Leeteuk’s pov
Ia memelukku? Yang benar? Ahhh.. tidak tidak.. apakah ini
mimpi? Tubuhnya yang mungil memeluk diriku membuatku cukup merasa hangat.
Sangat hangat. Aku membalas pelukannya, ini sangat langka. Apakah ia mengingat
semuanya? Kejadian beberapa tahun silam yang persis seperti ini? namun bedanya
pada saat itu aku dan dia masih memakai seragam SMA.
“Park Jung Soo oppa”
Kalimat yang ia ucapkan barusan cukup membuatku kaget. ia
mengenalku? Dan aku baru benar2 sadar bahwa aku juga mengenalnya.
“hmm?”
“mianhe, aku tidak mengenalmu sejak pertama kali kita
bertemu. Kau banyak berubah. Semenjak kecelakaan itu, aku baru bisa
mengingatmu.” Katanya dan kurasa ia tersenyum.
“ne, gwenchana. Mian aku tidak memberitahumu bahwa kita
pernah bertemu dan dekat beberapa tahun lalu. Aku masih bekum percaya bahwa
kita bertemu kembali setelah sekian lama kau pergi dari kehidupanku. Aku benar2
merindukanmu Minseo-ah”
Minseo tersenyum dan melonggarkan pelukannya untuk
menatapku.
“lantas mengapa kau mengganti namamu?”
“namaku tetap Park Jung Soo dan selamanya hanya Park Jung
Soo. Leeteuk hanya nama panggilanku dewasa ini.” jawabku seraya tersenyum
mencoba meluluhkannya dengan lesung pipiku yang begitu manis.
Ia kembali memelukku dan menikmati hangatnya suhu tubuhku. Begitupun
juga denganku.
Minseo’s pov
Akhirnya aku bisa bertemunya lagi. Setelah sekian lama, aku
bertemu dengan cinta pertamaku semasa SMA dulu. Dan aku sudah memutuskan detik
ini juga, aku akan menetap dikorea bersama jung soo oppa dan memutuskan
hubunganku dengan kibum oppa.
Kibum oppa, mianhe. Bukan maksudku mencampakkanmu begitu
saja. Namun inilah yang kucari selama ini. aku bahagia bersamamu. Gomawo untuk
semuanya. Namun aku akan lebih bahagia jika bersama jung soo oppa. Sedikit
terdengar egois memang, kau akan bahagiakan apabila aku juga bahagia? Sekali
lagi mianhe kibum oppa, jeongmal mianheyo.
“minseo, kau tahu tidak masih ada beberapa hal yang
mengganggu pikiranku?”
“ani. Apa itu oppa?”
Leeteuk oppa menghela napas panjang hingga nafasnya menerpa
helai2 anak rambutku.
“kau tahu, pada saat kau kecelakaan, sungmin terus memberimu
nafas buatan. Aku merasa... galau?!?! Iisshh, apakah ia menikmati itu hingga ia
ketagihan? Aahh, aku kesal terhadapnya” jelas leeteuk oppa dengan nada cemburu
dan sifat kekanak kanakannya mulai kumat.
“oppa... sudahlah, kau memang tidak berubah yah, dari dulu
tampangmu yang paling dewasa, namun pikiranmu yang selalu paling kekanak
kanakkan dan cengengesan.”
Aku cekikikan dan memukul dadanya pelan. Ia hanya menggurutu
pelan sambil mulut komat kamit memarahi sungmin oppa.
“sungmin oppa boleh memberiku napas buatan puluhan kali,
tapi bibirku hanya untukmu oppa. Untuk yang pertama dan terakhir”
Aku dan leeteuk oppa akhirnya saling menatap dan diam. Hujan
turun semakin deras dan sesekali geledek merusuhkan (?) dunia membuat keduanya
kaget. minseo mengeratkan pelukannya pada leeteuk.
“kau masih takut geledek, huh?” tanya leeteuk menggoda
Minseo. Minseo menunduk namuns esaat kemudian mendongak menatap leeteuk.
Dan keduanya diam dan tenggekamn kedalam pikiran masing2.
Sibuk dengan pikiran masing2, saling menatap mematung satu sama lain. Leeteuk
menatap lekat di pupil mataku dan mencoba menebak apa yang kupikirkan, begitu
pula denganku. Semuanya kurasa clueless. Mungkin dipikiran kami berdua sedang
memutarkan sebuah video tua yang sama dalam benak masing2.
•
• •
Tidak ada komentar:
Posting Komentar