Jumat, 11 Mei 2012

Come To Me Tonight, Please


Author   : admin petals
Title       : come to me tonight, please
Genre    : sad ending, oneshoot
Cast      : Kim Jong Woon (yesung), Lee Ji eun
Malam ini, aku hanya bisa terdiam. Mengharapkan ia kembali. Duduk bergeming hening di kursi trotoar. Memeluk dan menghangatkan diriku sendiri. Salju yang berguguran dari langit tampak begitu indah. mendinginkan hatiku yang begitu perih, panas, dan terluka. Memohon dengan amat dan sangat agar Tuhan mengembalikannya padaku. Juga mengingat kejadian tujuh hari silam yang terjadi tepat di tempat ini. tepat diwaktu ini.. Kuharap ia kembali, jebal....
-flashback-
Seorang yeoja yang sedang berjalan ditengah kesendirian nya dimalam hari menyusuri trotoar yang hanya ditemani lampu jalanan yang remang remang dan tak begitu terang.
“ji eun! Tunggu!” teriak seorang dengan suara berat dari sebrang jalan dan mencoba berlari menyebrang jalan menghampiri ji eun.
“YESUNG OPPA!!!!”
BRUUKKKK !
Telat sudah. Sebuah truk bermuatan 75 ton menabrak tubuh itu dan terhempas jauh. Lee ji eun melihat dengan mata kepalanya sendiri kejadian ironi itu. Ia hanya bisa menangis dan menangis segera ia berlari kencang menghampiri tubuh yang sudah tak berbentuk itu.
“yesung oppa! Tolong.. Tolong..” teriak ji eun sekuat tenaga.
Ditengah malam yang begitu gelap, bahkan bintang dan bulan pun tak nampak. Yesung, pergi begitu saja. Nyawanya tiba2 dipanggil oleh Tuhan lewat sebuah truk. Ji eun hanya bisa menangis pasrah. Berteriak minta tolong. Memeluk erat pria itu. Tangannya bercampur darah yang keluar dari kepala yang bocor dan ubun-ubun kepala namja itu terbelah dua. Dadanya terasa beggitu lunak dan tak bertulang. Tulang rusuknya sudah hancur berkeping-keping, termasuk denyut jantungnya yang telah berhenti karena jantungnya pecah. Ji eun memeluk yesung kuat, menempelkan wajahnya pada wajah namja itu. Membuat sekujur tubuhnya dipenuhi oleh darah. Bahkan wajah putihnya yang dibasahi airmata.
“yesung oppa ! jangan pergi. Bangunlah!! Kau tidak bisa meninggalkanku sendiri disini” ucap ji eun. Tangisnya semakin menjadi.
“ji eun.. ss...sa..rang...h..ha..e” ucapnya lirih.
Benar2 suatu keajaiban besar. Ia masih sempat mengucapkan kalimat itu. Ya, cinta! Kata cinta yang memiliki kekuatan yang begitu kuat dan mistis. Ia bahkan masih sempat dan diberi waktu oleh Tuhan untuk mengucapkan kalimat penting itu pada orang yang benar2 ia cintai.
“oppa.. jangan pergi. Bertahanlah! Kau akan selamat. Aku akan segera membawamu ke rumah sakit. Bertahanlah sebentar”
“a...aku mau p..pulang” jawabnya.
Tiba2 sebuah taxi lewat dan ji eun segera meminta tolong pada ahjussi taxi itu untuk mengantarkan mereka pulang. Ahjussi bahkan menangis dan membantu ji eun mengangkat tubuh yang tak berdaya itu untuk masuk ke taxi.
Setelah sampai dirumah yesung, ji eun dan ahjussi segera memikul yesung untuk masuk kerumahnya. Eomma, appa, dan jong jin begitu shock. Eommanya bahkan hampir pingsan. Airmata mengalir deras dari pelupuk mata indah eomma yesung.

“jong woon-ah” panggil eomma lirih.
“appa, tolong nyalakan lampunya. Mengapa gelap sekali ?” tanya yesung.
Sebenarnya yesung telah pergi. pergi untuk selamanya karena namanya telah diambil oleh Yang Maha Kuasa. Namun, Tuhan terlalu baik padanya. Tuhan masih memberikannya kesempatan untuk berbicara pada orang2 yang begitu ia sayangi. Oleh karena itu, ia melihat bahwa semuanya gelap.
“mengapa panas sekali ? tolong nyalakan kipasnya jong jin-ah” ucapnya lagi.
Semuanya yang mendengar ucapannya ahnya terdiam tanpa bergerak sedikitpun. kepala yesung ditidurkan pada paha appanya. Terkulai lemas dan tak berdaya.
“hyung.. jangan pergi meninggalkanku. Aku masih membutuhkanmu hyung..” ucap jong jin dengan penuh kesedihan
Eomma nya hanya bisa terduduk lemas. Mengelus lembut rambut yesung.
“eomma, appa, jong jin, aku menyanyangi kalian”
Setelah kalimat terakhir yang diucapkan yesung dalam keadaan terpejam, ia terlihat seperti tertidur. Tidur dengan tenang, untuk jangka waktu yang panjang dan mungkin tidak akan kembali lagi. Semua kenangan ini, ia bawa pergi. Mengingat semua memori indah yang pernah ia alami selama ia hidup didunia. Bersama keluarganya, ji eun, member super junior.
Yesung’s pov
Tuhan, hari ini aku datang menghadapMu. Aku tidak marah kau memanggilku sebegitu cepatnya. Aku juga tidak membencimu karena kau membuatku kehilangan orang2 yang aku sayangi. Mungkin memang sudah waktunya. Aku juga ingin mengucapkan terima kasih. Terima kasih kau telah memberikanku kesempatan untuk berbicara pada orang yang amat sangat kusayangi untuk terakhir kalinya. Jeongmal gomawo. Aku janji, karena kau sudah begitu baik padaku, aku akan menjadi malaikat yang baik dan menolong manusia dibumi. Namun aku memiliki satu permintaan padaMu, Tuhan.
“apa itu ?”
“izinkan aku untuk turun ke bumi untuk menemui seseorang setelah tujuh hari aku meninggal dunia.” Pintaku pada Tuhan
“baiklah. Tapi kau harus ingat. Kau hanya boleh turun ke bumi sebelum matahari muncul yaitu tepat pada pukul 6 pagi. Jika kau melanggarnya, jiwamu akan hilang dan kau tidak bisa lagi memantau orang yang kau sayangi dari atas sini”
“baiklah. Terima kasih” jawabku
-flashback end-
Ji eun baru saja pulang dari pemakaman yesung. Tepat hari ini adalah hari ketujuh meninggalnya yesung. Ia begitu sedih. Jujur saja, ia masih belum rela dan belum siap ditinggalkan oleh yesung, namja yang begitu ia cintai.
“ini terlalu cepat.. begitu cepat.. Tuhan, tolong! Aku ingin bertemu dengannya untuk sekali saja. Izinkan aku. Aku belum pernah mengatakan kata ‘saranghae’ padanya. Selalu ia yang mengatakannya padaku.”
“setiap malam aku merasa bersalah. Aku begitu mencintainya nya. Namun entah mengapa, semasa ia masih disisiku, aku tidak pernah yakin dengannya. Hingga hal itu membuatku tidak pernah mengutarakan perasaanku yang sesungguhnya padanya. Yesung oppa.. jeongmal mianhe. Aku sangat mencintaimu. Kuharap kau dengar ini oppa..” batin ji eun
“nado saranghae ji eun-ah.. kau tidak perlu mengatakannya. Aku sudah tahu. Kau harus merelakan ku pergi ya. Jangan bersedih. Aku tetap bersama mu. Aku selalu melihatmu dari atas. Kau saja yang tidak tahu :P”
Akhirnya karena semakin malam salju turun semakin deras, ji eun memutuskan untuk pulang. Ia tidak mungkin membiarkan dirinya mati beku disini. Berjalan, setapak demi setapak hingga ia sampai dirumahnya. Ia segera menaikki tangga dan menuju kamarnya. Sudah pukul 9 malam. Ia hendak tidur, namun ia tak kuasa. Ia takut, jika ia tidur yesung akan datang dan tak tega untuk membangunkannya hingga ia tidak berkesempatan untuk berbicara pada yesung. Ia hanya mengganti pakaiannya, berjalan menuju ranjang, berbaring kearah kiri dan memeluk guling. Ia masih tak memejamkan matanya. Menatap lurus kearah cermin yang ada didepannya.
BLUSSHHH.....
Tiba2 ia melihat sebuah kabut putih yang melewati cerminnya. Ia kaget. Segera ia terduduk dan panik. Menerawang ruang kamarnya. Melihat kesetiap sudut.
“apa itu tadi ?” tanyanya dalam hati
“ini aku, Lee Ji eun..” terdengar suara serak seorang pria.
Ji eun’s pov
Aku panik dan terkejut. Suara siapa tadi ? aku mendengarnya, namun masih samar samar. Dan anehnya aku seperti melihat wave putih melewati cermin besarku. Aku berdiri mendekati jendela dan menutupnya rapat. Malah eomma dan appa sudah tidur dan kamarku jauh dari kamar mereka. aku takut. Sangat takut.
“tak perlu takut. Ini aku. Orang yang sudah berubah menjadi malaikat sekaligus orang yang selalu kau panggil tiap malam. Dan kini aku datang ji eun.. lihatlah pada cermin. Aku disini” katanya samar. Aku merasakan hawa dingin yang menyeramkan. Dengan perlahan, kucoba menatap cerminku. Berjalan mendekati cermin dan memberanikan diri untuk berdiri dihadapan benda aneh itu. Setelah berdiri tepat didepan cermin, aku tidak melihat apapun. Kumiringkan kepalaku dan tetap saja hanya bayanganku yang terlihat.
“lebih fokus .. aku disini..”
Aku menyipitkan mataku dan juga mengerutkan keningku dan tiba2..
BLUSSHH....
“whoaaaaaaa !!!” teriakku dan langsung jatuh terduduk ditempat tidur ku.
“sshhhh... jangan berteriak”
“keee...kaaa...kauuu ?” aku benar2 tak percaya ini
“ne! Benar. Aku yesung oppa!” katanya sambil tersenyum lebar padaku. Aku tak bisa menahan airmataku. Antara rasa bahagia, takut, terharu, dan semuanya bercampur menjadi satu. Hanya satu yang kuinginkan, memeluknya.
“oppa..” panggilku lembut
“hmm ?” tanya nya manis.
Perlahan dari bayangan dicermin, ia mengangkat kakinya dan keluar melalui cermin besarku itu. Tubuhnya tampak putih bersih dan masih terlihat seperti agak kabur.
“saranghaeyo”
Ia tak berkata apapun selain tersenyum. Ia menangis. Aku berjalan mendekatinya. Ketika kau mencoba menyentuh wajahnya, kosong. Aku tidak menyentuh apapun.
“oppa, bagaimana caranya agar aku bisa menyentuhmu ?” tanyaku dan sangat berharap ada cara untuk memeluknya. Bahkan kalau diijinkan, aku ingin mencium bibir manisnya.
“cium aku. Maka kau akan mampu untuk menyentuhku” katanya dengan tatapan jahil namun senyum yang begitu manis. Mataku terbelalak kaget. Menyentuhnya saja aku tidak bisa, bagaimana untuk menciumnya.
“lakukan saja” katanya sedikit memaksa.
Akhirnya dengan pikiran ku yang juga agak sedikit bodoh dan dengan mudahnya mempercayai malaikat aneh itu, aku pun berjalan mendekatinya. Mendekati wajahnya dan memejamkan mataku. Aku tidak ingin melihat wajahku dicermin yang akan tersipu malu ketika aku sudah ingin menciumnya, namun yang kurasakan hanya hampa.
Chuu...
Apa ?! aku benar2 menciumnya ? apakah ini benar ? aku? Bisa mencium hantu ? maksudku malaikat aneh yang satu ini ? perlahan kubuka mataku dan aku kini melihat pipi kirinya yang mulus. Aku benar2 merasakan sesuatu menempel dibibirku. Aku tidak tahu ini nyata atau tidak. kalau nyata, aku tidak akan mempercayainya. Kalau tidak nyata, bagaimana bisa aku merasakan sesuatu menempel dibibirku ?
Setelah beberapa saat, sesuatu kurasakan bergerak dibibirku. Gerakan yang begitu lembut membuatku mengikuti gerakan itu.
Hingga kurasakan 2 menit kemudian..
Sepasang tangan menyentuh pundakku. Aku berhenti menciumnya dan,, didepanku benar2 YESUNG OPPA ! mata kami saling menatap lekat. Aku mengeluarkan satu butir airmataku. Namun sebelum butiran bening itu jatuh membasahi pipiku, tangan halus itu sudah lebih dulu menghapusnya dipelupuk mataku.  Dengan cepat, aku segera memeluknya. Memeluknya erat dan serasa tak ingin melepaskannya lagi.
“saranghae yesung oppa.. jeongmal saranghae.. bisakah kau tinggal lebih lama bersamaku ?” bisikku
“nado saranghae lee ji eun.. mian , aku tidak bisa. Tapi jangan khawatir. aku akan selalu berada di benakmu. Setiap kali kau mencoba berbicara padaku melalui hatimu, aku akan berusaha menjawabnya.” Jawabnya penuh dengan kelembutan. Suara ini, terasa sudah begitu lama aku merindukannya. Suara barito yang khas, serak, namun selalu meneduhkan hati.
“gomawo yesung oppa kau sudah datang. Bogoshipeo...”
“nado.”
**
“lantas, kapan kau kembali kesana oppa ?” tanya ji eun pada yesung yang kini keduanya sedang duduk dijendela, menatap bintang dan menghabiskan malam bersama sebelum waktunya habis.
“satu jam lagi. Pukul 5 pagi aku harus segera kembali” jawab yesung
“oiyah.. mian kalau aku tidak bisa sering2 berkomunikasi denganmu nanti. Kau tahu, untuk berkomunikasi dengan manusia saja sangat sulit. Membutuhkan kekuatan yang cukup besar. Belum lagi Tuhan tidak mengizinkan ku sering2 berkomunikasi dengan manusia.” Sambungnya diselingi dengan tawanya yang indah. 

Ji eun hanya mengangguk. “lalu bagaimana keadaanmu disana selama tujuh hari terakhir ini ?” tanya ji eun tiba2. Yesung menatapnya sekilas dab beralih lagi pada langit.
“baik. Sangat baik. Aku merindukan eomma, appa, dan jong jin. Tolong titipkan salamku pada mereka ya. Katakan pada mereka bahwa aku merindukan mereka dan jangan mengkhawatirkanku. Kehidupanku yang baru baik2 saja. Jika aku diberi aku diberi kesempatan, aku akan memohon kepada Tuhan agar aku dilahirkan kembali kedunia ini dan bertemu dengan kalian lagi” jelas yesung panjang lebar. Matanya berkaca-kaca. Ia terharu, namun juga bahagia.
“oppa.. izinkan aku memelukmu untuk terakhir kalinya. Maka aku baru bisa tenang dan merelakanmu pergi”  
Yesung menatap ji eun dalam dan penuh arti. Membuka kedua lengannya lebar2 dan menyambut pelukan ji eun.
BLUSSHHH...
Lee ji eun’s pov
“selamat tinggal ji eun-ah. Sampai bertemu nanti”
Suara itu lagi2 terdengar samar ditelingaku. Aku membuka mataku dan aku hanya memeluk sebuah boneka kura2 besar. Entah itu darimana... aku pun mengerti. Aku menatap langit dan melambaikan tanganku. Menatap kabut putih yang perlahan menghilang tenggelam dalam luasnya langit.

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar