“apa kau kelelahan ? kurang tidur ? istirahatlah. Kalau kau
mau kau boleh istirahat disini dulu, nanti kuantar pulang. Sekaligus jika kau
mau aku bisa membuatkan mu makanan. Kau terlihat pucat” kataku dengan sedikit
menunduk dan sesekali menghindari pandangannya.
Siwon’s pov
Sudah kukatakan kan ? dia ini baik. Sangat baik. Ia bahkan
begitu perhatian padaku. Aku hanya bisa tersenyum menatapnya. Walaupun ia tak
menatapku, aku bisa melihat jelas wajahnya memerah. Mungkin ia tak bisa menahan
malu. Dan mungkin ini kali pertamanya ia peduli pada orang lain, jadi ia
sedikit merasa tak percaya diri.
“benarkah ? gomawo hye na-ssi” kataku sambil menunggunya
membawaku ke kamar tamu.
“gwenchana, ayo ikut aku.” Katanya sambil berjalan
didepanku. Aku memiliki sebuah ide.
“awwhh..” gumamku. Ia spontan menoleh dan memikulku karena
melihatku yang tiba2 saja hampir jatuh sambil mencengkram kepalaku erat.
“neon gwenchana ?” tanya nya panik. Aku tidak menjawab dan
malah memejamkan mataku. Ia membantuku berjalan hingga sampai kamar tamu.
“ kau tunggulah disini. Aku akan memasakkan mu bubur.”
Katanya segera keluar kamar. Kurasa ia canggung berada disatu rumah bersama
seorang pria , hihihi ^^
Suara beratku yang spontan memanggilnya membuatnya
menghentikan langkahnya yang sudah berada didepan pintu kamar.
“hmm ?” gumamnya tanpa melihatku
“gomawo” kataku
Ia hanya tersenyum tanpa melihatku. Senyum yang kulihat
jelas yang tersungging di bibir kecilnya.
**
Aku yang sangat penasaran setelah pergi dari rumahnya, aku
segera menghampiri bibi Lee. Aku segera bertanya mengenai semua tentang gadis
itu. Gadis misterius yang membuatku gentayangan karena sangking penasarannya.
Akhirnya ahjumma pun menjelaskan semuanya. Semuanya ! tak ketinggalan hingga ke
detail-detailnya. Dan sekarang aku mengerti. Cerita yang diceritakan hyuk jae
dan ahjumma benar. Membuatku mengambil kesimpulan bahwa ia memang wanita yang
tegar walaupun ku tahu ia sempat mengalami depresi berat hingga ia merubah
kepribadiannya menjadi pendiam dan dingin.
**
Mungkin takdir, siapa yang tahu ? Hyena tiba2 saja mendapat telepon
dari sesorang manajemen artis yang ia kenal cukup dekat. Menawarinya job untuk
syuting sebuah film FTV dan ia diminta untuk menjadi seorang karakter yang
aneh, dingin, dan pandai bermain drum. Itu benar2 karakternya. Mungkin bahkan
ia tak perlu berakting. Dengan sifatnya seperti ini saja ia sudah terlihat
aneh. Dengan cepat ia gadis multi talenta itu segera menerima tawaran itu
dengan senang hati.
“dan lawan mainmu adalah Choi Siwon. Kau mengenalnya bukan
?” tanya seorang pria berperawakan tegas dihadapannya.
“mwo ? jinjjayo ? kau tidak bercanda ahjussi ?” tanya hye na
tak percaya dan memastikan bahwa ia salah dengar.
“benar. Choi Siwon. Jangan bilang kau tak mengenalnya hye
na-sshi”
“hmm.. aku tahu” jawab hye na datar
“baiklah kita mulai satu jam lagi”
Ahjusshi tadi segera pergi untuk mengurus keperluan syuting
yang lainnya. Seseorang tiba2 saja menepuk pundak hye na dan membuatnya
tersentak serta membangunkan dari lamunannya.
“apa kau siap ?” tanya pria tinggi sempurna itu.
Hye na hanya boisa mengangguk pasrah. Akting nya terlihat
sangat sempurna dimata sang sutradara. Ditambah lagi ia bertemu dan melihat
orang yang bahkan membuatnya selalu bersikap dingin. Sempurnalah sudah film
ini. mungkin akan sukses besar dipasaran, ucap sang sutradara senang.
**
“hari ini kita akan syuting di studio. Kim Na na akan
bermain drum. Baca skenario pasal 33 ayat 1 (koperasi donk ?!)”
“nee” jawab semua krew serempak.
Siwon’s pov
Aku memegang gitarku dan siap. Aku tidak bisa mengalihkan
pandanganku ketika syuting dimulai dan ia harus memukul drum. Pakaiannya dengan
kemeja kotak2 bersama tank top berwarna hitam. Belum lagi kalungnya yang
menghiasi dadanya tertampak sangat sempurna. Celana jeans yang membalut kaki
skinny nya membuatku meleleh dan mungkin hampir mimisan. Benar2 keren. Ia
terlihat seperti bukan Lee Hyena yang aku kenal sangat dingin dan pendiam.
Ekspresi dan raut wajahnya yang begitu menikmati setiap pukulan bunyi drum
membuat kakiku lemas. Seandainya ia bisa terus menjadi seorang Kim Nana, bahkan
di dunia nyata. Aku akan sangat bahagia. Demi apapun itu Tuhan, aku ingin Choi
Siwon dan Lee Hyena bisa seperti Park Jung Min dan Kim Nana, doaku dalam hati.
Aku tidak sadar bahwa ia sedang menatapku. Aku sadar itu 0,1 detik yang lalu
ketika ia telah menyelesaikan part nya dan kini giliranku. Dengan kunci gitar
yang sudah siap, aku segera memetik gitarku lembut sesuai nada yang telah
ditentukan.
**
“ada apa ?” sapaku padanya yang sedang mengobrak abrik mesin
mobilnya.
“molla. Mesinnya tiba2 mati dan tak bisa dinyalakan”
jawabnya masih mengutak atik mesinnya.
“boleh ku bantu ?”
“ne” jawabnya segera menggeser posisinya agak kesamping agar
aku bisa mereparasi mobilnya. Setelah setengah jam aku berkutat dengan mesin
mobilnya, akhirnya bisa dinyalakan juga.
“sudah. Pulanglah. Sudah malam dan tak ada orang lagi.”
Kataku
“ne. Gomawo siwon-ssi” katanya sambil melihat sekeliling dan
hanya mendapati daun dan beberapa sampah kertas yang bertebangan karena tak ada
lagi orang lain selain kami berdua di lokasi syuting.
“lalu kau ? mana mobilmu ?”
“disana.” Kataku sambil menunjuk arah yang agak jauh. Ia
hanya mengangguk.
“baiklah. Aku pulang dulu. Sekali lagi gomawo. annyeong”
Ia membungkukkan badannya sedikit dan segera masuk
kemobilnya tanpa menungguku membalas pamitannya. Aku hanya tersenyum melihat
tingkahnya yang kurang percaya diri. Melambaikan tangan pada mobilnya yang
perlahan menjauh dari tempatku berdiri sekarang.
**
Lee Hyena’s pov
Ahh.. dia berbeda sekali antara ketika kuliah dan syuting.
Maksudku, penampilannya. Ketika di universitas, ia tampak sederhana walaupun
tetap terlihat menggoda bagi para yeoja di kampus. Berbeda dengan tadi, ia
tampak.. hmmm...keren mungkin ? apalagi ketika ia bermain gitarnya. Pantas saja
ia menjadi idola satu kampus. Tak heran...
**
Lagi2 ia menghampiriku. Mengangguku yang sedang
memerhatikan desain interior untuk sebuah gedung kesenian. Datang dengan senyum
manis dan konyolnya itu. Kukatakan manis karena ya memang manis dan juga ia
memiliki lesung pipi yang sangat dalam. Tetapi juga terlihat konyol.
Seperti tak merasa bersalah. Jelas2 aku merasa terganggu
dengan kehadirannya disini. Kalau saja ia sampai berani mengajakku berdiskusi
yang tidak penting, akan kulempar bangku seketika!
“kau sedang apa ?” tanyanya.
Aku belum meliriknya. Sudah kukatakan kan, ia seperti tidak
ada pekerjaan saja. Apa ia tidak lelah mengganggu orang terus menerus? Lebih
baik ia pulang dan beristirahat. Dan tentunya belajar untuk kelulusan nanti
jika ia bosan untuk berlama-lama bolak balik di universitas ini. aku hanya
berbicara sendiri dalam pikiranku tanpa menghiraukannya. Selanjutnya..
“aku ingin memintamu untuk menjadi guru kursus ku” katanya.
Sepertinya ia mengetahui pikiranku hingga ia langsung to the point. Aku
membelalakkan mataku yang sedang menatap bukuku. Menatapnya dengan wajah seram,
mian siwon-ssi ._.v itu refleks ._. ia mengeluarkan ekspresi kagetnya ketika
melihat raut wajahku yang seram itu dan aku sadar segera membuang wajahku tak
menatapnya.
“mian. Kalau tidak mau tidak apa2”
Ia berdiri sejenak dan pergi. Lagi2 refleks aku menarik
pergelangan tangannya dan menatapnya tepat di pupil matanya.
“hmm ?” ia berbalik menatapku dengan wajah memelas.
“aku kan belum jawab. Kau tidak sopan karena tidak
membiarkanku jawab dulu” kataku memojokkannya untuk menutupi rasa maluku.
“bukan itu maksudku hyena-ssi.. kukira kau...”
“aku menerimanya. Aku akan menjadi guru kursusmu hingga
ujian kelulusan nanti” potongku pada kalimat yang ia belum selesai ia katakan.
Matanya berubah menjadi binar2 bahagia. Ia berbalik dan apa ?! ia memelukku ?!
aku tak bergerak sedikitpun. membiarkan tubuh kekarnya menutupi tubuhku yang
agak kurus ini. hmm...
“mian..” katanya perlahan melepas dekapan erat yang
membuatku hampir sesak nafas dan ia mendengar nafasku yang terengah. Mungkin
juga karena aku tidak berkutik sedikitpun hingga ia fikir aku marah padanya.
Aku hanya mengulas sebuah senyum tipis padanya yang juga tersenyum tersipu malu
sambil mengaruk kepalanya yang tak gatal.
“kita mulai lusa, kau datanglah kerumahku jam 4 sore. Dan aku
tidak suka terlambat. Jika kau ada syuting dan tak bisa datang, kau harus
mengabariku secepatnya agar aku tidak menunggumu hingga jenggotan” jelasku
“ne! Arrasseo!” jawabnya tegas. Ia kembali membungkukkan
badannya dan mengatakan terima kasih. Aku juga ikut membungkkuk sekali dan
membiarkannya pergi begitu saja.
**
Hari pertama saja sudah begitu menjengkelkan, batinku. Aku
tahu ia entertainer, tapi ia tak bisa seenaknya ‘ngaret’ seperti ini juga.
Baiklah, bel berbunyi, dan kuyakin itu pasti dia. Kubuka pintuku dan benar kan
apa kataku. Nafasnya terengah. Ia pikir aku akan mengasihaninya ? Cihhh! Jangan
harap.
“mengapa tidak memberitahuku kalau kau telat ?” tanyaku
dingin sambil berjalan masuk disusul olehnya dibelakangku.
“mian, tadi ada rapat mendadak.” Jawabnya masih berusaha
mengatur nafasnya yang cepat seperti orang sehabis lari maraton
“oh” jawabku langsung mengambil posisi pada ruang tamu. Aku
tahu ia merasa bersalah, namun apalah daya. Aku sudah terlanjur jengkel
dengannya. Akhirnya kami hanya memulai kursus ditemani suasana dan keadaan yang
begitu dingin dan canggung. Aku bahkan tak mau melihatnya.
“Lee Hyena ! maaf jika aku sudah telat dan selalu
menggangumu. Maaf untuk selalu menghampirimu dan membutmu serasa tak nyaman.
Tapi kumohon jangan perlakukan aku seperti ini. aku juga seorang manusia yang
memiliki perasaan. Aku lelah kau selalu bersikap dingin padaku. Bersikap tak
peduli, cuek terhadapku. Aku memang banyak melakukan kesalahan, tapi tolong,
kau juga manusia yang bisa melakukan kesalahan bahkan telat sekalipun. Jika kau
menerimaku kursus denganmu karena terpaksa, kau boleh mengatakannya dan aku
akan berhenti. Berhenti kursus denganmu dan bahkan jika aku bisa, aku akan
berhenti mengganggu hidupmu lagi.” Jelasnya panjang lebar dengan nada tinggi
dan suara yang lantang. Aku tak berekspresi dan hanya terdiam mematung
menatapnya. Apakah ia sebegitu marahnya denganku karena aku mendiamkannya ?
kurasa ini bukan kali pertamanya ketika aku mendiamkannya. Tapi mengapa hari
ini ia bisa meledak bagaikan kompor rusak begini ? apakah sesuatu terjadi
padanya ? wajahnya tampak seperti bukan choi siwon yang biasa ku kenal. Ia
terlihat sangat menyeramkan, menurutku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar