Author : admin petals
Title : Tired for waiting you be mine
Genre : romance, a little bit comedy
Cast : Choi Siwon, Lee Hye Na, another cast
“chagiya.. tunggu aku!” teriak seorang namja dari serang
lapangan basket padaku. Aku sontak menoleh dan aku sedikit tersedak karena aku
baru saja meneguk sebotol air mineral. Ia berlari menghampiriku. Aku hanya bisa
berdiri mematung ditempatku, menatapnya datar dan menunggunya sampai berada
tepat dihadapanku.
“kurasa aku bukan yeojachingumu” kataku datar dan terdengar
sedikit seram.
Ia hanya menundukkan kepalanya dan tak berani melihatku
lagi. Lagipula siapa suruh ia seenaknya memanggilku dengan sebutan aneh itu.
Aku tidak pernah menyukainya dan yang paling penting aku tidak pernah menjadi
yeojachingunya. Seenaknya saja..
“baiklah, mian..” katanya.
“kau mau kemana ? perlu ku antar ?” ia menawarkan bantuan
padaku. Kurasa ia tidak cukup tahu malu untuk melontarkan pertanyaan itu
padaku. Mengingat sudah berapa kali aku menolaknya dan menghindarinya pergi
begitu saja. Aku yang sedang memeluk beberapa file penting tugas kuliah
mempererat pelukan terhadap file ku dan menatapnya dalam.
“kau fikir aku pernah menerima bantuanmu ?” tanyaku sinis
padanya. Lagi2 ia hanya bisa terdiam pasrah. Aku pun berlalu.
Siwon’s pov
Aku begitu heran dengan yeoja ini. sebenarnya ada apa sih
dengannya ? ia terkenal sebagai yeoja paling seram di satu universitas ini.
pakaiannya yang tak begitu modis membuatnya tampak begitu aneh. Namun entah
mengapa aku hanya merasa aku menyukainya. Sejak SMA 2! Mungkin aku dan Hyena
memang takdir. Setelah dari SD satu sekolah, kini aku bertemunya di universitas
yang sama lagi. Ku akui ia memang pandai. Pandai dalam segala bidang kuliah. Ia
bisa semuanya, olahraga, seni, pelajaran, bahasa, SEMUANYA tak terkecuali. Tapi
bisakah ia berhenti bersikap angkuh seperti itu ? ia terlihat jauh lebih manis
ketika ia melemparkan senyum kepada beberapa dosen terpilih yang berhasil
menyentuh hatinya. Huhh.. susah sekali.
Tanpa sadar aku
menggerutu pada diriku sendiri. Berjalan dengan penih kekesalan dan sambil
meratapi nasib. Mengapa harus seperti ini sih ? aku mencintai yeoja aneh dan
bahkan tak pernah ingin melihatku. Apalagi ia cinta pertamaku. Menendang
bebatuan kerikil yang berserakan ditanah dengan jari kakiku yang hanya dibalut
sendal swallow membuat jari jempolku yang besar sedikit lecet. Aku lelah, lelah
menunggunya. Lelah menunggunya untuk mau berkencan denganku sekali saja. At
least, ia mau berbicara denganku saja.
Lee Hyena’s pov
setelah bertemu dengannya tadi, aku hanya bisa berjalan
pulang. Naik mobil ‘camry’ pribadiku dan tancap gas untuk segera pulang
kerumah. Aku heran dengan pria itu. Ia memang tampan, namun ia sama sekali tak
bisa membuatku bersikap simpatik padanya.
Hmm.. aku, seorang mahasiswi Sapphire Blue. Aku ingin
membagi kisahku. Aku ini seorang yeoja beruntung yang memiliki keluarga, teman,
pacar, yang begitu baik padaku. Hidupku begitu nyaris sempurna, hanya saja jika
adikku tidak menderita sebuah penyakit parah. Namun aku tidak begitu
memikirkannya, ia telah menderita penyakit itu sejak kecil. Keajaiban jika ia
bisa bertahan hingga sekarang. Hingga suatu saat, semuanya berubah. Entah ada
masalah apa, eomma dan appaku bertengkar hebat. Mereka tidak pernah mengatakan
sepatah katapun pada eonnieku apalagi aku. Berhari-hari mereka tidak pulang
kerumah. Aku, adikku-Lee So Ra, dan eonnieku-Lee Rae Hoon, hanya bisa
berharap-harap cemas agar kedua orangtua kami pulang kerumah dan keadaan
menjadi membaik. Namun sia2, hingga satu bulan , kedua orang itu tidak kunjung
pulang kerumah. Dan salah seorang kepala pelayan dirumahku, memberitahu kakakku
bahwa eomma dan appa sudah bercerai tanpa sepengetahuan dan tanpa memikirkan
kami. Mereka telah pergi meninggalkan korea. Eomma pergi ke amerika dan appa
terbang ke Russia. Sejak saat itu, mulai terlintas dikepalaku. Hidupku mulai
hancur. Semua orang berubah. Satu persatu, orang yang kucintai tiba2 hilang.
Belum lagi adikku, Lee So Ra, ia mengidap penyakit leukimia
akut stadium 2. Kau tahu, penyakit yang begitu mengerikan itu akan mengambil
nyawanya cepat atau lambat. Dalam keadaannya yang seperti ini, orangtuaku malah
berpisah. Apakah mereka tidak memiliki perasan dan hati ? aku pun membenci
kedua orangtuaku.. aku sempat mengalami stress, depresi dan frustasi berat. Akhirnya
aku memilih untuk pergi meninggalkan korea dan terbang ke China. Membiarkan
kakakku dan adikku menjalani hidup mereka masing2. Aku terlalu stress
memikirkan mereka. memikirkan diriku saja membuat kepalaku hampir meledak.
Mungkin juga ini sifatku, seorang yang keras kepala, pemikir keras, dan jika
semuanya tidak berjalan sesuai dengan rencanaku, aku akan mengalami depresi
berat.
Dan tragisnya lagi, hubunganku yang telah berjalan mulus
dengan Lee Hyuk jae kandas begitu saja. Ia memutuskanku ketika tahu bahwa aku
menjadi seorang gadis broken home.
Tepat disaat ini, aku menangis. Menangis sekeras kerasnya.
Marah, membenci, memberontak kepada Tuhan. Mengapa tragedi ini menimpaku
bertubi-tubi. Aku sangat membenciNya. Bahkan terlintas dipikiranku untuk membunuh
diriku agar aku bisa bertemu denganNya dan bertanya mengapa Ia menggariskan
perjalanan hidupku menjadi begitu mengenaskan. Ini sama sekali tidak adil
bagiku. Masalah satu persatu datang mengha,piriku tanpa memberiku waktu untuk
bernafas. Aku ini manusia dan kurasa Tuhan telah memeberikan cobaan yang lebih
dari tingkat kekuatan seorang manusia. Apakah itu yang disebut Tuhan itu baik ?
Setelah sampai di
china, berbekal harta warisan ayahku yang sudah terbagi untuk 3 bersaudara, aku
membeli sebuah rumah sederhana disana. Memutuskan mengurung diriku pada desa
terpencil dan melanjutkan hidupku sendiri. Aku juga tahu bahwa aku tidak
terbiasa hidup ditempat seperti ini dan keadaan ini nantinya juga perlahan akan
membunuhku. Namun apalah arti hidup jika hidupku saja sudah hancur berkeping
seperti ini. tak kusangka, seorang ahjumma datang menghampiriku. Mengatakan
bahwa semua yang Ia berikan kepadaku memiliki alasan yang jelas. Walaupun aku
tidak pernah tahu mengapa Ia memberikanku cobaan yang sangat berat bagiku.
Berhari hari ahjumma baik itu menasihatiku hingga perlahan hatiku mulai terbuka
kembali untuk beberapa orang tertentu. Dan mulai sejak itu, kehidupanku
membaik. Mungkin sangat membaik. Tetapi, sejak saat itu pula, aku merubah
kepribadianku. Pendiam, tak banyak bicara, bahkan tak ingin mengenal banyak
orang. Luka dalam itu megajariku untuk jangan terlalu menyayangi orang lain jika
cobaan itu tidak ingin terulang untuk kedua kalinya. Aku mulai mengambil
prinsip hidup bahwa, “aku bisa hidup tanpa bergantung kepada orang lain.
Apabila memang tidak ada yang bisa kupercayai, hiduplah sendiri. Bekerja dengan
keras, membangun semuanya dari awal sendirian.”
“eh ..eh...”
TIIIITTTTTT !!!!
Huft, aku baru sadar kalau sedari tadi aku sedang melamun
dan aku baru sadar sekian detik yang lalu seekor kucing lewat an aku hampir
menabraknya. Mobilku dan mobil lain yang berada dibelakangku semua shock, rem
mendadak, dan membunyikan klakson secara bersamaan. Untung saja aku
menyadarinya dan tidak menabarak kucing tak bersalah itu. Baiklah, mari kita
lanjutkan.
Ahjumma yang baik itu akhirnya mengangkatku untuk menjadi
anaknya. Ia memintaku untuk tinggal bersamanya. Aku pun menerimanya. Namun tak
lama setelah itu, ketika aku mendapat pekerjaan yang tetap dan dengan gaji yang
lumayan untuk menghidupi diriku sendiri, aku memutuskan untuk pergi ke bei jing
dan melanjutkan hidupku disana. Perlahan, setapak demi setapak, waktu demi
waktu, aku menjadi seorang wanita karir yang sukses. Aku berprofesi untuk
menjadi apa saja. Apa kalian tidak percaya ? perlu kusebutkan ? aku menjadi
sebuah manager disebuah perusahaan penerbangan di China, menjadi seorang
drummer dan gitaris yang sering show di dunia hiburan. Juga sesekali menjadi
sebagai seorang penerjemah bahasa inggris, mandarin, korea dan prancis
dikedutaan besar China. Kadang kalau
dibutuhkan, aku membantu kepala yayasan universitas dan pemerintah China untuk
mendesain beberapa bangunan yang akan didonasikan kepada fakir miskin.
Aku pun kini menjadi benar2 sukses. Membeli rumah sendiri.
Dan tentu saja mobil yang sedang ku kendarai ini adalah hasil keringatku
sendiri. Akan tetapi, diumurku yang masih muda ini, sempat terlintas
dipikiranku untuk mencari beberapa teman untuk menghilangkan kepenatanku
walaupun sudah kukatakan aku tidak ingin mengenal banyak orang. Namun aku tetap
seorang wanita berumur 22 tahun yang masih ingin bergaul. Akhirnya aku
memutuskan untuk masuk universitas.
Karena karakterku yang bisa terbilang sedikit aneh ini, aku
pun dikenal sebagai yeoja paling galak dan genius di seantero universitas ini.
dan juga... tak banyak yang mau dekat denganku karena takut kuterkam. Kupikir
mereka terlalu takut untuk berhadapan saja denganku, namun yang satu ini
pengecualian. Aku mengenalnya beberapa tahun yang lalu. Sejak aku masih tinggal
didesa bersama eomma angkatku dan satu sekolah dengannya. Seorang pria korea
yang datang ke China untuk melakukan kuliah sekaligus syuting film disini.
Aku tahu banyak mengenai pria ini. Choi Siwon, nama yang
bagus dan tegas menurutku. Aktor korea yang juga 3 tahun lebih tua dariku.
Sebuah member boyband yang sudah mendunia. Aku tahu itu. Kurasa mereka lebih
pantas dipanggil ‘Man Band’ , mengetahui leader nya saja sudah berumur 30 tahun
dan percaya atau tidak, semua personilnya berumur lebih dari 24 tahun! umurnya
yang sudah tidak muda lagi sangat berbeda dengan kepribadiannya yang tampak
seperti remaja 18 tahun. entahlah, mungkin juga karena sifatnya yang ceria yang
membuatku, menilai bahwa ia tampak seperti seorang laki-laki.
Terdengar sangat lucu apabila kukatakan mengenai pandanganku
jika aku mengatakan ia menyukaiku. Entah ini benar atau hanya perasaanku saja,
namun biasanya prediksi instingku tidak pernah meleset. Ia selalu mencoba untuk
berkomunikasi denganku. Tentu kalian tahu mengapa aku menghindarinya. Seorang
member super junior yang juga berteman akrab dengan pria itu. Aku membenci
menyebut namanya sekarang, lee hyuk jae, si monyet tak berperasaan itu. Kupikir
semua dari mereka sama saja. Aku tidak tahu siwon mengetahui latar belakangku atau
tidak, dan juga aku tidak tahu apabila ia mengetahui bagaimana perjalanan
hidupku sebenarnya, ia kan meninggalkanku begitu saja sama seperti hyuk jae
ketika aku mulai mempercayai dan dekat dengannya. Lebih baik aku was2 dari
sekarangkan ? siapa yang mau kalau kejadian mengerikan itu terjadi untuk kedua
kalinya !
**
“hyena.. kau kan fasih berbahasa mandarin, aku masih belum
begitu mengerti. Bisakah kau tolong mengajariku ?” tanya siwon berharap harap
cemas. Hyena yang mendengarkan musik sambil membaca buku prancisnya segera
mendongak dan menatap siwon lekat.
“hmm ?” tanya hyena simple.
Siwon kembali mengulang pertanyaannya. (siwon dan hyena
berbicara dalam bahasa korea)
“ne” jawab hyena. Siwon hampir melompat kegirangan.
Siwon’s pov
Hyena memang tidak pernah menolak jika kuajak berdiskusi
mengenai mata kuliah. Ia bahkan selalu membantu mahasiswa lain yang kesulitan.
Hal ini lah yang membuatku yakin bahwa sebenarnya ia sangat baik, hanya saja karakternya
yang mungkin agak pendiam dan tak mudah bergaul. Dan... tentu saja ia selalu
menolak jika kuajak untuk pergi bahkan berbincang mengenai hal diluar kuliah.
(karena profesi kami juga berbeda. Jika profesi kami sama, mungkin aku bisa
lebih dekat dengannya dengan membahas mengenai profesi kami).
Akhirnya aku mendapatkan bimbingan belajar alias kursus
mandarin secara cuma-cuma darinya di rumahnya.
Setelah sampai didepan pintu rumahnya, aku hanya bisa
terperangah. Darimana yeoja aneh ini mendapatkan uang sebanyak itu untuk
membeli sebuah rumah yang bisa dibilang cukup mewah untuk seorang wanita yang
hidup sendiri ? aku pun begitu penasaran. Aku berjalan perlahan memasuki ruang
tamunya dan aku hanya bisa duduk tercengang. Setelah ia mempersiapkan semua materi
kursus, kami pun dengan segera memulainya.
“aku permisi ke toilet dulu. Kau lanjutkanlah” katanya
permisi kebelakang. Aku hanya mengangguk. Aku heran apa yang ia lakukan
dibelakang sana. Mengapa lama sekali. Akhirnya tanpa kusadar aku ketiduran.
Tertidur dengan melipat kedua tanganku diatas meja dan merebahkan kepalaku
diatas lenganku sendiri.
--
Lee Hye na’s pov
Aku kembali dari belakang. Aku sedikit terkejut ketika
melihat namja itu tertidur dengan pulasnya. Aku hanya duduk disampingnya.
Menatapnya dalam dan tak melakukan apapun. Mataku tak bisa menghindar untuk tak
melihatnya. Ia tampak... tampan jika dalam keadaan seperti ini. dan sebagai
seorang yeoja yang masih normal, mana mungkin aku tega membangunkan pria
setampan dia. Ia terlihat begitu lelah. Mungkin karena syuting film nya yang
begitu padat, belum lagi ia harus lulus kuliah tahun ini.
Aku mengalihkan pandanganku dengan segera pada buku yang aku
pegang ketika melihatnya bergerak dan sedikit membuka matanya.
“mianhe.. aku ketiduran” katanya serak. Aku hanya menatapnya
dan ia menatap balik pada mataku.
Kupikir mungkin ini saatnya ketika aku sudah harus mulai
bersikap baik padanya. Aku juga bosan ketika aku harus terus2an bersikap dingin
padanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar