Aku dan jung soo oppa sedang ditaman pojok kota seoul. Hari
ini kami terakhir masuk sekolah dan selanjutnya kami sudah libur. Jung soo oppa
sedang memainkan gitar untukku. Namun sayang sekali tiba2 hujan mengguyur deras
alhasil jung soo oppa membawaku kebawah pohon.
“oppaa -_____- mao mati disamber gledek yah?” tanyaku kesal.
Gak romantis sekali. sudah hujan dibawa kebawah pohon, sukur2 kalo gak kesamber
petir -_-
“oiyah, mian. Aku panik. Sudah ayo cepat kesana” jawabnya
menggaruk rambut tebalnya dan segera menarikku menuju telephone box itu.
Aku sangat gugup dan tak berani menatapnya. Aku dan jung soo
oppa baru berpacaran setengah tahun dan jujur aku belum siap dengan keadaan
seperti ini. telephone bos ini terlalu kecil untuk kami berdua. Apakah aku yang
tambah gemuk ? aigoo..
Aku menatapnya sesekali dan kini ia sudah menatapku terlebih
dahulu. Mataku tiba2 saja tidak bisa kualihkan dari matanya dan menatapnya
lekat. Kurasa wajahnya mendekat.
Deg deg.. deg deg.. dag dig dug seeerrrr...
Jantungku bergerak cepat tak menentu. Wajahnya 5 cm.. 4 cm..
•
• •
3 cm.. 2 cm.. 1 cm..
Dan Jung soo oppa benar2 menciumku. Kejadian ini benar2
mirip seperti saat itu. Dimana jung soo oppa menempelkan bibirnya dengan
bibirku ditempat ini. tempat sempit didalam taman indah yang dipenuhi pohon
singkong serta ubi dan tepat pada saat hujan turun dengan deras.
Pada akhirnya aku mengulang kembali kejadian itu, kejadian
masa SMA, dimana aku bertemu dengan cinta pertamaku. Pergi berkencan dan untuk
pertama kalinya seorang namja menciumku, yaitu Jung Soo oppa. Ia telah
mengambil hatiku dengan mudahnya. Kau memang hebat oppa, namja terkeren yang
pernah kutemui. Lalu sungmin oppa? Namja terimut yang pernah kutemui pastinya.
Untuk kedua kalinya kami menautkan kedua bibir kami di tempat
ini. tempat yang sama persis dan dalam keadaan yang sama percis. Kenangan manis
yang akan kubawa hingga waktuku habis. Rintikkan hujan yang deras yang turun
menyerbu membasahi bumi menemani kami dalam drama hidup ini. drama kehidupanku
yang sangat menyenangkan. Suara hujan yang pecah ketika menyentuh aspal benar2
meneduhkan hati.
Dan mengenai perjodohan itu, semua akan tetap berlanjut
seperti yang direncanakan. Menikah dengan Park Jung Soo oppa, pangeran putih
yang sering kusebut dulu karena kecintaannya pada warna putih , dan juga
kebaikan hatinya yang polos. Menikah di gereja yang terdapat pada kota Busan
yang jauh dari seoul yang merupakan impiannya.
“oppa, aku akan mewujudkan impianmu untuk menikah digereja
kristal itu” kataku disela ciuman kami.
“ne, gomawo Ahn Minseo. Sarangaheyo” jawabnya lembut dan
kembali mencium bibirku.
Aku benar2 tidak menyangka ini. Sungguh kebetulan yang
sangat menyenangkan. Saranghae Park Jung Soo oppa.
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar