan ku urus kemudian.
**
“oppa hari ini kau pulang jam berapa ?” tanya Sang Rim yang sedang berlari kecil menghampiriku yang sedang membaca buku.
“seperti biasa, jam 3 sore. Ada apa Sang Rim-ah ?”
“anii. Aku hanya ingin minta tolong oppa mengerjakan tugas kuliahku. Sedikit sulit dan ada yang tidak aku mengerti.”
“kau benar-benar ingin aku membantumu? Aku ini kan bukan mahasiswa designer. Kalau nanti pr mu hancur berantakan bagaimana ?” tanyaku sedikit menggodanya. ia hanya tertawa menutup mulutnya.
“baiklah, jam berapa kita kerumahmu ?”
“terserah kau saja oppa. Hari ini aku tidak kemana mana kok”
“ne.”
“aku pulang dulu ya oppa. Annyeong”
Ia pamit pergi dan kembali meninggalkanku. Aku senang seperti ini. Ia dekat denganku dan tidak terus menempel pada eunhy... oiya! Aku baru ingat dengan manusia satu itu.
Lagi lagi aku merasa ada yang aneh. Setiap kali aku menyebut namanya dalam pikiranku, aku merasa seperti ia muncul tiba tiba dihadapanku. Dan sekarang aku merasa ada yang menyentuh pundakku. Aku mencoba untuk menoleh.
“eh ?!” gumamku segera melompat menghindarinya.
“apa aku seseram itu” katanya datar. Aku hanya bisa memberikan cengiran ku yang tidak begitu jelas.
“langkah awalmu bagus. Kulihat kau sudah bisa mendapakannya tanpa bantuanku. Teruslah berusaha menyentuh hatinya. Kau pasti bisa. Kuserahkan ia padamu donghae-ah”
“hyuk..”
Ia pergi begtiu saja setelah menyelesaikan kalimatnya. Aku merasa ia berubah. Bukan lagi eunhyuk yang biasa kulihat. Eunhyuk yang selalu ceria, tertawa tidak jelas menunjukkan gusinya.
**
“oppa, apa kau tahu yang nomor ini ?” tanya yeoja yang berada disampingku sekarang.
Aku mencoba melihat apa yang ia tanyakan. Menarik secarik kertas dan berkutik diatasnya. Menggambar beberapa model bangunan. Dan inii lah hasilnya..
“mian kalau jelek. Aku kan bukan mahasiswa designer. Hehehe” ucapku menggaruk kepalaku yang tak gatal.
“gomawo oppa. Ini tak begitu buruk” jawabnya. Senyumku mengembang mendengar kalimatnya barusan.
**
Beberapa hari kemudian...
 Lee Sang Rim’s pov
Ini sudah pukul 5 sore. Pasti saja donghae oppa sudah pulang duluan. Beginilah nasib mahasiswa designer. Selalu banyak tugas dan harus pulang telat. Aku berjalan menyusuri koridor sendirian. Ini memang bukan kali pertamanya aku berjalan disini sendirian, tetapi aku hanya ada mendengar suara. Hmmmm, suara apa itu ? sebuah music nge-beat dengan tempo cepat yang sangat enak didengar. Aku mendekati arah suara itu dan entah mengapa hingga tanganku membuka sebuah ruangan. Ruangan studio.
Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, berusaha melihat dari kejauhan siapa orang itu yang masih berada di studio sore sore begini. Kakiku melangkah maju mendekatinya. Hingga tinggal 1 meter lagi aku sampai ditempatnya. Aku baru menyadari sesuatu. Aku segera berlari keluar ketika ia melihatku. Namun kurasa ia mengejarku dan tanganku berhasil digenggam kuat olehnya. Aku mencoba melepaskan genggamanya. Namun tidak bisa.
“Sang Rim.. mianhe. Tolong maafkan aku. Aku sama sekali tidak ingin membuatmu seperti ini.” Katanya
Aku masih bergeming tidak ingin menoleh padanya. Ia pun berjalan hingga sekarang berada dihadapanku. Ia menyentuh kedua pipiku dengan kedua telapak tangannya an mengangkat wajahku  yang sedari tadi kusembunyikan dengan cara menunduk guna menahan airmata.
Walaupun ia telah memaksaku untuk menatapnya, bola mataku bahkan sama sekali tidak peduli dengannya. Ku arahkan bola mataku kesamping dan tidak mau menatap matanya yang mengiris hatiku. Melihatnya seperti membuat luka di hatiku pada tempat yang sama.
“Sang Rim-ah, kembalilah menjadi dongsaengku. Jengmal bogoshipeo. Apa kau tahu, sudah empat bulan terakhir ini aku sama sekali tidak melihatmu” katanya lagi sambil memelukku. Aku mencoba memberontak namun tidak bisa. Tenagaku seakan telah terkuras habis karena perasaanku.
Akhirnya aku hanya bisa bersender didepan dada bidangnya yang tak dilapisi sehelai benang pun. Dan terasa sedikit lembab karena keringatnya. Airmataku lagi lagi jatuh. Aku benci hal ini. Aku berusaha sekuat tenagaku untuk tidak menangis dan tetap terlihat kuat dihadapannya, namun sia sia. Aku tidak bisa menahan emosi dan perasaanku yang pada ujungnya akan berubah menjaadi airmata.
“Saranghaneun dongsaeng-a” 
Aku mendengar semua yang ia katakan. Aku tidak tahu harus menjawab apa. Aku hanya berusaha untuk melepas pelukannya dan pergi meninggalkannya. Sudah kukatakan aku benci padanya. Dan itu tidak akan berubah.

                •                             •                             •
Sejak kejadian itu, Lee Sang Rim dan Lee Hyuk Jae benar-benar tidak bertemu lagi. Keduanya tampak sudah putus hubungan. Hyuk jae entah pergi kemana dan Sang Rim sibuk dengan tugas kuliahnya yang menumpuk. Untuk saja ada donghae yang selalu menemani dan membantunya. Perlahan, waktu demi waktu, ia mulai bisa menghapus segala luka dihatinya dan melupakan hyuk jae. Sang Rim perlahan terlihat mulai bisa menerima donghae. Ya, Lee Dong Hae. Seorang pria manis yang rela melakukan apapun demi Lee Sang Rim, seorang wanita biasa yang tampak cuek. Donghae mungkin memang bisa menggantikan eunhyuk untuk menemani Sang Rim, namun apakah Donghae bisa menggantikan eunhyuk dihati Sang Rim ? entahlah, semua jawaban itu hanya Sang Rim yang mengetahuinya. Dan asal kalian tahu saja, Sang Rim belum memberikan lampu kuning untuk donghae. Dan hal itu cukup membuat donghae bingung.
                                                •                             •                             •
 “Lee Sang Rim..” panggil donghae.
“hmm?” jawab Sang Rim masih belum menoleh dan sibuk menggambar design interior untuk sebuah rumah.
“kau suka sekali memanggil nama panjangku ya oppa. Sudah kukatakan, itu terdengar begitu resmi. Kita ini kan bukan dosen dengan mahasiswa” sambung Sang Rim sambil tertawa. Donghae hanya tersenyum dan sedikit tersipu malu.
“ada apa oppa ?” sambungnya lagi.
“hmm,, apakah besok kau ada acara ?”
“tidak ada. Waeirae?”
“besok bisa makan malam denganku ?”
“ne” jawab Sang Rim masih betah berkonsentrasi pada bukunya. Padahal jika ia menoleh sedikit saja, ia akan tertawa terbahak melihat wajah donghae yang malu malu kucing dan salah tingkah.
“baiklah. Besok kujemput disini pukul 8 malam ya”
Mendengar perkataan donghae barusan, sontak membuat Sang Rim menoleh padanya.
“jam 8 malam ?”
“ne. Waeirae ?” tanya donghae polos
“anii, geunyang.”
“berdandanlah yang cantik ya” kata donghae membuat Sang Rim sedikit kaget dan heran.
**
Tepat pukul 7.30 malam..
Terdengar suara klakson mobil dari luar rumah Sang Rim. Ia tahu itu pasti donghae dan ia terbirit birit berlari keluar rumah.
“kenapa lama see.....ka..lii..?” kata donghae dengan nada terputus.
Ia tak percaya didepannya ada Lee Sang Rim. Yeoja cuek itu. Penampilannya malam ini benar-benar berbeda. Begitu memukau! Donghae bahkan hampir tidak bisa mengenalinya. Gaun pendek berwarna sapphire blue bermodel tarzan yang dihiasi bunga besar pada tali bagian kanan Sang Rim. Dipadukan dengan high heels blurdu hitam dengan tali yang mengikat manis pergelangan kaki Sang Rim. make up alami dan rambut yang tergerai indah benar-benar membuat Sang Rim terlihat begitu sempurna malam ini.
“aku aneh ya oppa ?” tanya Sang Rim tak percaya diri sekaligus malu ditatap seperti itu oleh donghae. Untuk beberapa saat, donghae bergeming. Matanya sibuk menatap Sang Rim lekat dari ujung kepala hingga ujung kaki.
“oppaaa..” panggilnya panjang.
“wae?” tanya donghae baru tersadar dari lamunannya tadi karena terlalu terpesona dengan bidadari manis yang ada didepannya ini.
“apa aku aneh ?” tanya Sang Rim tersipu malu.
“aniii, kau sangat cantik malam ini. Masuklah” kata donghae sambil membuka pintu mobil nya dan mempersilahkan Sang Rim untuk masuk.
Dimobil.....
Keadaan hening seketika. Donghae tak tahu harus memulai percakapan darimana. Ia begitu gugup. Dan mungkin ia merasa sedikit minder duduk disamping yeoja cantik seperti Sang Rim.
“Sang Rim-ah, mengapa kau tidak pernah menggerai rambutmu dan menampakkan wajah aslimu sih ?” ucap donghae memecah keheningan
“maksud oppa ?” tanya Sang Rim polos
“iya. Kau tidak pernah menggerai rambutmu dan berdandan secantik ini. Aku benar-benar terpukau kau tahu. Kau benar-benar memikat hatiku malam ini.” Kata donghae sambil menyetir. Terlihat senyum manisnya yang menghiasi wajahnya. Ia tampak begitu berseri seri.
“ahh oppa. Gomawo atas pujiannya” katanya malu-malu.
“apa aku harus selalu memintamu untuk dandan yang cantik baru kau akan menggerai rambutmu dan bermake up ?”
“aniiiyaa. Oppa ini, jangan menatapku seperti itu” jawab Sang Rim yang menyadari donghae sedang menatapnya dan sesekali melihat ke jalan
“jangan menatapku terus oppa, nanti kan bisa. Berkonsentrasilah menyetir atau kencan kita malam ini akan hancur total” kata Sang Rim sambil terkekeh.
Lee Dong Hae’s pov
Apa ia katakan barusan ? kencan kita ? aku tak bisa mengatakan apapun lagi selain mengikutinya terkekeh geli. aku terkejut dengan pernyataannya barusan. Jadi ia menganggap kalu ini adalah kencan ? baguslah, aku menyukai permulaan seperti ini. Berarti ia telah memberikanku lampu hijau. Dan tidak akan kusia-siakan kesempatan ini. Ayoo Lee Dong Hae, kau pasti bisa!
Aku membawanya kerumahku. Rumah mewah yang hanya kutinggal berdua bersama eomma ku.
“kau membawaku kerumahmu untuk apa oppa ?” tanyanya polos. Aku hanya tersenyum dan menggandengnya masuk kerumah.
Setelah masuk kerumah, eommaku menyambutnya dengan penuh kegembiraan.
“Ahjumma..” katanya memberi salam dan membungkuk pada eommaku.
“apakah kau Lee Sang Rim ?” tanya eomma
Sekejap ia mengalihkan pandangannya menatapku. Aku hanya bisa tersenyum.
“ne, ahjumma” jawabnya kemudian.
Setelah eomma mempersilahkan kami duduk, eomma memulai percakapan dengan ramah dan hangat.
“jadi kau Lee Sang Rim ? yeoja yang sering diceritakan donghae ? bahkan donghae sering tidak tidur karena memikirkanmu.” Kata eomma sambil tertawa.
“eomma..” kupanggil eomma ku untuk tidak membocorkan segala rahasia yang kukatakan padanya sambil ikut tertawa. Ia hanya bisa tersenyum dan menatapku dengan tatapan tajam.
“apa yang kau katakan pada eomma mu oppa ?” bisiknya padaku. Aku hanya mengangkat bahuku dan tidak akan memberitahunya.
“kau memang yeoja yang manis Sang Rim, donghae memang tidak salah memilih wanita ya” kata eomma ku lagi.
Ia hanya bisa tersenyum dan sesekali tertawa pelan aku pun tersenyum dan tersipu malu.
“baiklah, kau nikmati malam ini dengan donghae ya. Eomma kembali kebelakang dulu”
Setelah eomma berkata demikian, aku membawanya untuk pergi ke kolam berenang yang ada dirumahku. Candle Light dinner di tepi kolam berenang memang sudah biasa, namun aku akan membuat kali ini jauh lebih berkesan.
“lantas, apa yang sudah kau katakan pada eomma mu tentangku oppa ?” katanya sambil memicingkan matanya mentapku tajam.
“tidak ada” jawabku cengengesan.
“ayoo jujur.. katakan padaku” paksanya. Aku menjulurkan lidahku. Namun tiba2 ia berdiri dan mendekat padaku. Tawaku seketika hilang terbawa angin. Aku tidak tahu apa yang akan ia lakukan. Ia semakin mendekat dan mendekat. Jantungku tiba2 saja berpacu cepat dan mungkin sebentar lagi akan mencelos. Wajahnya juga mendekat padaku. Tinggal 5 sentimeter lagi antara wajahku dan wajahnya dan,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar