Sabtu, 12 Mei 2012

Tired waiting for you be mine part 2


“apa kau kelelahan ? kurang tidur ? istirahatlah. Kalau kau mau kau boleh istirahat disini dulu, nanti kuantar pulang. Sekaligus jika kau mau aku bisa membuatkan mu makanan. Kau terlihat pucat” kataku dengan sedikit menunduk dan sesekali menghindari pandangannya.
Siwon’s pov
Sudah kukatakan kan ? dia ini baik. Sangat baik. Ia bahkan begitu perhatian padaku. Aku hanya bisa tersenyum menatapnya. Walaupun ia tak menatapku, aku bisa melihat jelas wajahnya memerah. Mungkin ia tak bisa menahan malu. Dan mungkin ini kali pertamanya ia peduli pada orang lain, jadi ia sedikit merasa tak percaya diri.
“benarkah ? gomawo hye na-ssi” kataku sambil menunggunya membawaku ke kamar tamu.
“gwenchana, ayo ikut aku.” Katanya sambil berjalan didepanku. Aku memiliki sebuah ide.
“awwhh..” gumamku. Ia spontan menoleh dan memikulku karena melihatku yang tiba2 saja hampir jatuh sambil mencengkram kepalaku erat.
“neon gwenchana ?” tanya nya panik. Aku tidak menjawab dan malah memejamkan mataku. Ia membantuku berjalan hingga sampai kamar tamu.
“ kau tunggulah disini. Aku akan memasakkan mu bubur.” Katanya segera keluar kamar. Kurasa ia canggung berada disatu rumah bersama seorang pria , hihihi ^^
Suara beratku yang spontan memanggilnya membuatnya menghentikan langkahnya yang sudah berada didepan pintu kamar.
“hmm ?” gumamnya tanpa melihatku
“gomawo”  kataku
Ia hanya tersenyum tanpa melihatku. Senyum yang kulihat jelas yang tersungging di bibir kecilnya.
**
Aku yang sangat penasaran setelah pergi dari rumahnya, aku segera menghampiri bibi Lee. Aku segera bertanya mengenai semua tentang gadis itu. Gadis misterius yang membuatku gentayangan karena sangking penasarannya. Akhirnya ahjumma pun menjelaskan semuanya. Semuanya ! tak ketinggalan hingga ke detail-detailnya. Dan sekarang aku mengerti. Cerita yang diceritakan hyuk jae dan ahjumma benar. Membuatku mengambil kesimpulan bahwa ia memang wanita yang tegar walaupun ku tahu ia sempat mengalami depresi berat hingga ia merubah kepribadiannya menjadi pendiam dan dingin.
**
Mungkin takdir, siapa yang tahu ? Hyena tiba2 saja mendapat telepon dari sesorang manajemen artis yang ia kenal cukup dekat. Menawarinya job untuk syuting sebuah film FTV dan ia diminta untuk menjadi seorang karakter yang aneh, dingin, dan pandai bermain drum. Itu benar2 karakternya. Mungkin bahkan ia tak perlu berakting. Dengan sifatnya seperti ini saja ia sudah terlihat aneh. Dengan cepat ia gadis multi talenta itu segera menerima tawaran itu dengan senang hati.
“dan lawan mainmu adalah Choi Siwon. Kau mengenalnya bukan ?” tanya seorang pria berperawakan tegas dihadapannya.
“mwo ? jinjjayo ? kau tidak bercanda ahjussi ?” tanya hye na tak percaya dan memastikan bahwa ia salah dengar.
“benar. Choi Siwon. Jangan bilang kau tak mengenalnya hye na-sshi”
“hmm.. aku tahu” jawab hye na datar
“baiklah kita mulai satu jam lagi”
Ahjusshi tadi segera pergi untuk mengurus keperluan syuting yang lainnya. Seseorang tiba2 saja menepuk pundak hye na dan membuatnya tersentak serta membangunkan dari lamunannya.
“apa kau siap ?” tanya pria tinggi sempurna itu.
Hye na hanya boisa mengangguk pasrah. Akting nya terlihat sangat sempurna dimata sang sutradara. Ditambah lagi ia bertemu dan melihat orang yang bahkan membuatnya selalu bersikap dingin. Sempurnalah sudah film ini. mungkin akan sukses besar dipasaran, ucap sang sutradara senang.
**
“hari ini kita akan syuting di studio. Kim Na na akan bermain drum. Baca skenario pasal 33 ayat 1 (koperasi donk ?!)”
“nee” jawab semua krew serempak.
Siwon’s pov
Aku memegang gitarku dan siap. Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku ketika syuting dimulai dan ia harus memukul drum. Pakaiannya dengan kemeja kotak2 bersama tank top berwarna hitam. Belum lagi kalungnya yang menghiasi dadanya tertampak sangat sempurna. Celana jeans yang membalut kaki skinny nya membuatku meleleh dan mungkin hampir mimisan. Benar2 keren. Ia terlihat seperti bukan Lee Hyena yang aku kenal sangat dingin dan pendiam. Ekspresi dan raut wajahnya yang begitu menikmati setiap pukulan bunyi drum membuat kakiku lemas. Seandainya ia bisa terus menjadi seorang Kim Nana, bahkan di dunia nyata. Aku akan sangat bahagia. Demi apapun itu Tuhan, aku ingin Choi Siwon dan Lee Hyena bisa seperti Park Jung Min dan Kim Nana, doaku dalam hati. Aku tidak sadar bahwa ia sedang menatapku. Aku sadar itu 0,1 detik yang lalu ketika ia telah menyelesaikan part nya dan kini giliranku. Dengan kunci gitar yang sudah siap, aku segera memetik gitarku lembut sesuai nada yang telah ditentukan.
**
“ada apa ?” sapaku padanya yang sedang mengobrak abrik mesin mobilnya.
“molla. Mesinnya tiba2 mati dan tak bisa dinyalakan” jawabnya masih mengutak atik mesinnya.
“boleh ku bantu ?”
“ne” jawabnya segera menggeser posisinya agak kesamping agar aku bisa mereparasi mobilnya. Setelah setengah jam aku berkutat dengan mesin mobilnya, akhirnya bisa dinyalakan juga.
“sudah. Pulanglah. Sudah malam dan tak ada orang lagi.” Kataku
“ne. Gomawo siwon-ssi” katanya sambil melihat sekeliling dan hanya mendapati daun dan beberapa sampah kertas yang bertebangan karena tak ada lagi orang lain selain kami berdua di lokasi syuting.
“lalu kau ? mana mobilmu ?”
“disana.” Kataku sambil menunjuk arah yang agak jauh. Ia hanya mengangguk.
“baiklah. Aku pulang dulu. Sekali lagi gomawo. annyeong”
Ia membungkukkan badannya sedikit dan segera masuk kemobilnya tanpa menungguku membalas pamitannya. Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya yang kurang percaya diri. Melambaikan tangan pada mobilnya yang perlahan menjauh dari tempatku berdiri sekarang.
**
Lee Hyena’s pov
Ahh.. dia berbeda sekali antara ketika kuliah dan syuting. Maksudku, penampilannya. Ketika di universitas, ia tampak sederhana walaupun tetap terlihat menggoda bagi para yeoja di kampus. Berbeda dengan tadi, ia tampak.. hmmm...keren mungkin ? apalagi ketika ia bermain gitarnya. Pantas saja ia menjadi idola satu kampus. Tak heran...
**
Lagi2 ia menghampiriku. Mengangguku yang sedang memerhatikan desain interior untuk sebuah gedung kesenian. Datang dengan senyum manis dan konyolnya itu. Kukatakan manis karena ya memang manis dan juga ia memiliki lesung pipi yang sangat dalam. Tetapi juga terlihat konyol. 
Seperti tak merasa bersalah. Jelas2 aku merasa terganggu dengan kehadirannya disini. Kalau saja ia sampai berani mengajakku berdiskusi yang tidak penting, akan kulempar bangku seketika!
“kau sedang apa ?” tanyanya.
Aku belum meliriknya. Sudah kukatakan kan, ia seperti tidak ada pekerjaan saja. Apa ia tidak lelah mengganggu orang terus menerus? Lebih baik ia pulang dan beristirahat. Dan tentunya belajar untuk kelulusan nanti jika ia bosan untuk berlama-lama bolak balik di universitas ini. aku hanya berbicara sendiri dalam pikiranku tanpa menghiraukannya. Selanjutnya..
“aku ingin memintamu untuk menjadi guru kursus ku” katanya. Sepertinya ia mengetahui pikiranku hingga ia langsung to the point. Aku membelalakkan mataku yang sedang menatap bukuku. Menatapnya dengan wajah seram, mian siwon-ssi ._.v itu refleks ._. ia mengeluarkan ekspresi kagetnya ketika melihat raut wajahku yang seram itu dan aku sadar segera membuang wajahku tak menatapnya.
“mian. Kalau tidak mau tidak apa2”
Ia berdiri sejenak dan pergi. Lagi2 refleks aku menarik pergelangan tangannya dan menatapnya tepat di pupil matanya.
“hmm ?” ia berbalik menatapku dengan wajah memelas.
“aku kan belum jawab. Kau tidak sopan karena tidak membiarkanku jawab dulu” kataku memojokkannya untuk menutupi rasa maluku.
“bukan itu maksudku hyena-ssi.. kukira kau...”
“aku menerimanya. Aku akan menjadi guru kursusmu hingga ujian kelulusan nanti” potongku pada kalimat yang ia belum selesai ia katakan. Matanya berubah menjadi binar2 bahagia. Ia berbalik dan apa ?! ia memelukku ?! aku tak bergerak sedikitpun. membiarkan tubuh kekarnya menutupi tubuhku yang agak kurus ini. hmm...
“mian..” katanya perlahan melepas dekapan erat yang membuatku hampir sesak nafas dan ia mendengar nafasku yang terengah. Mungkin juga karena aku tidak berkutik sedikitpun hingga ia fikir aku marah padanya. Aku hanya mengulas sebuah senyum tipis padanya yang juga tersenyum tersipu malu sambil mengaruk kepalanya yang tak gatal.
“kita mulai lusa, kau datanglah kerumahku jam 4 sore. Dan aku tidak suka terlambat. Jika kau ada syuting dan tak bisa datang, kau harus mengabariku secepatnya agar aku tidak menunggumu hingga jenggotan” jelasku
“ne! Arrasseo!” jawabnya tegas. Ia kembali membungkukkan badannya dan mengatakan terima kasih. Aku juga ikut membungkkuk sekali dan membiarkannya pergi begitu saja.
**
Hari pertama saja sudah begitu menjengkelkan, batinku. Aku tahu ia entertainer, tapi ia tak bisa seenaknya ‘ngaret’ seperti ini juga. Baiklah, bel berbunyi, dan kuyakin itu pasti dia. Kubuka pintuku dan benar kan apa kataku. Nafasnya terengah. Ia pikir aku akan mengasihaninya ? Cihhh! Jangan harap.
“mengapa tidak memberitahuku kalau kau telat ?” tanyaku dingin sambil berjalan masuk disusul olehnya dibelakangku.
“mian, tadi ada rapat mendadak.” Jawabnya masih berusaha mengatur nafasnya yang cepat seperti orang sehabis lari maraton
“oh” jawabku langsung mengambil posisi pada ruang tamu. Aku tahu ia merasa bersalah, namun apalah daya. Aku sudah terlanjur jengkel dengannya. Akhirnya kami hanya memulai kursus ditemani suasana dan keadaan yang begitu dingin dan canggung. Aku bahkan tak mau melihatnya.
“Lee Hyena ! maaf jika aku sudah telat dan selalu menggangumu. Maaf untuk selalu menghampirimu dan membutmu serasa tak nyaman. Tapi kumohon jangan perlakukan aku seperti ini. aku juga seorang manusia yang memiliki perasaan. Aku lelah kau selalu bersikap dingin padaku. Bersikap tak peduli, cuek terhadapku. Aku memang banyak melakukan kesalahan, tapi tolong, kau juga manusia yang bisa melakukan kesalahan bahkan telat sekalipun. Jika kau menerimaku kursus denganmu karena terpaksa, kau boleh mengatakannya dan aku akan berhenti. Berhenti kursus denganmu dan bahkan jika aku bisa, aku akan berhenti mengganggu hidupmu lagi.” Jelasnya panjang lebar dengan nada tinggi dan suara yang lantang. Aku tak berekspresi dan hanya terdiam mematung menatapnya. Apakah ia sebegitu marahnya denganku karena aku mendiamkannya ? kurasa ini bukan kali pertamanya ketika aku mendiamkannya. Tapi mengapa hari ini ia bisa meledak bagaikan kompor rusak begini ? apakah sesuatu terjadi padanya ? wajahnya tampak seperti bukan choi siwon yang biasa ku kenal. Ia terlihat sangat menyeramkan, menurutku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar