Sabtu, 12 Mei 2012

Tired for waiting you be mine part 4


Keadaan siwon pun semakin membaik. Ia sudah boleh diizinkan untuk pulang dari rumah sakit.
“siwon-ssi, mian aku tak bisa mengantar mu pualng. Hari ini aku ada kelas tambahan. Neon gwenchana yo ?” tanyaku lewat telepon padanya.
“nan gwenchana. Tidak perlu khawatir” jawabnya.
“baiklah. Annyeong” kataku dan ia segera menutup telepon.
Aku senang ia sudah bisa pulang dan kembali menjalankan aktivitas sehari-harinya, termasuk aktivitas nya yang selalu mengusikku. Rasanya sudah lama dan aku merindukannya. Rasanya bahagia saja, mengetahui bahwa ia sudah baik2 saja. Asal kalian tahu saja, ketika orang asing itu meneleponku adan mengatakan kalau siwon mengalami kecelakaan, aku sangat takut ia mengalami amnesia dan melupakan semuanya. Termasuk namanya sendiri. Aku benar2 cemas ketika itu, setiap menit aku berdoa, memohon kepada Tuhan agar ia baik2 saja dan ia tidak mengalami luka atau cedera yang parah. Dan Tuhan begitu baik padaku, ia mendengarkan permohonanku. Terima Kasih Tuhan. Gamsahamnida.
                                                •                             •                             •
“siwon-ah, apa kau sudah memepersiapkan semuany ? kita harus segera kembali ke korea. Kuliahmu juga tak bisa dilanjutkan lagi. Sudah tidak ada waktu. Lagian syuting film-mu sudah selesai kan ?” tanya seorang pria setengah baya.
“ne. Baiklah. Kapan kita ke korea ?”
“malam ini juga” jawabnya.
“mwo ?! cepat sekali ??”
“iya, kau masih ada kontrak bersama super junior.”
“hmm, baiklah.” Jawab siwon.
                                                •                             •                             •
“ne ? nuguseyeo ?”
“hyena-ssi, malam ini juga aku dan siwon akan terbang ke korea. Kau susul kami yah. Segera beli tiket korea. Kita akan bertemu besok pagi di incheon airport”
“mwo ? untuk apa aku menyusul kalian ?” tanya hyena polos.
“ckckck! Kau ini memang yeoja aneh. Kau kan mencintai siwon. Ayo susul dia. Kalau kau tidak menyusulnya, ku yakin kau akan menyesal. Ia memiliki banyak teman wanita di korea. Kalau kau tidak mendapatkannya, penyesalan akan menghantui mu seumur hidup!” ucap sang manajer siwon menakut-nakuti hyena.
Hyena tampak shock.
“hmm, ne” hyena hanya menjawab itu. Ia belum memutuskan akan menyusulnya ke korea atau tidak. ia bingung. Pekerjaan dan kuliahnya disini saja belum beres, bagaimana ia bisa menyusul siwon ? otaknya berpikir keras. Bekerja 100 kali lipat lebih keras dari biasanya.  Ia sendiri pun bingung mengapa otak jenius nya kali ini seperti tidak berfungsi. ia bahkan tak punya ide sama sekali. Akhirnya ia hanya duduk di lantai kamarnya dan termenung.hari masih pagi, ia harus cepat memutuskan hal itu. Hingga 15 menit kemudian, otaknya seakan hidup dan mengarahkan sarafnya agar menjadi hyperactive. Ia meraih tas jinjingnya dan keluar kamar pergi ke suatu tempat.
**
“eric-ssaem, bolehkah aku ujian kelulusan sekarang ? aku ada urusan hingga harus segera terbang ke korea.”
“hmm ? kau yakin ?”
“ne”
Eric-ssaem pun memberikan beberapa lembar soal yang harus dikerjakan dan diselesaikan hyena hari ini juga. Tepatnya sore ini juga.
**
Setelah yakin semua urusannya di China sudah beres, hyena segera mebereskan kopernya. Ia benar2 bergerak begitu cepat dan ia tak ketinggalan satu benda pun. Setelah meyakinkan semuanya sudah selesai, segera ia mengunci rumahnya rapat2 dan menghentikan sebuah taxi yang pertama kali lewat didepan rumahnya.
“satu tiket menuju korea malam ini” katanya cepat. Menyelesaikan semua administrasinya dan langsung menunggu diruang tunggu. Matanya menjelajahi seluruh sudut ruang tunggu, namun ia kecewa. Ia tak menemukan orang yang ia cari. Hingga beberapa waktu kemudian,
“hmm.. aku baru ingat. Dia kan artis. Mana mungkin ikut menunggu disini” batin hyena kecewa.
**
@INCHEON AIRPORT
Lee Hyena’s pov
Aku baru turun dari pesawat. Incheon airport terlihat begitu sepi. Aku bingung harus kemana. Mataku mencari dua sosok manusia yang membawaku hingga sampai ditempat ini. aku tidak bisa menemukannya. Aku panik. Bagaimana ini ? sudah delapan tahun aku tidak menginjakkan kakiku ke negara yang membuat masa laluku begitu kelam. Aku hampir melupakan semuanya tentang negara ini karena ambisiku untuk melupakan kehidupan ku sebelumnya. Aduhh.. bagaimana ini, batinku.
Aku melihat sesosok orang yang baru saja lewat dihadapanku. Aku yakin itu dia dan aku segera menghampirinya.
“siwon-ssi ?”
Ia berbalik mendengar ada yang memanggilnya yang tak lain adalah diriku.
“hmm ? hyena ? kau disini ?” tanya nya terkejut. Aku hanya mengangguk. Aku memang tak pandai berkata-kata. Tapi aku juga tidak suka berbasa basi.
“siwon-ssi. Apakah pertanyaanmu tempo hari yang lalu masih berlaku ?”
“hmm? Yang mana ?”
Aku menggaruk kepalaku tanda tersipu malu.
“yang dirumah sakit” jawabku singkat tak berani menatapnya. Ia hanya tersenyum. Oh tidak! wajahku memerah. Entah mengapa aku tiba2 saja memeluknya.
“saranghae siwon-ssi” ucapku.
“nado” bisik nya pelan ditelingaku. Hembusan napas yang menerpa helai2 kecil rambutku membuatku terasa nyaman.
“aku membutuhkan penjelasan” katanya segera menarikku ke mobilnya.
Hingga sampai dirumah siwon, ia berganti pakaian dan duduk bersamaku disofa.
“lantas, apa yang membuatmu berani mengatakan itu ?” tanya siwon berhasil membua aku mati kutu lagi.
“hmm , katakan yang jujur saja ya. Aku tak pandai berbohong.” Kataku malu2. Siwon terkekeh melihat tingkahku yang malu2 kucing. Aku pun berdeham mencoba mengeluarkan kharisma mu sebagai seorang yeoja yang dingin. Tapi tidak bisa ._. siwon malah makin menertawaiku hingga ia tersedak karena sedang minum kopinya ._.
“jadi, hmm.. kurasa aku baru menyadarinya kemarin. Ketika majaermu mengatakan bahwa kau akan kembali kesini kemarin malam. Dan ia katakan bahwa .. hmm ...”
“apa ?” tanya siwon penasaran melebarkan matanya dan menatapku dalam.
“ia katakan bahwa kau banyak teman wanita disini. Dan kalau aku membiarkanmu pergi begitu saja, aku akan menyesal seumur hidup.”
Aku mendengar gelak tawanya yang terbahak. Tawanya yang begitu lebar membuatku ingin menutupi wajahku dengan kain hitam saja.
“dan setelah ia mengatakan itu, aku duduk termenung. Kurasa ia memang benar. Siapa yang tidak ingin memilik namja chingu yang nyaris sempurna seperti mu. Dan aku sadar, bahwa sebenarnya aku telah menyukaimu sejak kau memintaku mengajarimu mandarin untuk pertama kalinya. Hanya saja aku selalu menyangkal perasaanku sendiri.” Sambungku. Ia masih tertawa dan segera memelukku erat. Senyumnya yang masih lebar menempel dibibirnya tak bisa ia hapus. Ia memelukku sambil tersenyum lebar dan indah.
“gomawo kau tidak lagi membuatku menunggumu. Menunggumu membalas perasaanku. Dan, tentunya aku harus berterima kasih dengan manajer ku itu.” Katanya.
“kau tahu, kau satu2nya orang yang membuatku kembali. Meembuatku kembali menjadi seperti lee hyena yang dulu. Aku tidak pernah mempercayai orang semenjak....”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar