Kamis, 14 Juni 2012

Our Kiss part 5


“MWOO ?” teriakku spontan dan bergegas menuju jendela dan menatap mobil itu.
“omoo, leeteuk oppa. Aku lupa” batinku
Berlari menuju kamar mandi dan segera membersihkan diri dan berpakaian.
BRRUKKK!
“aawwhhh”
Aku jatuh terduduk dilantai karena terpeleset. Aku menegelus pelan bokongku yang jatuh menghantam lantai keramik. Kakiku hampir terkilir. Pagi yang buruk. Dimana sinar mentari yang menghangatkan diriku ketika ia mulai terbit? Dimana suara burung yang berkicau riang diatas pohon ? dimana semilir angin dan udara pagi yang segar datang melewati jendelaku ? semua itu diganti oleh sebuah suara klakson mobil yang nyaring dan tak berperasaan. Menghancurkan pagiku yang harusnya indah.
Kedebak kedebuk prang prung bukk bakk aww bukk zzzz
Kakiku bagaikan bergulat dengan tangga dan lantai rumah yang dirancang dengan menggunakan kayu sehingga menghasilkan suara yang cukup besar. Appa dan eomma menatpku aneh dan aku hanya mengambil sehelai roti tawar dan meneguk segelas susu putih dan berpamitan pada eomma dan appa.
“aku pergi dulu eomma, appa. Bersama leeteuk oppa”
Setelah menyelesaikan kalimatku, aku sudah berada didepan gerbang utama rumahku dan tak mendengar balasan dari eomma dan appa sepatah katapun. Aku masuk ke mobilnya dengan perasan sedikit takut karena takut ia akan membentakku seperti semalam. Sebenarnya semalam ia juga tidak membentakku, aku yang terlalu sensitif ._.
Dengan nada begitu rendah, aku bertanya padanya kemana kita akan pergi dan ia menjawab Busan.
“mwo ? jauh sekali, untuk apa kita kesana ?”
Ia tak menjawab dan hanya mengulas sebuah senyum yang tersungging dibibir merahnya. Deg! Senyum itu....
Aku kembali menatap ke arah depan, tak berani menatapnya lebih lama lagi atau kupastikan ia akan merasa GR.
Beberapa jam kemudian kami sampai di Busan dan ia membawa mobilnya berserta akau berkeliling. Memberhentikan mobilnya didepan gereja dan menyuruhku untuk menemaninya untuk masuk. Aku heran untuk apa ia membawaku ke gereja ? apakah ia pikir aku tak pernah beribadah ? pabbo.
“gereja yang indah. aku ingin sekali pada akhirnya nanti aku bisa menikah disini” curhatnya.
Ya, kuakui gereja ini memang indah. walaupun berada ditempat terpencil, namun arsitektur dan modelnya begitu modern. Keramik putih bening yang tebal melapisi seluruh tempat ini, kursi2 kayu jati yang bersih dan tersusun sistematis, bunga putih dibagian kiri dan kanan. Benar2 tampak seperti ruangan kaca untuk beribadah.  Aku mengangguk mendengar apa yang ia katakan barusan. Tidak tahu harus menjawab apa. Biarkanlah, anggap saja ia berbicara dengan dirinya sendiri dan aku seperti tak sengaja mendengarnya.
Satu jam kemudian kami kembali kemobil dan kembali melanjutkan perjalanan. Kemana? Entahlah, hanya ia yang tahu. Aku hanya ikut dan berharap ia tidak membawaku ketempat yang aneh-aneh.
**
“appa eomma.. aku pulang” panggilku pada seisi rumah. Appa dan eomma tiba2 muncul dan tersenyum.
“bagaimana kencanmu dengan leeteuk ?” tanya eomma.
“hmm? Kencan? Ani, hanya jalan2 biasa” elak-ku. Eomma tersenyum dan malah appa yang cekikikan.
**
5 hari kemudian..
Makan malam itu akhirnya tiba. Duduk di meja rias dan mulai mempermak wajahku sendiri. Aku memang orang korea, namun aku lebih menyukai make up ala orang barat yang sangat sederhana. Kuusap bedak compact milikku pada seluruh wajah dengan lembut dan tipis, ku-ulaskan beberapa kali perona pipi pink dan melentikkan bulumata menggunakan mascara. Sedikit eyeliner untuk mempertegas lipatan mata. Terakhir lip gloss peach shimmer yang membuat bibirku lebih mengkilap dan merah muda. Selanjutnya, rambutku yang ku sudah kugulung dengan roll rambut kulepas dan kuurai. Bukan keriting, hanya ombak sekilas yang menampakkan rambut yang lebat atau bervolume, hitam pekat dan mengkilap. Sedikit sasakkan dibagian atas kepala hingga terlihat sedikit mengembang. Kusisir poniku kesamping kanan hingga rapi dan selesailah sudah. Meraih sepatu blurdu krem milkku dan kulingkarkan talinya dipergelangan kakiku.
“selesai” batinku
Aku perlahan turun menuruni tangga. Appa dan eomma telah duduk menunggu diruang tamu menungguku.
“ayo jalan” ajakku membuat appa dan eomma serempak menoleh kearahku, menatapku dari ujung kuku kaki hingga ujung rambutku. (untung rambutku sehat dan tak bercabang -_-) Eomma tampak shock berat melihatku.
“ada apa eomma ?” tanyaku sambil menatap kebawah melihat bajuku yang kupikir eomma dan appa tak suka dengan penampilanku ini.
“ani.. kauu.. benar2 cantik minseo-ah” jawab eomma membuatku malu. Pipiku mulai merah merona menahan malu sekaligus salah tingkah. Aku menarik eomma dan appa menandakan cepat jalan dan jangan menatapku terus. Aku sudah hampir pingsan melayang ini.
Di sebuah rumah mewah..
Appa masuk terlebih dahulu disusul dengan aku dan eoma yang berjalan tepat dibelakangnya. Aku bertanya pada eomma, rumah siapa ini ? teman appa? Eomma hanya menjawab, nanti kau juga tahu. Ya ampun eomma -_- ini sudah sampai dirumahnya, untuk apa disembunyikan lagi. Eomma suka lawak deh.
Baru beberapa menginjakkan kaki didalam rumah ini, appa sudah disambut oleh temannya itu dan keduanya berjabat tangan. Aku tampak pernah melihat pria ini, tapi.. dimana? Seorang yeoja seumuran eomma juga sudah muncul dan lagi2 aku penasaran. Aku pernah menatap kedua orang ini namun aku tak bisa mengingatnya. Sepayah itukah ingatanku?
“minseo sangat cantik hari ini” kata ahjumma itu. Aku hanya membalas dengan senyuman. Tak lama kemudian, kami beralih ke ruang makan dan aku melihat.... mwo ? dia ? leeteuk oppa? Mengapa dia bisa disini? Perasaan kaget, penasaran, gugup, panik, semua bercampur menjadi satu. Ia berdiri dan membungkukkan badan pada appa, kurasa begitu.
“annyeong ahjussi” katanya.
Hmm? Apa maksudnya ini? aku sama sekali tak mengerti.
Leeteuk’s pov
Siapa dia ? Minseo-kah? Apakah benar itu Minseo? Cantik sekali ia malam ini. benar2 berbeda sejak pertama kali aku mengenalnya. Sejak saat itu.. ia masih tampak seperti orang bule yang nyasar ke korea karena wajahnya sama sekali tak terlihat wajah orang korea. Namun sekarang? Dari atas rambutnya, matanya, hidungnya, dan eumm... bibirnya, semuanya indah. Bak malaikat yang turun dari langit ketujuh. Aku bahkan tak bisa berkedip ataupun sampai mengalihkan pandanganku darinya. aku begitu menikmati pemandangan yang kini berada dihadapanku. Seorang malaikat yang duduk didepanku sambil tersenyum manis. Oh, mungkin tidak tersenyum manis. Aku salah, ia lebih tampak seperti orang kebingungan dan seperti anak yang kehilangan orang tuanya dijalanan -_- raut wajahnya yang ia paksakan tersenyum elegan tetap saja tidak bisa menutupi bahkan menghilangkan rasa heran dan gugupnya, kurasa begitu.
pov’s end
--
Mengapa ia menatapku seperti itu ? sudah kukatakan untuk kesekian kalinya, aku tak suka tatapannya padaku. Begitu tajam dan menyeramkan, mungkin. Yang jelas aku tidak suka! Senyumnya tampak senyum smirk dan sedikit evil. Apa maksudnya? Apakah ia menertawaiku yang kebingungan? Ada apaa ini sebenarnya eomma ? tolong beritahu aku secepatnya.
“lantas apakah Minseo sudah tahu semuanya?” tanya ahjussi. Aku menatap semuanya heran mengisyaratkan aku bahkan tak tahu apa apa. Semuanya berbalik menatapku dan aku hanya... diam dengan perasaan begitu bodoh.
“jadi, appa dan eomma merasa bahwa kalian cocok. Bagaimana kalau kalian mencoba menjalaninya terlebih dahulu ?” timpal appa langsung.
Mataku membulat sempurna tak percaya. Maksudnya?
“lagipula ahjussi dan ahjumma juga sudah setuju. Bahkan leeteuk juga sudah berpikir demikian. Ia tampak menyukaimu” sambung ahjumma tak kalah heboh.
Aku yang baru saja meneguk segelas air putih bertujuan untuk menjernihkan pikiranku agar tak berpikir yang macam2 malah tersendak dan air yang ada didalam mulutku hampir keluar jika tak kutahan dengan sapu tangan.
“eomma...” suara leeteuk mulai terdengar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar