Dan aku perlahan mulai mengerti apa yang dimaksud oleh dua
keluarga ini. jadi maksudnya aku dijodohkan dengan ... eumm... leeteuk oppa ?
benarkah itu?
Aku bergeming dan diam. Tidak menjawab apapun dan tak
menunjukkan ekspresi apapun. Suasana kaku itu terjadi lagi dimana semua orang
menatapku serius seolah menatapku seperti harimau kelaparan hanya untuk
menunggu jawaban yang keluar dari mulutku.
“hmm?” satu2 nya kata yang bisa ku keluarkan saat ini. lima
pasang mata lagi2 menatapku sangar. Aku pun mengerti apa yang dikmaksud dan apa
yang diinginkan. Aku memperbaiki sikap dudukku dan kutegaskan tatapanku pada
semuanya.
“baiklah, kita coba saja jalani terlebih dahulu” ucapku
akhirnya.
Semua tampak lega dan puas dengan jawabanku barusan, bahkan
namja itu. Ia lagi2 tersenyum smirk. Apa yang kukatakan barusan ? apakah
jawabanku salah ? aku tidak percaya aku mengatakan ini dengan pedenya dan
sekarang... yaa ampun! Bagaimana ini? aku sudah terlanjur menjawab dan ....
kuyakin ini semua pasti jadi. Jadi dalam arti aku dan leeteuk oppa ? akan JADI
untuk ... eummm.. menikah ? Oh My God, please safe me and let me go from this
case. I can’t stand anymore, batinku. Aku shock, sangat. Aku terlanjur
mengatakan ituu. Apa yang harus kukatakan pada kibum oppa ?
**
Keesokan harinya, aku memutuskan untuk bertemu degan sahabat
lamaku, Lee Sungmin. Namja paling cute satu sekolahan. Aku masih ingat jelas
itu. Si pinky boy yang sangat aegyo dan imut. Aku tertawa sendiri dalam
perjalanan menuju cafe untuk bertemu dengannya.
“oppa...”
Kulambaikan tanganku padanya dan ia menatapku dan segera
mengenaliku.
Sungmin’s pov
Ah.. itu dia. Ahn Minseo yang dulu ku kenal dingin dan
jenius. Ia tampak begitu berubah dan berbeda. Lebih spesifik nya ia tampak
seperti yeoja bule. Bagaimana bisa ?
Aku mempersilahkannya duduk didepanku dan kami mulai
berbincang setelah memesan minuman. Ia menceritakan semuanya tentang hidupnya
beberapa tahun terakhir ini. aku sangat terkesan mendengar ceritanya. Ia juga
mengatakan bahwa aku tampak lebih keren dan tampan. Kujawab , tentu saja. Aku
ini memang lee sungmin yang selalu keren, banggaku.
“bagaimana bisa ?” tanyaku setelah ia katakan bahwa ia
berprofesi sebagai gitaris terkenal di kanada. Ia hanya mendelikkan bahunya
tanda tak tahu dan itu telah digoreskan oleh Tuhan. Aku mengangguk mengerti.
“tapi oppa, masih ada satu hal lagi” sambungnya
“hmm? Apa itu” tanyaku penasaran. Ia menceritakan sesuatu
hal lagi yang mampu membuat aku terkejut tak menyangka.
“dijodohkan? Bagaimana bisa? Bukankah kau kembali kesini
hanya untuk berlibur dan akan segera kembali ke kanada? Lalu apakah kau
mempunyai namjachingu di sana?” tanyaku panik. Ia hanya mengangguk lemah. Aku
tidak tahu itu anggukan untuk jawaban yang mana, kurasa tadi aku menanyakan dua
pertanyaan. Atau anggukan itu jawaban untuk kedua pertanyaanku?
“itulah yang kubingungkan. Aku belum sempat mengatakan pada
appa dan eomma bahwa aku sudah memiliki namjachingu disana. Bagaimana ini
oppa?” tanyanya dengan wajah memelas dan lesu. Ia tampak putus asa dan tak tahu
apa yang harus ia lakukan. Aku mengangkat bahuku singkat dan ia menghela napas
panjang.
“akan kupikirkan caranya” jawabku seadanya.
Untuk menghilangkan stress, aku akhirnya menghiburnya dengan
bercanda ala anak SMA. Tawanya yang lebar membuatku merindukan itu setelah enam
tahun tak bertemu dengannya.
Author’s pov
Tiga jam kemudian, Minseo akhirnya memutuskan untuk pulang
kerumah. Ia berencana ingin menenangkan dirinya sendiri sebelum semua masalah
ini membuatnya menjadi tak waras dan gila. Ia mengendarai mobil dengan melamun
dan itu menyebabkan sesuatu yang buruk terjadi.
Minseo’s pov
Aku melamun dan bengong, berharap semua akan terselesaikan
dnegan sendirinya dan kurasa tiba2 kepalaku menghantam sesuatu yang keras
sebelum semuanya terasa gelap.
BRUKKKK!
Author’s pov
Minseo mengalami kecelakaan, ia menabrak sebuah pohon
beringin yang besar dan ia tak memakai sabuk pengaman. Sebuah mobil yang tidak
segaja lewat segera menghampiri nya dan segera menolongnya. Beruntung sekalin
dirinya karena ternyata orang itu adalah temannya Minseo sendiri yang tak lain
adalah sungmin. Sungmin segera membawanya kerumah sakit, namun ia tidak bisa
mengantar minseo sendiri, akhirnya ia menelepon temannya.
Belum sampai sepuluh menit, sebuah mobil berhenti tepat
ditempat kecelakaan.
“ne hyung, bantu aku membawa temanku kerumah sakit” kata
sungmin bergegas.
Leeteuk hanya bisa melongo terperangah menatap siapa gadis
itu, gadis yang dikatakan sungmin adalah temannya.
“Ahn Minseo ??” batin leeteuk.
“hyung! Mengapa bengong, ayo cepat kita naik mobilmu saja.”
Teriakkan sungmin sontak membuat leeteuk terbangun dari
lamunan tak percayanya. Ia bergegas ke mobil, membukakan pintu untuk sungmin
yang sudah basah berlumuran darah yang keluar dari kepala minseo akibat
hantaman kuat dengan stir mobilnya. Leeteuk tancap gas dan segera melaju dengan
kecepatan tinggi. Jalanan memang masih ramai, tapi untungnya jalanan kota seoul
lebar, tidak seperti jakarta , macet dimana-mana -_-
Leeteuk menyetir dengan tak konsentrasi, ia sesekali melirik
kebelakang baik melalui cermin depan maupun secara langsung. Terakhir ia lihat
sungmin mengikat kepala minseo agar darahnya berhenti mengalir, namun percuma.
Namun sekarang ia melihat sungmin sedang ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar