Sabtu, 12 Mei 2012

Tired for waiting you be mine part 1


Author : admin petals
Title     : Tired for waiting you be mine
Genre  : romance, a little bit comedy
Cast    : Choi Siwon, Lee Hye Na, another cast
“chagiya.. tunggu aku!” teriak seorang namja dari serang lapangan basket padaku. Aku sontak menoleh dan aku sedikit tersedak karena aku baru saja meneguk sebotol air mineral. Ia berlari menghampiriku. Aku hanya bisa berdiri mematung ditempatku, menatapnya datar dan menunggunya sampai berada tepat dihadapanku.
“kurasa aku bukan yeojachingumu” kataku datar dan terdengar sedikit seram.
Ia hanya menundukkan kepalanya dan tak berani melihatku lagi. Lagipula siapa suruh ia seenaknya memanggilku dengan sebutan aneh itu. Aku tidak pernah menyukainya dan yang paling penting aku tidak pernah menjadi yeojachingunya. Seenaknya saja..
“baiklah, mian..” katanya.
“kau mau kemana ? perlu ku antar ?” ia menawarkan bantuan padaku. Kurasa ia tidak cukup tahu malu untuk melontarkan pertanyaan itu padaku. Mengingat sudah berapa kali aku menolaknya dan menghindarinya pergi begitu saja. Aku yang sedang memeluk beberapa file penting tugas kuliah mempererat pelukan terhadap file ku dan menatapnya dalam.
“kau fikir aku pernah menerima bantuanmu ?” tanyaku sinis padanya. Lagi2 ia hanya bisa terdiam pasrah. Aku pun berlalu.
Siwon’s pov
Aku begitu heran dengan yeoja ini. sebenarnya ada apa sih dengannya ? ia terkenal sebagai yeoja paling seram di satu universitas ini. pakaiannya yang tak begitu modis membuatnya tampak begitu aneh. Namun entah mengapa aku hanya merasa aku menyukainya. Sejak SMA 2! Mungkin aku dan Hyena memang takdir. Setelah dari SD satu sekolah, kini aku bertemunya di universitas yang sama lagi. Ku akui ia memang pandai. Pandai dalam segala bidang kuliah. Ia bisa semuanya, olahraga, seni, pelajaran, bahasa, SEMUANYA tak terkecuali. Tapi bisakah ia berhenti bersikap angkuh seperti itu ? ia terlihat jauh lebih manis ketika ia melemparkan senyum kepada beberapa dosen terpilih yang berhasil menyentuh hatinya. Huhh.. susah sekali.
 Tanpa sadar aku menggerutu pada diriku sendiri. Berjalan dengan penih kekesalan dan sambil meratapi nasib. Mengapa harus seperti ini sih ? aku mencintai yeoja aneh dan bahkan tak pernah ingin melihatku. Apalagi ia cinta pertamaku. Menendang bebatuan kerikil yang berserakan ditanah dengan jari kakiku yang hanya dibalut sendal swallow membuat jari jempolku yang besar sedikit lecet. Aku lelah, lelah menunggunya. Lelah menunggunya untuk mau berkencan denganku sekali saja. At least, ia mau berbicara denganku saja.
Lee Hyena’s pov
setelah bertemu dengannya tadi, aku hanya bisa berjalan pulang. Naik mobil ‘camry’ pribadiku dan tancap gas untuk segera pulang kerumah. Aku heran dengan pria itu. Ia memang tampan, namun ia sama sekali tak bisa membuatku bersikap simpatik padanya.
Hmm.. aku, seorang mahasiswi Sapphire Blue. Aku ingin membagi kisahku. Aku ini seorang yeoja beruntung yang memiliki keluarga, teman, pacar, yang begitu baik padaku. Hidupku begitu nyaris sempurna, hanya saja jika adikku tidak menderita sebuah penyakit parah. Namun aku tidak begitu memikirkannya, ia telah menderita penyakit itu sejak kecil. Keajaiban jika ia bisa bertahan hingga sekarang. Hingga suatu saat, semuanya berubah. Entah ada masalah apa, eomma dan appaku bertengkar hebat. Mereka tidak pernah mengatakan sepatah katapun pada eonnieku apalagi aku. Berhari-hari mereka tidak pulang kerumah. Aku, adikku-Lee So Ra, dan eonnieku-Lee Rae Hoon, hanya bisa berharap-harap cemas agar kedua orangtua kami pulang kerumah dan keadaan menjadi membaik. Namun sia2, hingga satu bulan , kedua orang itu tidak kunjung pulang kerumah. Dan salah seorang kepala pelayan dirumahku, memberitahu kakakku bahwa eomma dan appa sudah bercerai tanpa sepengetahuan dan tanpa memikirkan kami. Mereka telah pergi meninggalkan korea. Eomma pergi ke amerika dan appa terbang ke Russia. Sejak saat itu, mulai terlintas dikepalaku. Hidupku mulai hancur. Semua orang berubah. Satu persatu, orang yang kucintai tiba2 hilang.
Belum lagi adikku, Lee So Ra, ia mengidap penyakit leukimia akut stadium 2. Kau tahu, penyakit yang begitu mengerikan itu akan mengambil nyawanya cepat atau lambat. Dalam keadaannya yang seperti ini, orangtuaku malah berpisah. Apakah mereka tidak memiliki perasan dan hati ? aku pun membenci kedua orangtuaku.. aku sempat mengalami stress, depresi dan frustasi berat. Akhirnya aku memilih untuk pergi meninggalkan korea dan terbang ke China. Membiarkan kakakku dan adikku menjalani hidup mereka masing2. Aku terlalu stress memikirkan mereka. memikirkan diriku saja membuat kepalaku hampir meledak. Mungkin juga ini sifatku, seorang yang keras kepala, pemikir keras, dan jika semuanya tidak berjalan sesuai dengan rencanaku, aku akan mengalami depresi berat.
Dan tragisnya lagi, hubunganku yang telah berjalan mulus dengan Lee Hyuk jae kandas begitu saja. Ia memutuskanku ketika tahu bahwa aku menjadi seorang gadis broken home.
Tepat disaat ini, aku menangis. Menangis sekeras kerasnya. Marah, membenci, memberontak kepada Tuhan. Mengapa tragedi ini menimpaku bertubi-tubi. Aku sangat membenciNya. Bahkan terlintas dipikiranku untuk membunuh diriku agar aku bisa bertemu denganNya dan bertanya mengapa Ia menggariskan perjalanan hidupku menjadi begitu mengenaskan. Ini sama sekali tidak adil bagiku. Masalah satu persatu datang mengha,piriku tanpa memberiku waktu untuk bernafas. Aku ini manusia dan kurasa Tuhan telah memeberikan cobaan yang lebih dari tingkat kekuatan seorang manusia. Apakah itu yang disebut Tuhan itu baik ?
 Setelah sampai di china, berbekal harta warisan ayahku yang sudah terbagi untuk 3 bersaudara, aku membeli sebuah rumah sederhana disana. Memutuskan mengurung diriku pada desa terpencil dan melanjutkan hidupku sendiri. Aku juga tahu bahwa aku tidak terbiasa hidup ditempat seperti ini dan keadaan ini nantinya juga perlahan akan membunuhku. Namun apalah arti hidup jika hidupku saja sudah hancur berkeping seperti ini. tak kusangka, seorang ahjumma datang menghampiriku. Mengatakan bahwa semua yang Ia berikan kepadaku memiliki alasan yang jelas. Walaupun aku tidak pernah tahu mengapa Ia memberikanku cobaan yang sangat berat bagiku. Berhari hari ahjumma baik itu menasihatiku hingga perlahan hatiku mulai terbuka kembali untuk beberapa orang tertentu. Dan mulai sejak itu, kehidupanku membaik. Mungkin sangat membaik. Tetapi, sejak saat itu pula, aku merubah kepribadianku. Pendiam, tak banyak bicara, bahkan tak ingin mengenal banyak orang. Luka dalam itu megajariku untuk jangan terlalu menyayangi orang lain jika cobaan itu tidak ingin terulang untuk kedua kalinya. Aku mulai mengambil prinsip hidup bahwa, “aku bisa hidup tanpa bergantung kepada orang lain. Apabila memang tidak ada yang bisa kupercayai, hiduplah sendiri. Bekerja dengan keras, membangun semuanya dari awal sendirian.”
“eh ..eh...”
TIIIITTTTTT !!!!
Huft, aku baru sadar kalau sedari tadi aku sedang melamun dan aku baru sadar sekian detik yang lalu seekor kucing lewat an aku hampir menabraknya. Mobilku dan mobil lain yang berada dibelakangku semua shock, rem mendadak, dan membunyikan klakson secara bersamaan. Untung saja aku menyadarinya dan tidak menabarak kucing tak bersalah itu. Baiklah, mari kita lanjutkan.
Ahjumma yang baik itu akhirnya mengangkatku untuk menjadi anaknya. Ia memintaku untuk tinggal bersamanya. Aku pun menerimanya. Namun tak lama setelah itu, ketika aku mendapat pekerjaan yang tetap dan dengan gaji yang lumayan untuk menghidupi diriku sendiri, aku memutuskan untuk pergi ke bei jing dan melanjutkan hidupku disana. Perlahan, setapak demi setapak, waktu demi waktu, aku menjadi seorang wanita karir yang sukses. Aku berprofesi untuk menjadi apa saja. Apa kalian tidak percaya ? perlu kusebutkan ? aku menjadi sebuah manager disebuah perusahaan penerbangan di China, menjadi seorang drummer dan gitaris yang sering show di dunia hiburan. Juga sesekali menjadi sebagai seorang penerjemah bahasa inggris, mandarin, korea dan prancis dikedutaan  besar China. Kadang kalau dibutuhkan, aku membantu kepala yayasan universitas dan pemerintah China untuk mendesain beberapa bangunan yang akan didonasikan kepada fakir miskin.
Aku pun kini menjadi benar2 sukses. Membeli rumah sendiri. Dan tentu saja mobil yang sedang ku kendarai ini adalah hasil keringatku sendiri. Akan tetapi, diumurku yang masih muda ini, sempat terlintas dipikiranku untuk mencari beberapa teman untuk menghilangkan kepenatanku walaupun sudah kukatakan aku tidak ingin mengenal banyak orang. Namun aku tetap seorang wanita berumur 22 tahun yang masih ingin bergaul. Akhirnya aku memutuskan untuk masuk universitas.
Karena karakterku yang bisa terbilang sedikit aneh ini, aku pun dikenal sebagai yeoja paling galak dan genius di seantero universitas ini. dan juga... tak banyak yang mau dekat denganku karena takut kuterkam. Kupikir mereka terlalu takut untuk berhadapan saja denganku, namun yang satu ini pengecualian. Aku mengenalnya beberapa tahun yang lalu. Sejak aku masih tinggal didesa bersama eomma angkatku dan satu sekolah dengannya. Seorang pria korea yang datang ke China untuk melakukan kuliah sekaligus syuting film disini.
Aku tahu banyak mengenai pria ini. Choi Siwon, nama yang bagus dan tegas menurutku. Aktor korea yang juga 3 tahun lebih tua dariku. Sebuah member boyband yang sudah mendunia. Aku tahu itu. Kurasa mereka lebih pantas dipanggil ‘Man Band’ , mengetahui leader nya saja sudah berumur 30 tahun dan percaya atau tidak, semua personilnya berumur lebih dari 24 tahun! umurnya yang sudah tidak muda lagi sangat berbeda dengan kepribadiannya yang tampak seperti remaja 18 tahun. entahlah, mungkin juga karena sifatnya yang ceria yang membuatku, menilai bahwa ia tampak seperti seorang laki-laki.
Terdengar sangat lucu apabila kukatakan mengenai pandanganku jika aku mengatakan ia menyukaiku. Entah ini benar atau hanya perasaanku saja, namun biasanya prediksi instingku tidak pernah meleset. Ia selalu mencoba untuk berkomunikasi denganku. Tentu kalian tahu mengapa aku menghindarinya. Seorang member super junior yang juga berteman akrab dengan pria itu. Aku membenci menyebut namanya sekarang, lee hyuk jae, si monyet tak berperasaan itu. Kupikir semua dari mereka sama saja. Aku tidak tahu siwon mengetahui latar belakangku atau tidak, dan juga aku tidak tahu apabila ia mengetahui bagaimana perjalanan hidupku sebenarnya, ia kan meninggalkanku begitu saja sama seperti hyuk jae ketika aku mulai mempercayai dan dekat dengannya. Lebih baik aku was2 dari sekarangkan ? siapa yang mau kalau kejadian mengerikan itu terjadi untuk kedua kalinya !
**
“hyena.. kau kan fasih berbahasa mandarin, aku masih belum begitu mengerti. Bisakah kau tolong mengajariku ?” tanya siwon berharap harap cemas. Hyena yang mendengarkan musik sambil membaca buku prancisnya segera mendongak dan menatap siwon lekat.
“hmm ?” tanya hyena simple.
Siwon kembali mengulang pertanyaannya. (siwon dan hyena berbicara dalam bahasa korea)
“ne” jawab hyena. Siwon hampir melompat kegirangan.
Siwon’s pov
Hyena memang tidak pernah menolak jika kuajak berdiskusi mengenai mata kuliah. Ia bahkan selalu membantu mahasiswa lain yang kesulitan. Hal ini lah yang membuatku yakin bahwa sebenarnya ia sangat baik, hanya saja karakternya yang mungkin agak pendiam dan tak mudah bergaul. Dan... tentu saja ia selalu menolak jika kuajak untuk pergi bahkan berbincang mengenai hal diluar kuliah. (karena profesi kami juga berbeda. Jika profesi kami sama, mungkin aku bisa lebih dekat dengannya dengan membahas mengenai profesi kami).
Akhirnya aku mendapatkan bimbingan belajar alias kursus mandarin secara cuma-cuma darinya di rumahnya.
Setelah sampai didepan pintu rumahnya, aku hanya bisa terperangah. Darimana yeoja aneh ini mendapatkan uang sebanyak itu untuk membeli sebuah rumah yang bisa dibilang cukup mewah untuk seorang wanita yang hidup sendiri ? aku pun begitu penasaran. Aku berjalan perlahan memasuki ruang tamunya dan aku hanya bisa duduk tercengang. Setelah ia mempersiapkan semua materi kursus, kami pun dengan segera memulainya.
“aku permisi ke toilet dulu. Kau lanjutkanlah” katanya permisi kebelakang. Aku hanya mengangguk. Aku heran apa yang ia lakukan dibelakang sana. Mengapa lama sekali. Akhirnya tanpa kusadar aku ketiduran. Tertidur dengan melipat kedua tanganku diatas meja dan merebahkan kepalaku diatas lenganku sendiri.
--
Lee Hye na’s pov
Aku kembali dari belakang. Aku sedikit terkejut ketika melihat namja itu tertidur dengan pulasnya. Aku hanya duduk disampingnya. Menatapnya dalam dan tak melakukan apapun. Mataku tak bisa menghindar untuk tak melihatnya. Ia tampak... tampan jika dalam keadaan seperti ini. dan sebagai seorang yeoja yang masih normal, mana mungkin aku tega membangunkan pria setampan dia. Ia terlihat begitu lelah. Mungkin karena syuting film nya yang begitu padat, belum lagi ia harus lulus kuliah tahun ini.
Aku mengalihkan pandanganku dengan segera pada buku yang aku pegang ketika melihatnya bergerak dan sedikit membuka matanya.
“mianhe.. aku ketiduran” katanya serak. Aku hanya menatapnya dan ia menatap balik pada mataku.
Kupikir mungkin ini saatnya ketika aku sudah harus mulai bersikap baik padanya. Aku juga bosan ketika aku harus terus2an bersikap dingin padanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar