Kamis, 14 Juni 2012

Our Kiss part 6


Dan aku perlahan mulai mengerti apa yang dimaksud oleh dua keluarga ini. jadi maksudnya aku dijodohkan dengan ... eumm... leeteuk oppa ? benarkah itu?
Aku bergeming dan diam. Tidak menjawab apapun dan tak menunjukkan ekspresi apapun. Suasana kaku itu terjadi lagi dimana semua orang menatapku serius seolah menatapku seperti harimau kelaparan hanya untuk menunggu jawaban yang keluar dari mulutku.
“hmm?” satu2 nya kata yang bisa ku keluarkan saat ini. lima pasang mata lagi2 menatapku sangar. Aku pun mengerti apa yang dikmaksud dan apa yang diinginkan. Aku memperbaiki sikap dudukku dan kutegaskan tatapanku pada semuanya.
“baiklah, kita coba saja jalani terlebih dahulu” ucapku akhirnya.
Semua tampak lega dan puas dengan jawabanku barusan, bahkan namja itu. Ia lagi2 tersenyum smirk. Apa yang kukatakan barusan ? apakah jawabanku salah ? aku tidak percaya aku mengatakan ini dengan pedenya dan sekarang... yaa ampun! Bagaimana ini? aku sudah terlanjur menjawab dan .... kuyakin ini semua pasti jadi. Jadi dalam arti aku dan leeteuk oppa ? akan JADI untuk ... eummm.. menikah ? Oh My God, please safe me and let me go from this case. I can’t stand anymore, batinku. Aku shock, sangat. Aku terlanjur mengatakan ituu. Apa yang harus kukatakan pada kibum oppa ?
 **
Keesokan harinya, aku memutuskan untuk bertemu degan sahabat lamaku, Lee Sungmin. Namja paling cute satu sekolahan. Aku masih ingat jelas itu. Si pinky boy yang sangat aegyo dan imut. Aku tertawa sendiri dalam perjalanan menuju cafe untuk bertemu dengannya.
“oppa...”
Kulambaikan tanganku padanya dan ia menatapku dan segera mengenaliku.
Sungmin’s pov
Ah.. itu dia. Ahn Minseo yang dulu ku kenal dingin dan jenius. Ia tampak begitu berubah dan berbeda. Lebih spesifik nya ia tampak seperti yeoja bule. Bagaimana bisa ?
Aku mempersilahkannya duduk didepanku dan kami mulai berbincang setelah memesan minuman. Ia menceritakan semuanya tentang hidupnya beberapa tahun terakhir ini. aku sangat terkesan mendengar ceritanya. Ia juga mengatakan bahwa aku tampak lebih keren dan tampan. Kujawab , tentu saja. Aku ini memang lee sungmin yang selalu keren, banggaku.
“bagaimana bisa ?” tanyaku setelah ia katakan bahwa ia berprofesi sebagai gitaris terkenal di kanada. Ia hanya mendelikkan bahunya tanda tak tahu dan itu telah digoreskan oleh Tuhan. Aku mengangguk mengerti.
“tapi oppa, masih ada satu hal lagi” sambungnya
“hmm? Apa itu” tanyaku penasaran. Ia menceritakan sesuatu hal lagi yang mampu membuat aku terkejut tak menyangka.
“dijodohkan? Bagaimana bisa? Bukankah kau kembali kesini hanya untuk berlibur dan akan segera kembali ke kanada? Lalu apakah kau mempunyai namjachingu di sana?” tanyaku panik. Ia hanya mengangguk lemah. Aku tidak tahu itu anggukan untuk jawaban yang mana, kurasa tadi aku menanyakan dua pertanyaan. Atau anggukan itu jawaban untuk kedua pertanyaanku?
“itulah yang kubingungkan. Aku belum sempat mengatakan pada appa dan eomma bahwa aku sudah memiliki namjachingu disana. Bagaimana ini oppa?” tanyanya dengan wajah memelas dan lesu. Ia tampak putus asa dan tak tahu apa yang harus ia lakukan. Aku mengangkat bahuku singkat dan ia menghela napas panjang.
“akan kupikirkan caranya” jawabku seadanya.
Untuk menghilangkan stress, aku akhirnya menghiburnya dengan bercanda ala anak SMA. Tawanya yang lebar membuatku merindukan itu setelah enam tahun tak bertemu dengannya.
Author’s pov
Tiga jam kemudian, Minseo akhirnya memutuskan untuk pulang kerumah. Ia berencana ingin menenangkan dirinya sendiri sebelum semua masalah ini membuatnya menjadi tak waras dan gila. Ia mengendarai mobil dengan melamun dan itu menyebabkan sesuatu yang buruk terjadi.
Minseo’s pov
Aku melamun dan bengong, berharap semua akan terselesaikan dnegan sendirinya dan kurasa tiba2 kepalaku menghantam sesuatu yang keras sebelum semuanya terasa gelap.
BRUKKKK!
Author’s pov
Minseo mengalami kecelakaan, ia menabrak sebuah pohon beringin yang besar dan ia tak memakai sabuk pengaman. Sebuah mobil yang tidak segaja lewat segera menghampiri nya dan segera menolongnya. Beruntung sekalin dirinya karena ternyata orang itu adalah temannya Minseo sendiri yang tak lain adalah sungmin. Sungmin segera membawanya kerumah sakit, namun ia tidak bisa mengantar minseo sendiri, akhirnya ia menelepon temannya.
Belum sampai sepuluh menit, sebuah mobil berhenti tepat ditempat kecelakaan.
“ne hyung, bantu aku membawa temanku kerumah sakit” kata sungmin bergegas.
Leeteuk hanya bisa melongo terperangah menatap siapa gadis itu, gadis yang dikatakan sungmin adalah temannya.
“Ahn Minseo ??” batin leeteuk.
“hyung! Mengapa bengong, ayo cepat kita naik mobilmu saja.”
Teriakkan sungmin sontak membuat leeteuk terbangun dari lamunan tak percayanya. Ia bergegas ke mobil, membukakan pintu untuk sungmin yang sudah basah berlumuran darah yang keluar dari kepala minseo akibat hantaman kuat dengan stir mobilnya. Leeteuk tancap gas dan segera melaju dengan kecepatan tinggi. Jalanan memang masih ramai, tapi untungnya jalanan kota seoul lebar, tidak seperti jakarta , macet dimana-mana -_-
Leeteuk menyetir dengan tak konsentrasi, ia sesekali melirik kebelakang baik melalui cermin depan maupun secara langsung. Terakhir ia lihat sungmin mengikat kepala minseo agar darahnya berhenti mengalir, namun percuma. Namun sekarang ia melihat sungmin sedang ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar